Gambar 33 Diagram sebab akibat sub model RTH
Gambar 34 Diagram alir sub model jalan raya
Peng. Lahan terbangun
RTH Penduduk
Pembangunan infrastruktur
+
- -
Kualitas Lingkungan
- +
-
JALAN RAYA
rata_kend_per_km index_macet
kendaraan_utkperj alanan
Fak_hambatan kapasitas_jalan
panjang_jalan pembangunan_utk_
jalan Truk-a
pertum_angkot angkot-a
daya_tarik_bermoto r
angka_penurunan pertum_mp
pertum_motor
Bis pengurangan_bis
fraksi_pengurangan _truk
penambahan_bis pengurangan_angk
ot penambahan_angk
ot fraksi_pengurangan
_bis fraksi_pertum__truk
penambahan_truk pengurangan_truk
pertum_truk Penambahan_motor
Pengurangan_moto r
Pengurangan_mp Penambahan_mp
pertum_bis umur_kendr
mobil_pribadi_a motor-a
Syarat_lebar_jln
Panjang_Jln_Awal umur_motor
fraksi penambahan
rata_perjalanan_ha ri_orang
Penduduk jumlah_perjalanan
volume_lalin
rata_jarak_tempuh
fraksi_pertum_bis fraksi_pertum_angk
ot
Gambar 35 Diagram alir sub model sumber daya air
Gambar 36 Diagram alir sub model limbah padat dan cair
Gambar 37 Diagram alir sub model Ruang Terbuka Hijau RTH
Total_kebutuhan_ai r
IPAL_komunal Total_limbah
Indeks_limbah rasio_limbah
kemampuan_IPAL_k omunal
jumlah_limbah
reduksi_sampah reduksi_limbah
Penduduk kemampuan_angku
t kemampuan_IPAL_
RT limbah_air
IPAL_RT
penambahan_limba h
sampah_per_pddk sampah_terangkut
Sampah penambahan_samp
ah Total_Reduksi
jml_hari
Inde ks _RTH pe ndo ro ng
Se lis ih
fra ks i_gus ur lua s _w ila ya h
s ya ra t_min_RTH
pe mba nguna n_utk_ ja la n
ke butuha n_RTH
RTH P e nggus ura n_RTH
pe rtumbuha n RTH fra ks i_pe rtumbuha n
fraksi_air_baku air_baku
Indeks_butuh_air
Kebutuhan_air_perkapit a
Total_kebutuhan_air laju_limpasan
fraksi_air_permukaan Air_limpasan
fraksi_limpasan air_hujan
penambahan_air_limpas an
Penduduk Kebutuhan_air
jml_hari kap_drai_buatan
index_banjir drainase
panjang_jalan kap_drai_alam
kebocoran air-bersih
Diagram sebab akibat gabungan ketiga sub model atau model pembangunan infrastruktur berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 38.
Gambar 38 Diagram sebab akibat model infrastruktur berkelanjutan
7.3.1.4 Indeks Keberlanjutan Pembangunan Infrastruktur Kota
Indeks keberlanjutan infrastruktur kota IKIK merupakan gabungan dari masing-masing indeks keberlanjutan pada sub model dinamik yang terdiri dari
indeks keberlanjutan penduduk, indeks keberlanjutan ekonomi lokal dan indeks keberlanjutan fisik lingkungan yang meliputi: kebutuhan air bersih, jalan raya,
limbah dan ruang terbuka hijau RTH. Indeks keberlanjutan untuk masing- masing sub model berada pada nilai 0 sampai 1. Untuk indeks penduduk, air
limbah, banjir, dan macet trennya adalah negatif, artinya jika nilai indeks kurang dari 1, maka makin baik atau berkelanjutan. Untuk indeks ekonomi, kebutuhan
air bersih dan RTH trennya adalah positif, artinya jika indeks lebih dari 1, maka makin baik atau berkelanjutan. Diagram alir gabungan 3 sub model infrastruktur
berkelanjutan dan penentuan indeks keberlanjutan dapat dilihat pada Gambar 39.
Penduduk
- +
- angka harapan
hidup Kelahiran
Imigrasi Kepadatan
Penduduk Kematian
Emigrasi
+ -
+
Kualitas Lingkungan
- +
- +
-
+ UMKM
Tenaga Kerja
Pembangunan Infrastruktur
- -
+ +
Kualitas Lingkungan
Ekonomi Lokal +
-
Peng. Lahan terbangun
RTH +
- -
+ -
Banjir Kualitas
lingkungan +
ketersediaan air bersih
air baku RTH
+
+ +
+ curah
hujan +
air permukaan
drainase -
pemggunaan lahan
-
+ +
Peningkatan pergerakan
Bus Kota +
Penduduk
Kapasitas jalan
mobil pribadi +
Jumlah kendaraan
truk
kemacetan lalu lintas
sepeda motor +
+ Angkot
+ +
panjang jalan
+ +
+
+ -
+ +
+ volume lalu
lintas +
- kualitas
lingkungan +
sampah air limbah
+
Kualitas Lingkungan
limbah padat dan cair
kebutuhan air bersih
+ +
- pembangunan
jalan +
+ -
+
Kebutuhan Barang
+ +
+
-
Gambar 39 Diagram alir indeks keberlanjutan pembangunan infrastruktur kota
EKONOMI LOKAL
PENDUDUK
LIMBAH
S UMBERDAYA AIR RUANG TERBUKA HIJAU RTH
JALAN RAYA
I NDEKS KEBERLANJUTAN INFRASTRUKTUR KOTA
Indeks_RTH pendorong
Selisih
fraksi_gusur
fraksi_air_baku air_baku
Indeks_butuh_air
Kebutuhan_air_perkapit a
Total_kebutuhan_air Total_kebutuhan_ai
r luas_wilayah
luas_wilayah
syarat_min_RTH
pembangunan_utk_ jalan
kebutuhan_RTH
laju_limpasan fraksi_air_permukaan
Indeks_pddk
IPAL_komunal Total_limbah
Indeks_limbah rasio_limbah
kemampuan_IPAL_k omunal
Air_limpasan jumlah_limbah
Kepadatan
reduksi_sampah reduksi_limbah
fraksi_limpasan air_hujan
penambahan_air_limpas an
Penduduk
Penduduk kemampuan_angku
t kemampuan_IPAL_
RT angka-kelahiran
limbah_air Penambahan_pddk
IPAL_RT
RTH Usia_harapan
emigrasi
Penggusuran_RTH pertumbuhan RTH
penambahan_limba h
sampah_per_pddk sampah_terangkut
Sampah penambahan_samp
ah Pengurangan_pddk
Total_Reduksi Kepadatan_ideal
fraksi_lahir fraksi_mati
jml_hari
Penduduk Imigrasi
Kebutuhan_air jml_hari
angka_UMi
angka_UM angka_UK
UK
UM Jumlah_UMKM
Unit_UMKM_Ideal Ideal_UMKM
pertumbuhan_UMi
pertumbuhan_UM pertumbuhan_UK
UMi Indek_Ekonomi
Penduduk
fraksi_pertumbuhan rata_kend_per_km
index_macet kendaraan_utkperj
alanan Fak_hambatan
kapasitas_jalan panjang_jalan
pembangunan_utk_ jalan
Truk-a
pertum_angkot angkot-a
daya_tarik_bermoto r
angka_penurunan pertum_mp
pertum_motor
Bis pengurangan_bis
fraksi_pengurangan _truk
penambahan_bis pengurangan_angk
ot penambahan_angk
ot fraksi_pengurangan
_bis fraksi_pertum__truk
penambahan_truk pengurangan_truk
pertum_truk Penambahan_motor
Pengurangan_moto r
Pengurangan_mp Penambahan_mp
pertum_bis umur_kendr
mobil_pribadi_a motor-a
Syarat_lebar_jln Panjang_Jln_Awal
umur_motor fraksi penambahan
kap_drai_buatan index_banjir
drainase panjang_jalan
rata_perjalanan_ha ri_orang
Penduduk jumlah_perjalanan
volume_lalin rata_jarak_tempuh
fraksi_pertum_bis fraksi_pertum_angk
ot
kap_drai_alam kebocoran
air-bersih Indeks
Keberlanjutan
Indeks_limbah Indeks_pddk
Indeks_butuh_air
Indeks_RTH Indek_Ekonomi
index_macet index_banjir
7.3.2 Pengujian Model
Uji validitas menggunakan metode statistik AME dan MAPE dilakukan terhadap elemen penduduk. Hasil uji validasi berdasarkan jumlah penduduk
menunjukkan bahwa AME menyimpang sebesar 0.0091 dari data aktual, sedangkan MAPE sebesar 0.0109. Angka tersebut masih berada di dalam batas
penyimpangan yaitu kurang dari 10 . Hal ini menunjukkan bahwa model ini mampu mensimulasikan perubahan-perubahan yang terjadi secara aktual di
lapangan, seperti yang tertera pada Tabel 54 dan Gambar 33. Uji validitas menggunakan metode statistik AME dan MAPE dilakukan terhadap elemen
ekonomi lokal, khususnya UMKM. Hasil uji validasi berdasarkan jumlah UMKM menunjukkan bahwa AME menyimpang sebesar 0.0217 dari data aktual,
sedangkan MAPE sebesar 0.0252. Angka tersebut masih berada di dalam batas penyimpangan yaitu kurang dari 10 . Hal ini menunjukkan bahwa model ini
mampu mensimulasikan perubahan-perubahan yang terjadi secara aktual di lapangan, seperti yang tertera pada Tabel 55 dan Gambar 38.
Tabel 54 Data Validasi model berdasarkan perkembangan penduduk
Tahun Penduduk Aktual
Penduduk Simulasi 2007
812 133 812 133
2008 822 880
833 513 2009
833 517 855 457
2010 881 801
877 979 2011
891 374 901 093
AME 0.0091
MAPE 0.0109
Tabel 55 Data Validasi model berdasarkan perkembangan UMKM
Tahun Jumlah UMKM Aktual
Jumlah UMKM Simulasi 2007
29 308 29 308
2008 32 523
32 032 2009
34 560 35 014
2010 37 237
38 275 2011
39 107 41 844
AME 0.0217
MAPE 0.0252
Hasil pengujian terhadap validitas kinerja untuk elemen RTH
menunjukkan bahwa antara model dengan data emperik terdapat kesesuaian dalam ambang batas yang diperbolehkan. Hasil AME sebesar 0.008 dan MAPE sebesar
0.009 yang berarti nilai tersebut masih berada pada batas penyimpangan yaitu kurang dari 10 . Jadi model ini mampu mensimulasikan perubahan-perubahan
yang terjadi secara aktual di lapangan. Data validasi disajikan pada Tabel 56 dan Gambar 40.
Tabel 56 Data Validasi model berdasarkan perkembangan RTH
Tahun Jumlah RTH Aktual
Jumlah RTH Simulasi 2007
1685.15 1685.15
2008 1685.15
1694.50 2009
1708.49 1702.27
2010 1708.49
1708.71 2011
1708.49 1714.06
AME 0.008
MAPE 0.009
Gambar 40 Perbandingan jumlah penduduk, jumlah UMKM, jumlah RTH dan kendaraan bermotor aktual dan simulasi.
01012007 01012009
01012011 840.000
870.000 900.000
jiwa
P e nduduk P ddk _a k tua l
Tahun
01012007 01012009
01012011 1.685
1.690 1.695
1.700 1.705
1.710 1.715
ha
R TH a k t R TH
Tahun
01012007 01012009 01012011 30.000
35.000 40.000
unit
UMKM_a k t UMKM Sim ula si
Tahun
07 08
09 10
200.000 250.000
300.000 350.000
400.000 450.000
unit
m o to r Mo to r_a k t
07 08
09 10
1.400 1.450
1.500 unit
bis _a k t Bis
07 08
09 10
24.000 25.000
26.000 27.000
28.000 29.000
30.000 unit
T ruk T ruk _a k t
07 08
09 10
2.500 3.000
3.500 4.000
unit
a ngk o t_a k t a ngk o t s im
07 08
09 10
55.000 60.000
65.000 70.000
75.000 80.000
unit
m o bil_priba di_a k t Mo pri s im ula s i
7.3.3 Simulasi Skenario Model Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Kota
Simulasi skenario model dilakukan untuk memperoleh alternatif pengembangan kebijakan. Simulasi dilakukan secara fungsional yaitu model tetap,
parameter dari fungsi-fungsi model dirubah dengan asumsi lingkungan sistem tetap. Simulasi skenario bertujuan untuk memprediksi kemungkinan yang akan
terjadi dimasa yang akan datang, sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Skenario dikembangkan dengan melakukan simulasi intervensi terhadap parameter-
parameter model yaitu sosial penduduk, ekonomi UMKM, fisik lingkungan air bersih, RTH, limbah dan jalan raya, sebagaimana yang tercantum pada Tabel
57.
Tabel 57 Skenario intervensi parameter model
Parameter yang diintervensi Kondisi
eksisting Skenario
pesimis Skenario
moderat Skenario
Optimis Sosial laju in-migrasi
0.013 0.010
0.008 0.005
Ekonomi lokal -
laju Usaha Menengah UM -
laju Usaha Kecil UK -
laju Usaha Mikro UMi 0.10
0.08 0.10
0.11 0.09
0.11 0.12
0.10 0.12
0.13 0.11
0.13 Fisik Lingkungan
a.Kendaraan bermotor -
usia mobil pribadi tahun -
usia sepeda motor tahun 20
15 17
12 14
9 10
5 b. Luas RTH publik
12.6 15.1
17.5 20
c. Sampah terangkut 68
80 90
100 d. Kebocoran air bersih
60 46.7
33.4 20
e. Ketersediaan air baku 75
85 95
100 f. Sistem IPAL komunal
20 40
60 80
Alternatif skenario kebijakan meliputi 4 jenis skenario yang terdiri dari 1 skenario tanpa intervensi, dan 3 jenis skenario dengan intervensi yaitu: pesimis,
moderat, dan optimis. Ketiga skenario ini disimulasi dengan mengubah parameter dari kondisi saat ini ke kondisi yang lebih baik di masa yang akan datang.
Skenario optimis adalah skenario dengan intervensi yang menuju kondisi harapan sesuai standar pelayanan minimal SPM yang diadaptasi dari Keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534KPTSM2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal, Permen PU No. 14PRTM2010 dan Permen PU No.
01PRT2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang ke PU-an dan Penataan Ruang, dan target pencapaian Millenium Development Goals MDGs.
Intervensi untuk parameter kependudukan pada keempat skenario adalah terhadap laju in-migrasi masuk. Kota Bandarlampung yang lokasinya sangat
strategis untuk jalur urbanisasi memiliki angka in-migrasi yang tinggi, hal ini terlihat dari kondisi eksisting saat ini dimana kepadatan penduduk pada tahun
2012 sudah mencapai 73 jiwaha BPS 2013. Oleh sebab itu angka in-migrasi harus ditekan untuk pengendalian kepadatan penduduk di masa yang akan datang.
Parameter sub model ekonomi adalah peningkatan ekonomi lokal melalui UMKM, baik dari sisi jumlah unit usaha, investasi maupun serapan tenaga kerja.
Pada sub model ekonomi di penelitian ini parameter yang diintervensi dibatasi hanya peningkatan jumlah unit usaha, dengan asumsi berdasarkan data
BPS jika jumlah unit usaha naik, maka jumlah investasi juga naik dan serapan tenaga kerja juga naik. Intervensi di sub model fisik dan lingkungan adalah untuk
parameter umur kendaraan bermotor, persentase sampah terangkut, sistem limbah komunal, penurunan tingkat kebocoran, peningkatan ketersediaan air baku, dan
peningkatan luas RTH publik. Untuk sistem limbah komunal, intervensi adalah terhadap pengolahan limbah di kawasan industri besar dan industri rumah tangga.
7.3.3.1 Skenario tanpa intervensi
Skenario tanpa intervensi adalah skenario eksisting business as usual, kegiatan pembangunan infrastruktur dilaksanakan seperti saat ini tanpa ada
perubahan kebijakan. Pada skenario eksisting ini, pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan fisik lingkungan dibiarkan seperti kondisi yang ada saat ini. Hasil
simulasi menunjukkan indeks penduduk pada tahun 2026 akan mendekati 1 atau tidak berkelanjutan. Kondisi ekonomi lokal yang baik baru akan dicapai pada
tahun 2023 yaitu saat indeks lebih dari 1.00. Dari sisi fisik lingkungan adalah: macet sudah mulai terjadi mulai tahun 2011, dan jika dibiarkan akan terus
memburuk sampai tahun 2026. Pada tahun 2011 sudah terjadi banjir dengan nilai indeks 1.02. Produksi air limbah terus meningkat dengan indeks yang besar yaitu
sudah mencapai 4.28 pada tahun 2026. Pemenuhan kebutuhan air bersih cenderung menurun sejalan dengan pertambahan penduduk. Luas RTH publik
masih kurang dibawah syarat minimal yaitu 20 sampai tahun 2026 dengan indeks 0.3. Hasil simulasi indeks keberlanjutan skenario tanpa intervensi untuk
masing-masing sub model dapat dilihat pada Tabel 58 dan secara lengkap ada pada Lampiran 12.
Tabel 58 Indeks keberlanjutan berdasarkan skenario tanpa intervensi
Tahun Indeks-
penduduk Indeks-
air Indeks-
limbah Indeks-
macet Indeks-
RTH Indeks-
ekonomi Indeks-
banjir 2007
0.59 0.3
2.92 0.8
0.68 0.36
0.52 2012
0.67 0.53
4.11 1.2
0.45 0.49
1.04 2017
0.76 0.47
4.24 2.25
0.35 0.68
1.06 2022
0.87 0.41
4.27 4.32
0.32 0.93
1.06 2026
0.96 0.37
4.28 9.23
0.31 1.21
1.06 Rata2
0.761 0.452
4.095 3.416
0.405 0.734
1.004
7.3.3.2 Skenario pesimis
Skenario pesimis adalah skenario dengan intervensi yang memungkinkan untuk dilakukan, kegiatan pembangunan infrastruktur dilaksanakan seperti saat ini
dengan sedikit perubahan kebijakan. Hasil simulasi menunjukkan indeks penduduk akan mendekati satu atau tidak berkelanjutan pada tahun 2026. Kondisi
ekonomi lokal yang baik sudah akan dicapai pada tahun 2021 yaitu saat indeks lebih dari 1.00. Dari aspek fisik lingkungan adalah: macet akan terjadi sejak
tahun 2013. Pada tahun 2012 sudah mulai terjadi banjir dengan nilai indeks 1.01. Produksi air limbah masih tinggi dengan indeks yang besar yaitu sudah mencapai
1.85 pada tahun 2007 dan terus meningkat menjadi 2.18 tahun 2017. Pemenuhan kebutuhan air bersih cenderung naik sejalan dengan pertambahan sumber air baku,
nilai indeks kebutuhan air adalah 0.52 tahun 2026. Nilai indeks RTH publik masih 0.75 tahun 2026, artinya tidak berkelanjutan. Syarat minimal RTH yaitu 20
luas wilayah. Hasil simulasi indeks keberlanjutan skenario pesimis untuk masing-masing sub model dapat dilihat pada Tabel 59.
Tabel 59 Indeks keberlanjutan berdasarkan skenario pesimis
Tahun Indeks-
penduduk Indeks-
air Indeks-
limbah Indeks-
macet Indeks-
RTH Indeks-
ekonomi Indeks-
banjir 2007
0.59 0.41
1.85 0.80
0.57 0.36
0.52 2012
0.66 0.71
2.17 0.92
0.74 0.53
1.01 2017
0.74 0.64
2.18 1.56
0.75 0.77
1.02 2022
0.83 0.57
2.18 2.82
0.75 1.12
1.02 2026
0.91 0.52
2.18 4.56
0.75 1.52
1.02 Rata2
0.739 0.593
2.151 1.898
0.731 0.813
0.972
7.3.3.3 Skenario moderat
Skenario moderat adalah skenario dengan intervensi yang cukup besar dan masih memungkinkan untuk dilakukan, kegiatan pembangunan infrastruktur
dilaksanakan dengan perubahan kebijakan yang lebih berkelanjutan. Hasil simulasi menunjukkan indeks penduduk akan mendekati satu pada tahun 2026.
Kondisi ekonomi lokal yang baik sudah akan dicapai pada tahun 2019 yaitu saat indeks lebih dari 1. Dari sisi fisik lingkungan adalah: macet sudah tidak akan
terjadi sampai tahun 2026. Pada tahun 2015 sudah terjadi banjir dengan nilai indeks yang lebih kecil dari skenario optimis. Produksi air limbah terus meningkat
dengan indeks mencapai lebih dari 1 pada tahun 2007. Pemenuhan kebutuhan air akan terus naik sejalan dengan pertambahan ketersediaan volume air baku. Indeks
luas RTH publik mendekati 1 tahun 2011, artinya sudah akan mendekati syarat minimal yaitu 20 dari luas wilayah. Hasil simulasi indeks keberlanjutan
skenario moderat untuk masing-masing sub model dapat dilihat pada Tabel 60.
Tabel 60 Indeks keberlanjutan berdasarkan skenario moderat
Tahun Indeks-
penduduk Indeks-
air Indeks-
limbah Indeks-
macet Indeks-
RTH Indeks-
ekonomi Indeks-
banjir 2007
0.59 0.64
1.36 0.80
0.49 0.36
0.52 2012
0.65 1.04
1.47 0.57
0.85 0.56
0.99 2017
0.73 1.04
1.47 0.46
0.85 0.86
1.00 2022
0.81 0.94
1.47 0.43
0.85 1.32
1.00 2026
0.88 0.86
1.47 0.45
0.85 1.87
1.00 Rata2
0.724 0.977
2.463 0.517
0.827 0.927
0.952