Kebaikan Sifat Dasar Manusia

16

6. Lao Tzu, Tahap Kedua Tao Te Chia

Lao Tzu adalah penduduk asli Negara Ch’u. Ajarannya berkenaan dengan Tao, Te, dan pembalikan adalah gerak balik Tao.

a. Tao, yang Tak Bisa Diberi Nama

Sesungguhnya Tao tidak bisa diberi nama. Tetapi karena kita ingin membicarakannya, maka terpaksa memberinya sejenis acuan. Oleh karena itu, kita menyebutnya Tao, yang sebenarnya bukanlah sebuah nama Fung: 2007. Yang - Ada bisa diberi nama, akan tetapi Yang - Tiada tidak bernama. Fung 2007: 123 menyatakan bahwa Segala sesuatu di dalam dunia menjadi ada dari Yang - ada Yu dan Yang - Ada menjadi ada dari Yang - Tiada Wu. ………………………………………………………………………………... Dari Tao muncul satu. Dari satu muncul dua. Dari dua muncul tiga. Dari tiga muncul segala sesuatu. Maksud dari kandungan kalimat di atas, adalah: dari Tao muncul satu, artinya dari Yang - Tiada muncul Yang - Ada. Dari satu muncul dua, dari dua muncul tiga, dari tiga muncul segala sesuatu, artinya dari Yang - Ada muncul segala sesuatu. Yang - Ada adalah satu, dua, tiga permulaan dari yang banyak.

b. Hukum Alam yang Tidak Berubah

Dari Tao muncul satu, artinya bahwa Tao adalah Yang Maha Tunggal. Oleh karenanya, hukum-Nya yang tiada berubah atau kekal. Menurut Fung 2007, pembalikan adalah gerak balik Tao. Hukum tersebut disebut dengan yang tidak berubah. Ketika sesuatu itu mencapai posisi ekstrem, maka akan berbalik darinya. 17 Hal ini sejalan dengan Hairus 2011, bahwa di kehidupan terdapat hokum keterbalikan law of reversion , bahwa “to go further and further meanst to revert again ” pergi terus dan terus berarti berbalik lagi. Setiap titik ekstrem merupakan tipping point titik balik, seperti misalnya yang telah berada di puncak atas hanya punya kemungkinan untuk turun. Sebagai contoh, jika seorang siswa baru saja menyelesaikan buku pelajaran biologinya, kemudian mengira bahwa dia telah mengetahui segala hal yang harus diketahuinya tentang ilmu pengetahuan tersebut, pastilah dia tidak bisa menggapai kemajuan lebih lanjut dalam pengetahuannya dan niscaya akan berbalik mundur. Mudah puas merupakan jaminan agar seseorang tidak bergerak terlalu jauh.

c. Te, Kesederhanaan

Agar hidup selamat dalam dunia dan mencapai tujuan - tujuannya, seseorang harus mengikuti Te yaitu hidup sesederhana mungkin. Menurut Fung 2007, Tao adalah yang dengan-Nyalah segala sesuatu menjadi ada. Dalam proses menjadi ada ini, masing - masing sesuatu memperoleh Te. Te adalah kekuatan. Tao ibarat balok yang belum diukir. Tidak ada sesuatu yang lebih sederhana daripada Tao. Te adalah sesuatu yang paling sederhana berikutnya. Manusia harus mengikuti Te, hidup sesederhana mungkin. Seandainya dia ingin mencapai apapun, dia awali dengan hal - hal yang bertentangan dengan yang diinginkan tersebut. Sebagai contoh seorang yang cerdas biarkan tampak bodoh. Karena dengan hal itu, tidak ada orang yang memanfaatkannya atau berusaha 18 menyainginya. Dia bisa terus melangkah ke depan tanpa ada penghalang yang mengganggunya.

d. Tidak Melakukan Apapun

Tao adalah yang menyebabkan adanya segala sesuatu. Tao bukanlah sesuatu, akan tetapi menyebabkan segala sesuatu menjadi ada. Tao tidak memiliki sifat yang sama seperti segala sesuatu. Oleh karenanya, Dia tidak melakukan apapun, akan tetapi tidak ada sesuatupun yang tidak dikerjakan-Nya. Menurut Fung 2007, seorang penguasa harus mengikuti Tao, tidak melakukan apapun untuk rakyatnya. Hendaknya dia membiarkan rakyat melakukan apapun yang bisa mereka kerjakan sendiri. Kekacauan di dunia muncul karena terlalu banyak hal yang dikerjakan. Misalnya, semakin banyak senjata tajam yang dimiliki rakyat, maka negara semakin kacau. Semakin banyak terdapat pengrajin ahli yang cerdik, maka semakin banyak terdapat rekayasa yang busuk. Hal ini diperkuat oleh Ordy 2010, bahwa penguasa bijaksana adalah campakkan kearifan, singkirkan pengetahuan, maka rakyat akan memperoleh manfaat seratus kali lipat; campakkan rasa kemanusiaan, singkirkan rasa keadilan, maka rakyat akan menjadi penurut dan memiliki rasa kebersamaan; campakkan keahlian, singkirkan keuntungan, maka pencuri akan lenyap; jangan mengagung - agungkan orang - orang terhormat, maka rakyat tidak akan bertengkar lagi; jangan memandang tinggi benda - benda berharga yang sulit diperoleh, maka pencuri tidak aka nada lagi. Intinya, jika rakyat tidak pernah melihat benda - benda yang membangkitkan keinginan, maka pikiran mereka tidak akan rancu.