63
Tabel 24 Keadaan dan panjang jalan di Kota Bandarlampung 2007 -2011
Uraian Panjang Jalan km
2007 2008
2009 2010
2011 I. Jenis Permukaan
900 .320 900 .320
900 .320 900 .320
900 .320
a. Di aspal 850. 320
853 .370 854. 854
855 .550 859 .100
b. KerikilOnderlag 22 .850
20. 750 19. 807
20. 110 18. 910
c. TanahAwcas 27 .150
26. 200 25. 659
24 .660 22. 310
d. Tidak Dirinci -
- -
- -
II. Kondisi Jalan 900. 320
900. 320 900 .320
900 .320 900. 320
a. Baik
395. 980 400.642
404 .243 404. 750
406. 250
b. Sedang
397. 250 405.144
406. 740 407. 250
409. 350
c. Rusak
37. 820 40. 510
41. 414 43. 110
45 .095
d. Rusak Berat
24. 360 29. 009
25. 200 26 .100
25 .457
e. Tidak Dirinci
44 .910 27. 015
22. 723 19 .110
14 .168
III. Kelas Jalan 900 .320
900. 320 900 .320
900. 320 900 .320
a. Kelas I -
- -
- -
b. Kelas II -
- -
- -
c. Kelas III -
- -
- -
d. Kelas III A 119 .320
119. 320 119. 315
119 .315 119. 315
e. Kelas III B 228. 445
228. 445 228. 445
228. 445
228. 445 f. Kelas III C
552 .555 552. 555
552 .560 552. 560
552 .560 g. Tidak Dirinci
- -
-
-
-
Sumber: BPS Kota Bandarlampung 2012
Tabel 25 Perkembangan Jumlah Kendaraan Kota Bandarlampung 2007-2011
Tahun Jumlah Mobil
pribadi Jumlah
Sepeda Motor
Jumlah Truk
Jumlah Bus
Jumlah oplet
angkot Jumlah
Tingkat Pertum-
buhan
2007 51 249
199 822 26 244
1 395 4 097
282 807
19
2008 57 963
256 065 29 817
1 454 3 903
349 202
16
2009 63 580
327 180 23 665
1 387 3 182
418 994
7
2010 71 256
346 673 27 398
1 507 2 834
449 668
14
2011 80 993
406 819 30 068
1 493 2 271
521 644 Sumber: BPS 2012 dan Dinas Perhubungan Bandarlampung 2012
Tabel 26 Perkembangan jumlah angkutan umum Kota Bandarlampung Tahun 2007-2011
No Jenis Angkutan Umum 2007
2008 2009
2010 2011
A Mikrolet
2 404 2 365
2 182 1 541
797 B
Minibus perbatasan DAMRI -
- 46
45 6
C Taksi
129 114
55 103
59 D
Bus Kota 130
130 39
45 2
E BRT
- -
- -
44 Jumlah angkutan umum A,B,C,D,E
2 663 2 609
2 268 1 734
908 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Bandarlampung 2008-2012
; Catatan: data yang tercatat adalah yang berijin 40-60 dari data riil di lapangan
Rata-rata peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Bandarlampung dalam beberapa tahun terakhir adalah 36 . Berdasarkan data Dinas
Perhubungan Kota Bandarlampung 2012 sebagian besar kemacetan di Kota Bandarlampung disebabkan oleh peningkatan volume kendaraan yang tidak
dibarengi oleh peningkatan kapasitas jalan. Titik rawan kemacetan di Kota Bandarlampung dapat dilihat pada Tabel 27.
Dalam rangka mengantisipasi kegiatan perkotaan Bandarlampung yang akan diproyeksikan menjadi Kota Metropolitan, jalan-jalan utama di Kota
Bandarlampung harus ditingkatkan kapasitasnya dengan melakukan perlebaran ruas jalan. Beberapa ruas jalan yang pada waktu lima tahun sebelumnya menjadi
jalur alternatif saat ini telah menjadi jalur utama sehingga menimbulkan kemacetan pada ruas jalan tersebut, hal ini contohnya terjadi di ruas Jalan Arif
Rahman Hakim dan Jalan Urip Sumoharjo RTRW Kota Bandarlampung 2010- 2030. Persoalan kemacetan di Kota Bandarlampung menurut Abeto 2008
tidak bisa diatasi hanya dengan terus-menerus membangun jalan baru, karena kebijakan ini hanya bersifat sementara dan tidak bisa menyelesaikan persoalan
kemacetan dalam jangka panjang.
Fasilitas pejalan kaki di Kota Bandarlampung belum maksimal, ketersediaan trotoar secara kuantitas dan kualitas masih kurang memadai.
Belum semua kawasan yang perlu fasilitas pejalan kaki tersedia trotoar, desain trotoar yang ada juga masih belum baik seperti: jaringan yang terputus-putus,
kelandaian, material yang digunakan tidak aman dan nyaman dan lain-lain. Selain itu belum tersedia jalur khusus untuk kendaraan non motor di dalam kota
seperti: sepeda, gerobak dan lain-lain pengamatan lapangan 2013 .
Angkutan umum masih didominasi angkutan kecil atau angkutan kota angkot yang berhenti sembarangan dan jalur yang berubah-rubah menurut
permintaan penumpang. Jumlah angkutan kota menurun dari tahun ke tahun, seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan pribadi seperti mobil dan
sepeda motor. Sudah tersedia BRT, tetapi belum merata ke seluruh kota dengan tarif yang tidak standar atau berubah-rubah Dinas Perhubungan Kota
Bandarlampung 2012. Disamping itu banyak penduduk yang menggunakan ojek dan taksi.
4.4.2 Jaringan air hujan drainase
Kebutuhan saluran drainase 2 kali panjang jalan kota atau 1800.640 km, saat ini saluran drainase yang tersedia baru 50 dari kebutuhan tersebut atau
900.320 km Bappeda Kota Bandarlampung 2012. Sebagian besar sistem jaringan saluran drainase Kota Bandarlampung memanfaatkan saluran alami dan
sebagian kecil saluran dari pasangan batu kali yang didukung oleh topografi yang menguntungkan untuk pengaliran. Badan sungai dan jaringan drainase di Kota
Bandarlampung selain berfungsi menerima dan mengalirkan limpahan air permukaan juga berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah domestik, industri
maupun aktivitas perkotaan lainnya RTRW Bandarlampung 2011.
65
Tabel 27 Titik rawan kemacetan di Kota Bandarlampung Tahun 2009
No Titik Kemacetan
Penyebab
1 Jalan Teuku Umar Depan Pasar Koga sampai
pertigaan trafic light depan rumah dinas KOREM Aktivitas pasar
Jam masukpulang kantorsekolah Angkot yang berhenti sembarangan
Kurangnya kapasitas jalan
2 Jalan Teuku Umar depan halte depan PT. PJKA dan
Xaverius Jam masukpulang kantorsekolah
Angkot yang berhenti sembarangan Kurangnya kapisitas jalan
3 Jalan Imam Bonjol Sekitar Bambu Kuning
Aktivitas pasar Parkir di tepi jalan umum
Pedagang Kaki Lima Kurangnya kapasitas jalan
4 Jalan Kartini Depan Central Plaza sampai depan
PT. Telkom dan simpangan Jalan Imam Bonjol Aktivitas pusat perbelanjaan
Jam masukpulang kantorsekolah 5
Jalan Raden Intan, Jalan Pemuda Pertokoan Ramayana, Pasar Tengah, dan Terminal Pasar
Bawah Aktivitas pasar dan pertokoan
Parkir di tepi jalan umum Pedagang kaki lima
Aktivitas terminal Angkot yang berhenti sembarangan
6 Jalan Sultan Hasanudin depan Ssekolah Xaverius
Aktivitas sekolah Jalan Katamso, Jalan Suprapto, Jalan Kartini
kawasan simpur Aktivitas pertokoan
Parkir tepi jalan umum Pedagang kaki lima
8 Jalan Yos Sudarso Pasar Panjang
Aktivitas pertokoan Parkir tepi jalan umum
Pedagang kaki lima 9
Jalan Gadjah Mada, Jalan Said Pertemuan dengan rel kereta api
Kurangnya kapasitas jalan 10
Jalan Antasari, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Gajah Mada Perempatan Pasar Tugu
Jam masukpulang kantorsekolah Angkot yang berhenti sembarangan
11 Jalan Hayam Wuruk Depan Pasar Tugu
Aktivitas pasar Parkir di tepi jalan umum
Pedagang kaki lima, becak, oplet 12
Jalan Cokroaminoto Rawa Subur Penyempitan bahu jalan
Pertemuan dengan rel kereta api 13
Jalan Ki Maja , Simpang Urip Sumoharjo Penyempitan bahu jalan
Pertemuan dengan rel kereta api 14
Jalan Ki Maja epan Chandra Way Halim Aktivitas pertokoan
Jam masukpulang kantorsekolah 15
Jalan Arif Rachman Hakim depan RM. Rumah Kayu sampai perempatan Urip Sumoharjo
Kurangnya kapasitas jalan Jam masukpulang kantorsekolah
16 Jalan Urip Sumoharjo depan cucian mobil KAURA
sampai perempatan trafic light Kurangnya kapasitas jalan
Jam masukpulang kantorsekolah 17
Jalan ZA. Pagar Alam sepanjang Perguruan Teknokrat sampai STMIK Darmajaya
Kurangnya kapasitas jalan Jam masukpulang kantorsekolah
18 Jalan Imam Bonjol depan terminal Kemilig
Kurangnya kapasitas jalan Jam masukpulang kantorsekolah
Aktivitas pasar dan pertokoan 19
Jalan Soekarno Hatta bayy pass Way Lunik Kurangnya kapasitas jalan
20 Jalan Pangeran Emir M Noor depan Komplek
SMUN 3 Jam masukpulang kantorsekolah
Angkot yang berhenti sembarangan Kurangnya kapasitas jalan
Sumber: RTRW Kota Bandarlampung 2011-2030