Ekspektasi. Aksioma ini menyatakan bahwa mereka yang mempunyai alas an

33 disederhanakan menjadi struktur dasar yaitu mekanisme dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik. Menurut Muhammadi et al. 2001, untuk memahami stuktur dan perilaku sistem yang akan membantu dalam pembentukan model dinamika kuantitatif formal digunakan diagram sebab akibat causal loop dan diagram alir flow chart. Pada sistem dinamis, diagram sebab akibat ini akan digunakan sebagai dasar untuk membuat diagram alir yang akan disimulasikan dengan menggunakan program model sistem dinamis seperti Program Powersim Constructor. Tahapan pendekatan sistem dinamis secara umum adalah: 1. Analisis Kebutuhan: adalah interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil keutusan terhadap jalannya sitem. Analisa kebutuhan dilakukan terhadap semua pelaku yang terlibat dalam sistem. Dalam studi ini kebutuhan yang dianalisa adalah dari pemerintah, masyarakat, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan akademisi. Analisis ini meliputi hasil survei, pendapat ahli dan hasil diskusi dengan pihak terkait. 2. Formulasi Masalah: pada tahap ini dilakukan perumusan masalah yang timbul karena konflik kepentingan berbagai stakeholder yang terlibat. Terjadinya konflik kepentingan antara para stakeholder, merupakan masalah yang membutuhkan solusi agar sistem dapat bekerja secara konstruktif. Formulasi masalah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dengan mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dari masing-masing stakeholder dengan adanya pengaruh dari stakeholder yang lain. 3. Identifikasi sistem merupakan hubungan antara pernyataan dari kebutuhan- kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus diselesaikan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini digambarkan dalam diagram lingkar sebab aklibat causal loop. 4. Simulasi model dari hasil pemodelan sistemik digunakan untuk melihat pola kecenderungan perilaku model. Hasil simulasi model dianalisis pola dan kecenderungannya, ditelusuri faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pola dan kecenderungan tersebut, serta dijelaskan begaimana mekanisme kejadian tersebut berdasarkan analisis struktur model. Simulasi model dilakukan dengan menggunakan software powersim constructor. 5. Validasi Model: validasi perilaku model dilakukan dengan membandingkan antara besar dan sifat kesalahan. Alat yang digunakan adalah Absolute Mean Error AME yaitu penyimpangan selisih antara nilai rata-rata mean hasil simulasi terhadap nilai actual dan Absolute Variation Error AVE yaitu penyimpangan nilai variasi variance simulasi terhadap aktual. Batas penyimpangan yang dapat diterima antara lain: AME = [Si – AiAi]…………………………………….1 Si = Si N, dimana S = nilai simulasi Ai = Ai N, dimana A = nilai aktual N = interval waktu pengamatan AVE = [Ss – SaSa]……………………………………2 Ss = Si – Si 2 N = deviasi nilai simulasi Sa = Ai – Ai 2 N = deviasi nilai aktual Jika hasil validasi ada yang belum terpenuhi, maka model harus diverifikasi, sehingga semua persyaratan terpenuhi. 34

2.6 Rangkuman Kajian Pustaka

Berdasarkan hasil kajian pustaka terhadap berbagai persoalan lingkungan perkotaan akibat pembangunan infrastruktur menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur yang parsial dan tanpa mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, teknologi, dan lingkungan, telah banyak dikritisi, karena cenderung tidak berkelanjutan. Sejak awal 1990-an, berbagai penelitian sudah dilakukan untuk menanggapi kecenderungan tersebut, berdasarkan teori-teori kerekayasaan, pengelolaan infrastruktur kota dan pembangunan kota berkelanjutan. Rekomendasi studi terdahulu adalah tentang kriteria dan indikator pembangunan untuk berbagai jenis infrastruktur secara berkelanjutan, pembangunan infrastruktur secara terpadu pada skala permukiman dan pembangunan infrastruktur yang mempertimbangkan sebagian dari pilar pembangunan berkelanjutan. Hasil studi tersebut belum mampu menjawab persoalan pembangunan infrastruktur berkelanjutan secara ideal dan menyeluruh. Tinjauan pustaka tentang teori dan konsep pembangunan berkelanjutan dan kota berkelanjutan, menunjukan bahwa infrastruktur merupakan aspek penting dalam mendukung kota berkelanjutan. Dalam kerangka teoritik pengembangan sumber daya alam dan lingkungan, infrastruktur merupakan lingkungan binaan dalam suatu ekosistem kota. Sebagai elemen lingkungan binaan kota, infrastruktur juga menghasilkan limbah terhadap lingkungan kota. Pembangunan kota dan infrastruktur bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi dibatasi oleh ketersediaan sumber daya alam agar dapat berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur yang tidak mempertimbangkan pilar pembangunan berkelanjutan akan menyebabkan pembangunan kota tidak berkelanjutan. Kedudukan penelitian ini dalam perspektif sumber daya alam lingkungan dan pembangunan kota adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 4. Gambar 4 Sistem penilaian infrastruktur berkelanjutan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kota Berkelanjutan Kesejahteraan Masyarakat Materi Pelayanan Keterbatasan SDA Pembangunan Berkelanjutan Keberlanjutan Sosial Ekonomi Energi Produk Limbah Infrastruktur Berkelanjutan