Tabel 49 Lanjutan
No. Aspek
Indikator Hasil Kajian Pustaka FGD
RPJMD Kota Bandarlampung
4 Teknologi
1. Sistem drainase kota -
Tertatanya daerah bantaran sungai; -
Berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase;
- Berkurangnya titik banjir;
2. Sistem limbah kota -
Tersedianya instalasi penanganan air limbah yang bersifat komunal;
- Terpantaunya IPAL pada industri
dan fasilitas umum lainnya 3. Sistem pelayanan air
bersih Meningkatnya cakupan pelayanan air
bersih mencapai 45; 4. Sistem pengelolaan
sampah Volume sampah tertangani 90
5. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau
Meningkatnya keindahan dan kenyamanan kota
6. Ketersediaan jalan panjang jalan
- Meningkatnya jumlah jalan yang
kondsisinya mantap baik; -
Bertambahnya panjang jalan kota dan jalan lingkungan;
7. Ketersedian jalur pejalan kaki atau pedestrian
- 8. Ketersediaan jalur
sepedakendaraan non motor
- 9. Ketersediaan angkutan
umum Bertambahnya fasilitas lalu lintas dan
angkutan massal; 5
Tata Kelola Pemerintahan
1. Peraturan ttg infrastruktur
Meningkatkatnya jumlah Perda yang disahkan.
2. Perencanaan infrastruktur
- Tersedianya data dan informasi
terkait perencanaan; -
Terlaksananya proses dan tahapan perencanaan sesuai ketentuan;
3. Institusi yang mewadahi antar sektor
- 4. Kepemimpinan visioner
- 5. Penegakan hukum dan
penerapan sanksi -
6. Kondisi sospol daerah -
7. Call center pengaduan masyarakat
Tersedianya media
pengaduan masyarakat
terkait pelayanan
pemerintahan; 8. Anggaran infrastruktur
- Tercapainya
laporan keuangan
wajar tanpa pengecualian; -
Tertib administrasi
pengelolaan keuangan daerah;
9. Kapasitas SDM di pemerintahan
- Berkurangnya jumlah PNS yang
melanggar disiplin; -
Meningkatnya jumlah PNS yang mengikuti pendidikan fungsional
dan struktural; 10. Partisipasi masyarakat
-
Tabel 49 menunjukkan kriteria dan indikator pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang berpengaruh dalam dokumen perencanaan pembangunan yaitu
sebanyak 28 yang terdiri dari 6 untuk kriteria lingkungan, 5 untuk kriteria sosial, 5 untuk kriteria ekonomi, 7 untuk kriteria teknologi dan 5 untuk kriteria tata kelola
pemerintahan. Kriteria lingkungan terdiri dari: berkurangnya laju kerusakan gunung dan bukit, tertatanya kawasan kumuh perkotaan, penggunaan lahan
terbangun, berkurangnya polusi udara, terjaganya daerah resapan air dan sumber- sumber air, dan berkurang titik kemacetan. Kriteria sosial yang meliputi:
meningkatnya angka IPM; berkurang jumlah masyarakat miskin; terjaga stabilitas, kerukunan dan ketertiban masyarakat; pengolahan sampah oleh masyarakat.
Kriteria ekonomi terdiri dari: pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan PAD, Laju pertumbuhan PDRB, laju KUMKM, UMR sesuai KHL. Kriteria teknologi:
meningkatnya jumlah jalan kota dan lingkungan; tertata kawasan bantaran sungai RTH; berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase; meningkat pelayanan air
bersih; tersedia instalasi saluran limbah; tersedia fasilitas lalu lintas dan angkutan massal. Kriteria tata kelola pemerintahan yang meliputi: meningkatnya jumlah
Perda yang disyahkan, peningkatan kapasitas PNS melalui disiplin dan pendidikan; tersedianya media pengaduan masyarakat; tersedia informasi
perencanaan, terlaksana perencanaan sesuai ketentuan.
6.3.3 Indikator prioritas dalam pembangunan Infrastruktur berkelanjutan
Indikator berpengaruh dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan pada bagian ini adalah gabungan dari tiga hasil terdahulu yaitu: 1 hasil MDS
yang merupakan pendapat stakeholder, 2 hasil kajian dokumen perencanaan dan kebijakan dan 3 hasil survei ke masyarakat. Indikator kunci hasil MDS
terdahulu, sebanyak 26 indikator, kemudian digabung dengan hasil survei masyarakat sebanyak 24 indikator penting dan hasil kajian indikator dalam
dokumen perencanaan infrastruktur sebanyak 28 indikator untuk memperoleh indikator
yang paling
berpengaruh dalam
pembangunan infrastruktur
berkelanjutan. Indikator gabungan yang dimaksud adalah indikator yang minimal muncul dua kali dalam ke tiga tahapan analisis yang dilakukan, maka diperoleh 27
indikator. Penggabungan ke tiga hasil tersebut dapat dilihat pada Gambar 21.
Indikator gabungan tersebut kemudian didiskusikan oleh pakar dalam FGD dan pakar merekomendasikan 4 indikator yang paling representatif untuk
mewakili setiap kriteria dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan, sehingga diperoleh 20 indikator yang akan diolah pada tahapan ANP. Tabel 50
menunjukkan indikator untuk kriteria lingkungan adalah: ketersediaan air baku, kualitas udara, kerusakan kawasan lindung, kualitas air, kemacetan lalu lintas dan
perkembangan lahan terbangun. Untuk kriteria sosial yaitu: perkembangan IPM, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, serta perilaku masyarakat.
Untuk kriteria ekonomi mencakup: laju investasi, pendapatan per kapita, laju ekonomi lokal dan UMK. Untuk kriteria teknologi terdiri dari: ketersediaan sistem
air bersih, pengelolaan sampah, jaringan jalan, jaringan limbah, jaringan drainase, ruang terbuka hijau dan angkutan umum.
Keterangan Gambar: 1.
Kualitas udara 2.
Kualitas air 3.
Kerusakan kawasan lindung gunung,lereng,bukit
4. Kualitas tanah
5. Luas kawasan kumuh
6. Laju penggunaanlahan terbangun
7. Ketersediaan air baku
8. Tingkat Kemacetan lalu lintas
9. IPM Indeks Pemb. Manusia
10. Jumlah penduduk miskin
11. Partisipasi Masyarakat
12. Tingkat pengangguran
13. Perilaku masyarakat
14. Keamanan dan Ketertiban
15. Laju investasi
16. Pendapatan perkapita
17. Laju ekonomi lokal
18. Laju Pendapatan Asli daerah
19. UMK Upah Minimum Kota
20. Laju APBD
21. Ketersediaan sist. Air Bersih
22. Ketersediaan sistem RTH
23. Ketersediaan jaingan jalan
24. Ketersediaan fas. pejalan kaki
25. Ketersediaan sistem pengelolaan
sampah 26.
Ketersediaan sistem limbah 27.
Ketersediaan jalur sepeda 28.
Ketersediaan Angktan Umum 29.
Ketersediaan sistem drainase 30.
Penegakan Hukum 31.
Call center pengaduan 32.
Intitusi antar sektor 33.
Kepemimpinan yg visioner 34.
Kondisi sosial politik daerah 35.
Peraturan tentang infrastruktur 36.
Perencanaan 37.
Anggaran 38.
Kapasitas SDM pemerintahan
Tabel 50 juga menunjukkan untuk kriteria tata kelola pemerintahan yaitu:
kepemimpinan yang visioner, call center pengaduan masyarakat, penegakan hukum dan sanksi, perencanaan infrastruktur serta anggaran infrastruktur.
Beberapa indikator yang merupakan indikator gabungan, seperti: indikator partisipasi masyarakat pada kriteria sosial adalah gabungan indikator keterlibatan
masyarakat dalam pembuatan sistem limbah, pengolahan sampah, penyediaan ruang terbuka hijau dan pembangunan bidang resapan. Indikator pengangguran
digabung dengan indikator angka IPM. Pada kriteria teknologi indikator sistem air limbah digabung dengan indikator sistem pengelolaan sampah limbah padat dan
limbah cair. Gambar 21 Diagram ven indikator berpengaruh dalam pembangunan
infrastruktur berkelanjutan
Tabel 50 Indikator gabungan hasil MDS, pada dokumen rencana dan hasil survei masyarakat
Indikator kunci hasil MDS stakeholder
26 indikator Indikator dalam
Perencanaan Pemb. 28 indikator
Indikator penting menurut masyarakat
24 indikator Hasil gabungan 3
kali 2 kali muncul 27 indikator
Indikator berengaruh hasil FGD pakar
20 indikator Kriteria Lingkungan
1. Kualitas udara 2. Kualitas air
3. Kerusakan kawasan lindung
4. Kualitas tanah 1. Kerusakan kawasan
lindung gunung, bukit dan lereng
2. Kawasan kumuh 3. Perkembangan
lahan terbangun 4. Ketersediaan air
baku 5. Kualitas udara
6. Kemacetan lalin 1. Kemacetan lalu
lintas 2. Kualitas air
3. Ketersediaan air baku
4. Kualitas udara 5. Perkembangan
lahan terbangun 1. Kualitas udara
2. Kualitas air 3. Kerusakan kawasan
lindung 4. Penggunaan lahan
terbangun 5. Ketersediaan air
baku 6. Kemacetan lalu
lintas 1. Ketersediaan air
baku 2. Kualitas udara
3. Kerusakan kawasan lindung
4. Perkembangan lahan terbangun
Kriteria Sosial
1. Perkembangan Indeks Pem-
bangunan Manusia 2. Pembuatan sistem
air limbah oleh masyarakat
3. Tingkat pengangguran
4. Pengelolaan sampah oleh
masyarakat 5. Pembuatan resapan
air oleh masy. 6. Pembuatan sumur
oleh masyarakat 1. Perkembangan
Angka IPM 2. Jumlah Penduduk
Miskin 3. Pengelolaan
sampah oleh masyarakat
4. Keamanan dan ketertiban
5. Tingkat pengangguran
1. Perkembangan angka IPM
2. Keamanan dan ketertiban
3. Tingkat pengangguran
4. Pengolahan sampah oleh masyarakat
5. Perilaku masyarakat 1. Perkembangan
angka IPM 2. Partisipasi
masyarakat pengelolaan
sampah 3. Tingkat
pengangguran 4. Perilaku masyarakat
5. Keamanan, keselamat-an,
kenyamanan, kepuasan, ketertiban
1. Perkembangan angka IPM
2. Keamanan dan ketertiban
3. Partisipasi masyarakat
4. Perilaku masyarakat
Kriteria Ekonomi
1. Laju investasi 2. Pendapatan
perkapita 3. Laju ekonomi lokal
1. Laju ekonomi PDRB
2. Laju investasi 3. Pendapatan Asli
Daerah PAD 4. Upah Minimum
Kota UMK 5. Laju ekonomi lokal
1. Tingkat UMK 2. Pertumbuhan
ekonomi lokal 3. Pertumbuhan
APBD 4. Pertumbuhan
ekonomi PDRB 1. Laju investasi
2. Pendapatan perkapita
PDRBjmlpddk 3. Laju ekonomi lokal
4. Upah Minimum Kota UMK
1. Laju investasi 2. Pendapatan
perkapita 3. Laju ekonomi lokal
4. UMK
Kriteria Teknologi
1. Ketersediaan sistem air bersih
2. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau
3. Ketersediaan jalan 4. Ketersediaan fas.
pejalan kaki 5. Ketersediaan Sist.
pengelolaan sampah 6. Ketersedian sistem
air limbah 7. Ketersediaan jalur
sepedanon motor 8. Ketersediaan sistem
angkutan umum 1. Ketersediaan sistem
air bersih 2. Ketersediaan sistem
pengelolaan sampah 3. Ketersediaan sistem
drainase 4. Ketersediaan Ruang
Terbuka Hijau RTH
5. Ketersedian sistem air limbah
6. Ketersediaan sistem angkutan umum
7. Ketersediaan jalan 1. Ketersediaan
Sistem air bersih 2. Ketersediaan sistem
pengelolaan sampah 3. Ketersediaan
Sistem drainase 4. Ketersediaan Ruang
Terbuka Hijau RTH
5. Ketersediaan Sistem air limbah
6. Ketersediaan angkutan umum
1. Ketersediaan sistem air bersih
2. Ketersediaan sistem RTH
3. Ketersediaan jaingan jalan
4. Ketersediaan sistem pengelolaan sampah
5. Ketersediaan sistem limbah
6. Ketersediaan Angktan Umum
7. Ketersediaan sistem
drainase 1. Sistem pelayanan
air bersih 2. Sistem pengelolaan
sampahlimbah 3. Ketersediaan Ruang
Terbuka Hijau 4. Angkutan umum
Kriteria Tata kelola Pemerintahan
1. Penegakan hukum 2. Call center
pengaduan masy. 3. Institusi antar sektor
4. Kepemimpinan yang visioner
5. Kondisi sosial politik daerah
1. Perda infrastuktur berkelanjutan
2. Perencanaan infras. berkelanjutan
3. Anggaran infras. berkelanjutan
4. Kapasitas Sumber Daya Manusia
SDM birokrasi 5.
Call center 1. Kepemimpinan
yang visioner 2. Perencanaan
infrastruktur 3. Anggaran
pembangun an infrastruktur
4. Penegakan hukum dan sanksi
1. Penegakan Hukum 2. Call center
pengaduan 3. Kepemimpinan yg
visioner 4. Perencanaan
5. Anggaran 1. Kepemimpinan
yang visioner 2. Penegakan hukum
dan sanksi 3. Perencanaan
infrastruktur 4. Anggaran
pembangunan infrastruktur
6.3.3.1 Struktur model ANP pembangunan infrastruktur berkelanjutan
Struktur model ANP pembangunan infrastruktur berkelanjutan dibangun berdasarkan indikator yang sudah dikonsultasikan dengan pakar. Indikator
tersebut terdiri dari 20, dimana masing-masing 4 indikator untuk ke lima kriteria. Keterkaitan antar indikator baik di dalam kluster maupun keluar kluster dapat
dilihat pada Gambar 22 dan Gambar 23.
Gambar 22 Jaringan keterkaitan antar kriteria pembangunan infrastruktur berkelanjutan dalam ANP
Gambar 23 Struktur model ANP pembangunan infrastruktur berkelanjutan
Pemerintahan
6.3.3.2 Hasil Penilaian ANP untuk indikator prioritas
Hasil analisis ANP terhadap 20 indikator terpilih hasil FGD, menghasilkan bobot untuk setiap indikator. Untuk memperoleh indikator prioritas, maka dipilih
bobot yang nilainya melebihi nilai tengah dari interval nilai bobot paling rendah sampai dengan nilai bobot paling tinggi, yaitu antara 0
– 0.7. Dari hasil perhitungan dengan super decisions diketahui bahwa indikator dengan bobot yang
tinggi atau lebih besar dari 0.35 ada 8 indikator. Indikator prioritas untuk kriteria ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi lokal dengan bobot 0.725; untuk kriteria
tata kelola pemerintahan yaitu: perencanaan infrastruktur dengan bobot 0.475 dan anggaran infrastruktur dengan bobot 0.446. Untuk kriteria teknologi, indikator
yang paling berpengaruh adalah ketersediaan sistem air bersih dengan bobot 0.425; untuk kriteria sosial yaitu: partisipasi masyarakat dengan bobot 0.418 dan
perilaku masyarakat dengan bobot 0.404. Pada kriteria lingkungan, indikator yang paling berpengaruh yaitu: kualitas udara dengan bobot 0.369 dan penggunaan
lahan terbangun dengan bobot 0.345 Tabel 51
. Tabel 51 Hasil penilaian ANP untuk indikator prioritas
Kluster Indikator
Rangking Bobot
Kriteria Lingkungan 1. Kualitas udara
2. Penggunaan Lahan Terbangun 3. Ketersediaan Air Baku
4. Kerusakan Kawasan Lindung 7
8 12
13 0.368606
0.344698 0.148823
0.137873
Kriteria Sosial 5. Partisipasi Masyarakat
6. Perilaku Masyarakat 7. Keamanan dan Ketertiban
8. IPM 5
6 15
17 0.417962
0.404128 0.099182
0.078728
Kriteria Ekonomi 9. Pertumbuhan Ekonomi Lokal
10. Laju Investasi Kota 11. Upah Minimum Kota
12. Pendapatan Perkapita 1
10 18
19 0.724725
0.216621 0.030612
0.028042
Kriteria Teknologi 13. Ketersediaan Air bersih
14. Ketersediaan AU 15. Ketersediaan Sistem Persampahan
16. Ketersediaan RTH 4
9 11
14 0.425344
0.236539 0.200489
0.137628
Kriteria Tata kelola Pemerintahan
17. Perencanaan Infrastruktur 18. Anggaran Infrastruktur
19. Penegakan Hukum 20. Kepemimpinan yang visioner
2 3
16 20
0.474703 0.445862
0.079435 0.000000
6.4 Pembahasan
6.4.1 Indikator penting dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan
menurut masyarakat Kota Bandarlampung
Pendapat masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur berkelanjutan dilihat dari 2 tahapan, pertama pilihan masyarakat terhadap indikator yang
berpengaruh, dan kedua pilihan masyarakat menurut tingkat kepentingan pada setiap indikator berpengaruh yang sudah dipilih. Hasil survei menunjukkan bahwa
7 indikator yang berpengaruh yang dipilih masyarakat ada yang tidak sama