51
4 KAJIAN WILAYAH STUDI KOTA BANDARLAMPUNG
4.1 Kajian Kebijakan dan Perencanaan Infrastruktur Kota Bandarlampung
Kebijakan dan strategi pembangunan infratsruktur dalam Peraturan Daerah No 10 tahun 2011 tentang RTRW 2010-2030 adalah:
1. Pasal 10 ayat 1 yaitu: kebijakan peningkatan penyediaan prasarana dan sarana kota secara terpadu yang berwawasan lingkungan.
2. Pasal 10 ayat 4 yaitu: strategi untuk peningkatan penyediaan prasarana dan sarana kota secara terpadu yang berwawasan lingkungan yang meliputi:
a. meningkatkan kualitas jaringan eksisting, pengembangan jalan baru yang menghubungkan dengan jaringan jalan yang mengelilingi, pengembangan
jalan lingkar dalam dan luar kota, membagi pergerakan kendaraan di pusat kota ke wilayah sekitarnya serta pengembangan sistem terminal
b. membangun sistem transportasi massal yang terstruktur mulai dari pelayanan regional, metropolitan, antar kabupaten, antar bagian wilayah
kota hingga lingkungan c. mengembangkan sistem transportasi perkotaan berbasis terminal, parkir
kendaraan, dan ruang pejalan kaki di pusat primer Tanjung Karang serta mempersiapkan penyediaan bus dengan jalur khusus
d. menerapkan teknologi tepat guna dalam pengolahan limbah dan persampahan
e. melakukan kerjasama dalam pengembangan TPA regional kawasan metropolitan Bandarlampung dengan metode sanitary landfill
Kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur dalam Peraturan Daerah Kota Bandarlampung No. 11 tahun 2011 tentang RPJMD 2010-2015 adalah:
1. Peningkatan sarana dan prasarana dasar perkotaan melalui rogram:
pembangunan jalan dan jembatan, rehabilitasi jalan dan jembatan, peningkatan prasarana dan sarana kebinamargaan, pembangunan dan pemeliharaan saluran
drainase, pembangunan talud, pengendalian banjir, normalisasi Daerah Aliran sungai DAS
2. Pengelolaan air limbah melalui revitalisasi IPAL tahu tempe Gunung Sulah, pengembangan IPAL domestik skala lingkungan, pengembangan IPAL
domestik terpusat dan pengembangan sanitasi berbasis masyarakat 3. Pengembangan air bersih melalui: penurunan angka kehilangan air,
peningkatan kapasitas dan perluasan pelayanan, peningkatan kapasitas pengelolaan air minum
4. Penataan, pengendalian dan pemanfaatan tata ruang dan Ruang terbuka Hijau.
4.2 Kondisi Fisik Lingkungan
4.2.1
Geografi dan Hidrologi
Kota Bandarlampung terdiri dari 20 kecamatan dengan luas wilayah 197.22 Km² atau 19 722 hektar yang meliputi 126 Kelurahan. Secara geografis
Kota Bandarlampung terletak pada 5 20’ sampai dengan 5
30’ lintang selatan dan 105
28’ sampai dengan 105 37’ bujur timur. Letak tersebut berada pada
Teluk Lampung di ujung selatan pulau Sumatera. Secara administratif batas daerah Kota Bandarlampung adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran dan Kecamatan Ketibung serta Teluk Lampung. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan Padang
Cermin Kabupaten Pesawaran. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan.
Topografi dan Kelerengan
Topografi Kota Bandarlampung sangat beragam, mulai dari dataran pantai sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian permukaan
antara 0 sampai 500 m daerah dengan topografi perbukitan hinggga bergunung membentang dari arah Barat ke Timur dengan puncak tertinggi pada Gunung
Betung sebelah Barat dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok disebelah Timur. Topografi tiap-tiap wilayah di Kota Bandarlampung adalah
sebagai berikut :
Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di bagian Selatan
Wilayah landaidataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di bagian Utara
Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung
Karang bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur.
Kondisi kelerengan yang terdapat di Kota Bandarlampung juga sangat beragam, kondisi geografis wilayah yang berbukit serta berada di kaki Gunung
Betung merupakan faktor pembentuk keragaman kelerengan di Kota Bandarlampung tersebut. Tingkat kemiringan lereng rata-rata wilayah di Kota
Bandarlampung berada pada kisaran 0 – 20 dan secara umum kelerengan
wilayah Kota Bandarlampung berada pada 0 – 40 , wilayah yang memiliki
kemiringan lereng 0 diantaranya berada di wilayah Kecamatan Sukarame, Tanjung Karang Pusat, Tanjung Seneng, Panjang, Teluk Betung Selatan dan
Kecamatan Kedaton. Adapun wilayah yang memiliki tingkat kemiringan lereng mencapai 40 di antaranya adalah Kecamatan Panjang, Teluk Betung Barat,
Kemiling, dan Tanjung Karang Timur. Kondisi kelerengan ini berpengaruh terhadap jumlah lahan yang dapat dimanfaatkan.
Hidrologi
Secara hidrologis Kota Bandarlampung dilalui oleh sungai-sungai yang masuk dalam Wilayah Sungai WS Way Seputih dan Way Sekampung yaitu
Sungai Way Halim, Way Awi, Way Simpur di wilayah Tanjung Karang dan Way