Kajian Penelitian Kriteria dan Indikator Infrastruktur Berkelanjutan

21 yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM berupa masukan, proses keluaran, hasil danatau manfaat pelayanan dasar Permen PU No. 14 tahun 2010. CIS dan SPM fokus pada penilaian sasaran infastruktur dari sisi teknis atau teknologi. Penelitian pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang berkembang masih parsial pada masing-masing atau beberapa jenis infrastruktur dan dalam lingkup kota dan atau pada kawasan permukiman di pinggiran metropolitan. Ruang lingkup penelitian tersebut lebih pada kerangka sistem teknologi, walaupun sebagian sudah mempertimbangkan kriteria pembangunan berkelanjutan. Penelitian tersebut adalah: kriteria keberlanjutan sistem air perkotaan Sahely et al. 2005, Danko dan Lourenco 2007; transportasi berkelanjutan Sahely et al. 2005, Litman dan Burwell 2006, Hall 2006, Haghshenas dan Vaziri 2012, Kusbimanto 2013, sistem air limbah Danko dan Lourenco 2007, Setiawati et al. 2013, sistem air hujan Suripin 2004, Andayani 2012, Benzerra 2012, ruang terbuka hijau atau green infrastructure Aji 2000, Mell 2009, Putri 2013, sampah terpadu Chalik et al. 2011, Astuti et al. 2011, Kharrazi dan Masaru 2012, Safitri 2012. Secara terperinci kajian penelitian terdahulu terhadap kriteria dan indikator infrastruktur berkelanjutan untuk berbagai jenis infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3. Penelitian pembangunan infrastruktur secara terpadu sudah dilakukan beberapa peneliti, tetapi masih belum secara lengkap mempertimbangkan kriteria dan indikator pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Singh dan Steinberg 1996 merekomendasikan pembangunan infrastruktur terpadu skala permukiman kota. Danko and Lourenco 2008 mendiskusikan tentang indikator dan kriteria pengembangan infrastruktur berkelanjutan di Portugal. Morrisey et al. 2012 menyusun kerangka penilaian infrastruktur kota berkelanjutan, khususnya pada tahap perencanaan agar dapat hemat sumber daya pengembangan infrastruktur. Timmemans et al. 2000 hanya meneliti tentang konflik antar aktor dalam pengelolaan infrastruktur berkelanjutan.Penelitian yang dilakukan oleh Suhono 2008 tentang kebijakan pembangunan infrastruktur terpadu di kawasan perkotaan belum mempertimbangan kebijakan yang sudah ada saat itu dan dalam metodologi belum melakukan feedback terhadap pilihan-pilihan kebijakan yang ditetapkan. Azwar et al. 2013 meneliti model pembangunan infrastruktur di kawasan reklamasi pantai dan dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kriteria dan indikator kota ekologi dapat diaplikasikan untuk membuat model pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Kriteria tersebut adalah penggunaan lahan, transportasi, bangunan, ruang terbuka hijau, infrastruktur, energi, hidrologi, dan udara. Setiawati et al. 2013 melakukan studi pengembangan strategi infrastruktur, dengan studi kasus sistem air limbah, menemukan faktor yang berpengaruh dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan berturut-turut adalah kelembagaan, lingkungan, teknologi, anggaran ekonomi dan sosial budaya. 22 Tabel 3 Studi terdahulu tentang kriteria dan indikator infrastruktur berkelanjutan Tahun 2000-2013 Kriteria dan Indikator Jenis infrastruktur Transportasi Air Bersih Air Hujan Drainase Air Kotor Sampah Ruang Terbuka Hijau Kriteria Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 2 1 1. Polusi udara kualitas udara ambien 2. Tingkat emisi kend. bermotorGHG 3. Polusi suara tingkat kebisingan lalin 4. Luas ruang terbuka hijau dan jaringan 5. Tingkat konversi lahan pengg lahan 6. Pengendalian pemanfaatan lahan 7. Kondisi lansekap jalan, RTH, DLL 8. Penggunaan energi konsumsi bbm 9. Penggunaan energi terbarukan 10. Degradasi lahan 11. Efisiensi pergerakanmobilitas 12. Pengelolaan lingk. 3 Rkualitaslingk. 13. Dampak lingkungan dari fas. Transp. X X - - X - - X - - - - X - X - X - - X - - X - - X X X - - - - X - - - - - X - X - X - - X X - X X X X X X X X X X X X X - - - - X - - X - - X - - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - X - - X - - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - X - - X - - X - - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - X - X - - - - - - - - - - X - X - - - - - - - - - - - - X X X - X - - - - - - X - X - - X - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - X - - - X - - 14. Perlin. kehidupan liarbiodiversity 15. Polusi air kualitas air 16. Efisiensi SDA penggunaan air 17. Material konstruksi dan limbah 18. Pencemaran air tanah tanahkualitas 19. Genangan permanen dan banjir 20. Estetika lingkungan 21. Jaringan ekologi hubs, nodes, corid. 22. Ketersediaan aAir baku - - - - X - - - - X X X - - - - - - X X - X - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - X - X - X - - - - X X - - - - - - X X - - - - - - X - X - X - X - - - - X - - - - - - - - X X - - X - - - - X - - - - - - - - X - X - X - - - - X X - - - - - - - X X - - - - - - - - - - X - X - - - - - - X - - - - - - X - - - - - - X X - - X - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - X - Kriteria Ekonomi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 2 1 1. Pertumbuhan Ekonomi regional 2. Produk Domestik Regional Bruto 3. Anggaran penyeleng. infras. OM 4. Penerimaaan Pemerintah Daerah 5. Biaya perjalanan 6. Pertumbuhan pusat kegiatan 7. Peningkatan nilai lahan 8. Dimensi luasan kota 9. Tarif fasilitas infrastruktur 10. Pendapatan perkapita 11. .Pengemb. industrilaju investasi 12. Penciptaan lapangan kerja 13. Penyerapan tenaga kerja 14. Pendapatan penduduk 15. Kegiatan ekonomi masy.lokal 16. Hemat pemeliharaan jalan - - X X - - - - X - X - - - - - - X X - - - - - X X X - - - - - - - - - X - - - X - - - - - - - - - X - X - - - X - - - - - - - X X X X X X X X - - - - - - - - - - X - - - - - X - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - X - X - - - - - - - X - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - X - - - X - - - - - - - X X - - X - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - X - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - X X - - - - - - - - - X - - - - X - - - - - - - - X X X - - - - X - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - X X - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - X - Kriteria Sosial: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 2 1 1. Pertumbuhan pendudukpopulasi 2. Tingkat kecelakaan lalinkrn infras. 3. Tingkat Keselamatan 4. Tingkat Keamanan 5. Perilaku pengg.. kend.infrastruktur 6. Tingkat kesehatan 7. Pertumbuhan kendaraan pribadi 8. Tingkat pendidikan dan ketrampilan 9. Tingkat Kesejahteraan masyarakat 10. Kepadatan penduduk 11. Fasilitas bagi penyandang cacat 12. Akses ke tempat pelayanan umum 13. Kepuasan pengguna jalaninfra 14. Tingkat pelanggaran lalin 15. Pemerataankeadilan 16. Tingkat harapan hidup 17. Pembuatan sumur resapan oleh masy. 18. Perlindungan sd budaya kel. Trad. 19. Interaksi sosial dan akses sosial 20. Keinginan utntuk membayar - - X - - X - - - - - X - - - - - - - - - X X X X X - - - X X - - - X - - X - - - - X X - X X - - - X X - - X - - X - - - - X X - - - - - - X X X - X - - - - - X X - - X X X X X X X X X X - - - - - - - - - - - X - - - - - X - - - - - - - - X - - - - X - - - X - - - - - - - - - - - - - - X - - X - - - - - - - - - - X X - - - - - X - - - - - X - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - X - - - - - - - - - - - - - X - - - - - X - - - - - - - - X - - - - X - - - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - X - - - - - - - X - X X - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - X X - X - X - - - - - - - - - - - - - - X X - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - X - X - - - X - - - - - - X - 23 Tabel 3 Lanjutan Kriteria dan Indikator Jenis infrastruktur Transportasi Air Bersih Air Hujan Drainase Air Kotor Sampah Ruang Terbuka Hijau Kriteria Teknologi: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 2 1 1. Kapasitas jalanketersediaan sd infra. 2. Tingkat pelayanankinerja infras. 3. Keterpaduan moda transportasi 4. Pengembangan jaringan jalan 5. Ketersediaan moda transp. yg variasi 6. Jalur sepeda dan pejalan kaki 7. Fasilitas penyeberangan 8. Fasilitas kendaraan non motor 9. Desain saluran drainase 10. . Sistem angkutan umum 11. .Teknologi mudah diperolehdioperasi 12. .Diversifikasi RTH 13. . Kebocoran X X - - - - - - - - - - - - X - X X - - - - - - - - - X - - - X X X - X - - - - - - - - - - - - - - - - X X X X X X X - - X - - - X X - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - X X - - - - - X - - - - X X - - - - - - - - - - X - - - - - - - - X X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - X X - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - X - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - X - Kriteria Tata Kelola 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 2 1 1. Penegakan hukum dan sanksi 2. Kualitas sumber daya manusia 3. Partisipasi masyarakat 4. Perencanaan 5. Anggaran pembangunan dan litbang 6. PeraturanUU 7. Kelembagaan 8. Call Center 9. Kerjasama antar daerah 10. Keterpad. stakeholder bid. Infrastruk. 11. Kesesuaian dengan RTRW X - X - X X - - - - - - - X X X - - - - - - - X X X X - - X - - - - - X - - - - - - - - X X - - X - - - - X - X - X - X X - - - - - - - - - - - - - - - - - X X - - X X - X X - X - X - X X - - - - - - - X X X - X - - - - - - X - - X X - - - - - X - X - - - X - - - X - X - X X - - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - - - X - - - - - - X X - - X X - X - X - - - - - - - - - - X - - - - - - - - - - - - - X - X X X - - - X - - - X - - - - - X - Keterangan: 1, 6, 9, 13 Sahely, et al. 2005, 2. Litman and Burwell 2006, 3. Tamin 2007; Barter, P and Raad, T. 2000, 4. Haghshenas dan Vaziri 2012, 5. Kusbimanto 2013, 7., 14 Danko and Laurenco 2008, 8. Saniti 2012, 10. Andayani 2012, 11. Suripin 2004, 12 Benzerra et al. 2012, 15. Setiawati et al. 2012, 16. Astuti, dkk 2011, 17. Safitri 2012, 18. Chalik et al, 2011, 19. Putri 2013 20. Aji 2000, 21. Mell 2009.

2.3.4 Konsep Sistem Infrastruktur Berkelanjutan

Penelitian tentang kriteria atau dimensi keberlanjutan untuk sistem infrastruktur kota, khususnya untuk sistem penyediaan air di kota pernah dilakukan Sahely et al. 2005. Kerangka yang disusun dalam penelitian tersebut menggambarkan keterkaitan antara infrastruktur dengan sistem lingkungan, sosial dan ekonomi. Keberlanjutan infrastruktur dari sisi teknologi berkaitan dengan sumber daya alam sebagai penyedia materi dan energi. Disamping sebagai sumber materi dan energi, lingkungan juga tempat pembuangan limbah infratsrruktur. Infrastruktur memberikan pelayanan sosial ekonomi dan juga mendukung menghasilkan produk sosial ekonomi. Kriteria dan indikator dalam studi Sahely et al. 2005 masih fokus pada pertimbangan teknis atau engineering, seperti: penggunaan material untuk konstruksi dan penggunaan teknologi, tetapi kerangka pemikiran penilaian yang mempertimbangkan aspek lingkungan, teknologi, sosial dan ekonomi secara lebih luas dapat dikembangkan untuk merumuskan kriteria dan indikator dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan kota. 24 Gambar 2 Kerangka penilaian sistem infrastruktur berkelanjutan Sahely et al. 2005 2.4.1 Pedoman Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Daerah Dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan daerah ada dua jenis rencana yang dijadikan acuan yaitu Rencana Tata Ruang RTR dan Rencana Pembangunan RP. Penyusunan RTR diamanatkan oleh Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataa Ruang dan penyusunan RP diamanatkan oleh Undang-Undang No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pembangunan Daerah dan Undang- Undang No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah. Dalam penyusunan RP dan RTR harus saling mengacu satu sama lain, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 26 tahun 2007 dan PP No. 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah sistem yang menjadi pedoman pengambilan kebijakan pemerintahan di Indonesia. Sistem ini adalah pengganti dari sistem yang sebelumnya disebut dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN. Dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 disebutkan bahwa sistem perencanaan pembangunan nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 dua puluh tahun. RPJP nasional diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 lima tahun. RPJM terdiri dari RPJM KementerianLembaga atau disebut juga Renstra-KL dan RPJM Satuan Kerja Perangkat Daerah yang disebut juga Rencana Strategis SKPD. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, disebut juga Rencana Kerja Pemerintah RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 satu 25 tahun. Pada kementerianlembaga disebut Rencana Kerja KementerianLembaga Renja-KL, dan di daerah disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah Renja- RKPD.Disamping itu ada Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Renja-SKPD, adalah dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 1 satu tahun. Pelaksanaan keterpaduan pembangunan infrastruktur di Indonesia masih mengalami berbagai permasalahan diantaranya adalah: wilayah sasaran belum fokus, program belum sinergi, sistem penganggaran belum efektif BKPRN 2012. Oleh sebab itu pemerintah pusat Kementerian Pekerjaan Umum telah menyiapkan perencanaan program infrastruktur berbasis penataan ruang untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu melalui Rencana Program Investasi Jangka Menengah RPIJM bidang ke Cipta Karyaan. Fungsi dari RPIJM adalah: untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di daerah; upaya mewujudkan hasil pembangunan yang lebih optimal melalui perencanaan pembangunan infrastruktur terpadu; sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan Bid PUCipta Karya di Daerah antara Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kabupatenkota; mendorong pembangunan infrastruktur bidang PUCipta Karya di daerah dalam rangka memacu pertumbuhan kotakabupaten dan pemerataan pembangunan dan mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PUCipta Karya sebagaimana dimaksud dalam Renstra Cipta Karya tahun 2010-2014 dan seterusnya maupun MDG 2015 yang akan datang. RPIJM Bidang Cipta Karya mulai dirintis sejak tahun 2005 dan penyusunannya hingga saat ini telah mengalami peningkatan baik dari segi jumlah KabupatenKota yang melakukan penyusunan dokumen RPIJM maupun kualitasnya. Berdasarkan data yang telah dihimpun, hampir seluruh kabupatenkota telah menyusun dokumen RPIJM KPU 2010. Hanya terdapat beberapa kabupatenkota pemekaran yang belum melakukan penyusunan RPIJM. RPIJM Bidang PUCK merupakan rencana pelaksanaan program infrastruktur bidang PUCK yang bersifat multi tahun, multi sumber dana, dan multi sektor. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan anggaran tahunan yang dilakukan selama ini. RPIJM disusun mengacu dokumen perencanaan daerah terkait spasial dan sektoral melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah pembangunan kabupatenkota yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota RTRWK dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD, serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah masing-masing. Prinsip RPIJM adalah : 1 mengedepankan pencapaian hasil tepat sasaran, melalui pelaksanaan kegiatan yang efektif dengan pemanfaatan sumber daya termasuk pendanaan secara efisien; 2 berorientasi pada pencapaian outcome, yaitu berfungsinya output secara tepat waktu sesuai dengan rencana serta bermanfaat secara luas dan menerus; 3 memperkuat sinergi antar-stakeholder dalam rangka pemanfaatan sumber daya pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, masyarakat, dan yang bersumber dari luar negeri; dan 4 dalam Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah KPJM yang mengedepankan pendekatan program, bukan pendekatan keproyekan. 26 Kementerian PU sedang merencanakan penyusunan RPIJM di seluruh sektor pembangunan baik pembangunan di bidang Cipta Karya, maupun pembangunan di bidang Sumber Daya Air, Bina Marga, maupun Penataan Ruang yang dinamakan Rencana dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM. Dengan adanya RPI2JM untuk seluruh bidang pembangunan, diharapkan sinergitas dan keterpaduan seluruh pembangunan di daerah dapat ditingkatkan. RPI2-JM adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum tahunan dalam periode 3 tiga hingga 5 lima tahun, yang memadukan dan mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakatdunia usaha. Rencana Terpadu adalah upaya mengintegrasikan arahan spasial pengembangan wilayah dengan program prioritas pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum. Sinkronisasi Program adalah upaya menyerasikan program pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum sesuai tahapanskala prioritas pengembangan wilayah, melalui berbagai forum koordinasi, dari aspek fungsi, lokasi, waktu, dan anggaran. Jadi RPI2-JM bidang pekerjaan umum berkedudukan sebagai dokumen yang mengintegrasikan kebijakan spasial dan kebijakan infrastruktur bidang ke- PU-an, dan berfungsi sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur Infrastructure Development Plan pada masing-masing tingkatan wilayah PulauKepulauan dan KSN, wilayah provinsi dan KSP, serta wilayah kabupatenkota, dan KSKK. Kedudukan RPI2JM seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Kedudukan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah BKPRN 2012.