Ketenagakerjaan Kondisi Sosial Budaya

4.3.5 Ekonomi Kota

Tingkat pertumbuhan ekonomi Kota bandarlampung dalam 5 tahun terakhir cukup tinggi Lihat Tabel 20, berkisar antara 6.0 sampai 6.9 . Angka ini hampir sama dengan rata-rata nasional antara 6.3 sampai 6.8 . Struktur perekonomian Kota Bandarlampung dapat dilihat dari besarnya kontribusi masing-masing sektor usaha terhadap total PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku. Dari hasil perhitungan PDRB Kota Bandarlampung berdasarkan harga konstan 2000 pada Tahun 2009 terlihat bahwa tingkat pertumbuhan sektor usaha yang dominan yaitu sektor industri pengolahan 7.54 dan sektor pengangkutan dan komunikasi 16.54. Tabel 20 Pertumbuhan riil sektor ekonomi tahun 2005-2011 Persen Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Pertanian 0.10 9.99 2.95 3.95 2.06 1.92 1.96 2. Pertambangan dan Penggalian -4.21 -1.79 -1.57 -2.86 1.50 3.19 3.23 3. Industri Pengolahan 6.94 15.08 10.47 4.91 7.54 5.22 5.44 4. Listrik, gas dan air bersih 1.44 -14.30 7.36 2.98 1.46 2.57 2.72 5. Bangunan 1.21 1.06 5.69 6.21 1.37 4.63 3.46 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.18 0.32 2.85 3.75 1.78 3.95 4.06 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7.07 3.91 3.40 4.82 6.99 6.67 6.89 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 14.32 16.11 18.34 16.23 11.99 12.64 12.93 9. Jasa-jasa 1.44 1.51 1.27 5.70 4.27 3.54 3.62 Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi 5.03

6.30 6.83

6.93 6.01

6.33 6.53

Sumber: BPS Kota Bandarlampung 2012 Pada Tahun 2011, ada 4 sektor usaha yang dominan adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan;sektor industri pengolahan non migas; sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran, lihat Tabel 21. Besarnya sumbangankontribusi sektor tersier dan sekunder terutama keempat sektor tersebut diatas sesuai dengan kondisi riil yang dapat kita amati antara lain karena Kota Bandarlampung merupakan pusat perbelanjaan di Propinsi Lampung sehingga perputaran keuangan berlangsung cepat dan dalam nominal yang relatif besar. Selain itu, Kota Bandarlampung juga merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik dan kebudayaan, serta sebagai kota pelajar, pusat transportasi dan komunikasi di Proipinsi Lampung. Dengan tingginya dominasi dari keempat sektor tersebut dalam menyumbang perekonomian Kota Bandarlampung, maka Pemerintah Kota Bandarlampung menyikapinya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih kondusif untuk mendapatkan multiplier effect dari keempat sektor tersebut. Sehingga dengan berkembangnya keempat sektor ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan sektor lainnya. Sektor usaha yang kontribusinya terhadap PDRB Kota Bandarlampung sangat kecil yaitu sektor listrik dan Air Bersih, sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan. 61 Tabel 21 Produk domestik regional bruto Kota Bandarlampung atas dasar harga konstan Tahun 2000 menurut lapangan usaha Tahun 2007-2011 Juta Rupiah No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 238 175.51 247 576.79 252 685.95 257 527.02 262 576.00 2 Pertambangan dan Penggalian 74 713.85 72 574.08 80 061.01 82 615.76 85 284.00 3 Industri Pengolahan 1 014 690.48 1 064 499.76 1 144 736.04 1 203 464.41 1 270 017.00 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 37 919.71 39 050.24 39 618.57 40 636.06 41 743.00 5 Bangunan 419 001.41 445 025.21 451 126.26 472 016.74 488 366.00 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 999 763.24 1 037 250.53 1 055 692.19 1 097 399.12 1 142 003.00 7 Pengangkutan dan Komunikasi 849 185.97 890 120.90 952 344.28 1 015 909.97 1 085 907.00 8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 997 415.99 1 159 261.25 1 298 268.87 1 298 268.87 1 651 642.00 9 Jasa-Jasa 795 292.32 840 637.71 876 531.43 907 602.15 940 493 PDRB Juta Rp 5 426 158.48 5 795 996.47 6 151 064.60 6 540 520.84 6 967 851 JUMLAH PENDUDUK 812 133 822 880 879 651 881 801 891 374 PDRB PERKAPITA Rp 6 681 366.81 7 043 550.05 7 379 656.00 7 417 230.01 7 816 978.10 Sumber: BPS Kota Bandarlampung 2012 Nilai investasi PMDN dan PMA di Kota Bandarlampung relatif turun pada tahun 2009-2011. Angka ini diperkirakan karena pada tahun tersebut investor masih mengurus perijinan usaha, diharapkan investasi meningkat pada tahun- tahun berikutnya, dimana pembangunan industri dan jasa dimulai Tabel 22 . Tabel 22 Perkembangan realisasi proyek PMDN dan PMA tahun 2007-2011 Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Perusahaan 79 79 80 76 86 -PMDN - PMA 53 26 53 26 41 39 39 37 42 44 Tenaga Kerja 9 162 9 162 12 834 10 840 12 572 -PMDN - PMA 7 026 2 136 7 026 2 136 9 542 3 292 8 435 2 405 9 173 3 399 Nilai Investasi Rp 906 365 091 906 365 091 767 741 843 771 210 605 608 367 935 119 -PMDN - PMA 776 527 366 129 837 725 776 527 366 129 837 725 577 284 783 190 457 060 577 284 784 193 925 821 608 170 332 398 197 602 721 Sumber: BPS Kota Bandarlampung 2012 Jumlah industri kecil dan menengah di Bandarlampung terus meningkat, termasuk industri rumah tangga dan industri kreatif. Tabel 23 menunjukkan jumlah industri kecil dan menengah meningkat tajam dibanding industri besar dan industri rumah tangga. Belum ada data yang akurat untuk jumlah industri kreatif, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandarlampung 2011 memperkirakan jumlah industri tersebut ada lebih kurang 200 buah di Bandarlampung. Tabel 23 Jumlah industri di Kota Bandarlampung 2007-2011 Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 Industri Besar Sedang 110 109 113 114 122 IKAH 95 94 97 97 104 ILMEA 15 15 16 17 18 Industri Kecil 1 285 1 334 1 437 1 714 2 035 IKAH 787 819 859 1003 1 156 ILMEA 498 515 578 711 879 Industri Rumah Tangga 6 333 6 459 6 557 6 628 6 827 IKAH 3 490 3 560 3 592 3 658 3 768 ILMEA 2 843 2 899 2 965 2 970 3 059 Jumlah 7 728 7 902 8 107 8 456 8 984 Sumber: BPS Kota Bandarlampung 2012 IKAH = Industri Kerajinan, Agro dan Hutan dan ILMEA= Industri Logam, Mesin, dan Aneka

4.4 Kondisi Eksisting Infrastruktur Kota Bandarlampung

4.4.1 Jaringan jalan dan aksesibilitas Secara keseluruhan panjang jalan eksisting tahun 2012 di Kota Bandarlampung berjumlah 900.320 KM, dari jumlah tersebut sepanjang 406.250 KM dalam keadaan baik, 409.350 KM dalam kondisi sedang dan 45.095 dalam kondisi rusak, sedangkan jaringan jalan yang saat ini rusak berat panjangnya sekitar 25.457 KM Dinas Pekerjaan Umum 2012, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 24. Berdasarkan Permen PU No. 14PRT2010, tingkat kebutuhan jalan adalah 1 km1000 penduduk, maka jalan di Kota Bandarlampung dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 1 446 160 jiwa BPS 2013 sudah terpenuhi. Hanya saja sebagai kota besar, Bandarlampung menarik pergerakan penduduk sekitar ke pusat kota, sehingga diperkirakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2013 jumlah penduduk Kota Bandarlampung pada siang hari lebih dari 1.4 juta jiwa. Dalam 10 tahun terakhir panjang jalan di Bandarlampung tidak bertambah, tetapi kapasitasnya meningkat dengan adanya peningkatan atau pelebaran jalan-jalan dalam kota. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor roda dua dan roda empat pertahun sangat tinggi, sedangkan jumlah kendaraan dan rute angkutan umum menurun, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 25 dan Tabel 26. Diperkirakan bahwa penduduk Kota Bandarlampung beralih dari pengguna kendaraan umum menjadi pengguna kendaraan pribadi terutama kendaraan roda dua atau motor Dinas Perhubungan Kota Bandarlampung 2012.