Kondisi Fisik Lingkungan Model Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan (Studi Kasus Kota Bandarlampung)

mencapai 244.08 mm. Tingginya rata-rata curah hujan pada tahun 2010 berimplikasi pada meningkatnya volume air sungai sehingga pada akhir tahun 2010 pernah terjadi banjir besar di Kota Bandarlampung Tabel 10. Bulan basahkering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihikurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Bandarlampung pada tahun 2008 terjadi pada bulan November – Maret dengan rerata curah hujan bulanan berada diatas 179.30 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan April – Agustus dengan rata-rata curah hujan bulanan kurang dari 179 mm. Tabel 10 Jumlah rata-rata curah hujan Kota Bandarlampung mm No BULAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 JAN 215.90 215.30 102.00 235.60 307.00 307.00 100.10 2 FEB 306.60 205.00 174.70 291.60 432.00 432.00 45.60 3 MARET 103.20 34.20 238.00 301.80 278.50 278.50 86.30 4 APRIL 212.30 92.20 180.00 98.50 128.00 128.00 235.30 5 MEI 121.60 48.00 103.90 47.70 247.00 247.00 48.10 6 JUNI 188.40 65.80 80.00 80.50 226.00 226.00 125.60 7 JULI 61.90 161.30 74.50 0.30 341.00 341.00 84.60 8 AGUST 79.40 0.00 26.00 135.40 212.00 212.00 9.00 9 SEP 78.90 0.00 0.00 212.80 246.50 246.50 9.00 10 OKT 160.00 11.80 101.20 120.60 167.00 167.00 105.00 11 NOV 110.90 46.60 20.10 193.70 105.50 105.50 76.00 12 DES 120.30 191.70 191.50 433.10 238.50 238.50 87.05 Rata-rata 147.37 89.33 107.66 179.30 244.08 244.08 84.30 Sumber: BMKG, Stasiun Metereologi Radin Inten II Lampung 2012 b. Temperatur Rata-Rata Kota Bandarlampung termasuk beriklim tropis basah yang mendapat pengaruh dari angin musim Monsoon Asia. Data Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Lampung menunjukan bahwa temperatur Kota Bandarlampung dalam kurun waktu lima tahun terakhir berada pada kisaran 25 – 28 C dengan suhu rata-rata per tahun 26.3 C.

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara Kota Bandarlampung antara tahun 2005 – 2009 rata- rata berkisar antara 74 – 85 dengan kelembapan rata-rata 78.4 per tahunnya. Kondisi tersebut menunjukkan Kota Bandarlampung memiliki kelembaban yang relatif tinggi. Pada bulan Oktober hingga Januari kelembaban udara berada diatas kelembaban rata-rata.Klasifikasi iklim menurut Koppen dikenal dan digunakan secara internasional didasarkan pada curah hujan dan temperatur. Oleh sebab curah hujan tahunan rata-rata sebesar 135.49 mm dan temperatur lebih dari 18 C. 55 Kota Bandarlampung masuk pada zona iklim A, dengan rata-rata hujan setiap bulan lebih besar dari 60 mm, iklim hujan tropik yang kemaraunya pendek dengan vegetasi hutan hujan tropik. 4.2.2 Penggunaan lahan Laju penggunaan lahan terbangun di Kota Bandarlampung dalam 5 tahun terakhir cukup tinggi yaitu rata-rata 22.88 Tabel 11. Sedangkan lahan pertanian, tanah kosong dan rawa terus berkurang dalam 5 tahun terakhir.Penggunaan lahan di Kota Bandarlampung terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.Kawasan Lindung terdiri dari: kawasan resepan air, kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air dan kawasan Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota. Kawasan budidaya terdiri dari kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan industri, Ruang Terbuka Non Hijau RTNH, Ruang terbuka Hijau Non Alami dan kawasan peruntukan lainnya. . Tabel 11 Penggunaan lahan Kota Bandarlampung tahun 2007-2011 No. Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 Rata2 1 Perkampungan luas 6 100.87 6 209.79 6 251.19 6 325.19 6 335.19 Permukiman, Pertumb. 1.00 1.80 0.70 1.20 0.20 0.98 2 Perusahaan luas 730.19 736.19 750.96 750.96 754.17 dan jasa Pertumb. 0.80 0.80 2.00 0.00 0.40 0.80 3 Industri luas 262.30 268.20 488.93 488.93 488.93 Pertumb. 21.00 2.20 82.30 0.00 0.00 21.10 4 Pertanian luas 10 909.47 10 810.55 10 522.44 10 448.44 10 435.44 Pertumb. 0.75 -0.90 -2.70 0.70 -0.10 -0.75 5 Hutan luas 477.82 452.82 532.62 532.62 532.62 Pertumb. 3.10 -5.20 17.60 0.00 0.00 3.10 6 Rawa luas 975 9.75 5.50 5.50 5.50 Pertumb. -10.90 0.00 -43.60 0.00 0.00 -10.90 7 Tanah kosong luas 34.02 39.12 19.72 19.72 19.72 Pertumb. -8.65 15.00 -49.60 0.00 0.00 -8.65 8 Lainnya luas 1 197.58 1 195.58 1 150.65 1 150.64 1 150.64 Pertumb. -1.00 -0.20 -3.80 0.00 0.00 -1.00 Keseluruhan 19 722.00 19 722.00 19 722.00 19 722.00 19 722.00 Sumber: BPS Kota Bandarlampung 2012 ; Catatan: rata-2 laju kawasan terbangun 22.88 Secara umum jumlah lahan terbangun sampai saat ini telah berjumlah 9920 ha atau sekitar 54.65 dari seluruh luas Kota Bandarlampung, sedangkan lahan yang belum terbangun saat ini memiliki luas sekitar 8230.89 ha atau sekitar 45.35 . Alih guna lahan kawasan lindung menjadi permukiman, pertanian dan perkebunan terutama terjadi di Kecamatan Kemiling, Teluk Betung Barat dan Panjang. Penggerusan gunung, bukit dan lereng terus terjadi tanpa terkendali. Kegiatan reklamasi pantai di Kota Bandarlampung secara eksisting telah menambah luas daratan Kota Bandarlampung, jika pada tahun 2003 luas Kota Bandarlampung hanya 19 218 ha, maka saat ini akibat adanya kegiatan tersebut luas Kota Bandarlampung sudah berjumlah 19 722 ha.

4.3 Kondisi Sosial Budaya

4.3.1 Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Bandarlampung pada Tahun 2011menurut data BPS adalah sebesar 891 374 jiwa, yang tersebar di 13 Kecamatan Kepadatan penduduk rata-rata 4 471 jiwakm². Tingkat pertumbuhan adalah 1.72 pertahun selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada Tabel 12. Data BPS Lampung tahun 2013 mencatat jumlah penduduk tahun 2012 meningkat cukup besar menjadi 1 446 160 jiwa. Tabel 12 Jumlah penduduk Kota Bandarlampung 2007-2011 Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan Luas Wilayah km2 Kepadatan perkm2 2007 812 133 -0.87 197 22 4 118 2008 822 880 1.32 197 22 4 172 2009 833 517 1.29 197 22 4 226 2010 881 801 5.79 197 22 4 471 2011 891 374 1.09 197 22 4 520 Sumber: BPS Kota Bandarlampung 2012 4.3.2 Kondisi Keamanan dan Ketertiban Keamanan dan ketertiban kota antara lain mencakup masalah sosial masyarakat, pelanggaran lalu lintas, penyakit masyarakat misalnya: kriminalitas, prostitusi, perjudian, dan lain-lain, konflik sosial, perlindungan dan penanggulangan bencana. Data terperinci tentang keamanan dan ketertiban ini sangat terbatas. Jumlah tindak kejahatan di Kota Bandarlampung fluktuatif dan cenderung meningkat sebagaimana yang terlihat pada Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel 13 Jumlah kasus keamanan dan ketertiban Kota Bandarlampung Tahun 2007-2011 Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 1. Kejahatan 2 835 2 754 3 027 3 262 3 402 2.Pelanggaran lalu lintas - 691 477 425 362 3.Rawan Bencana - 1 080 - - 1 280 4.KekerasanPerempuan dan anak - 45 - 48 23 Sumber: BPS Kota Bandarlampung 2012 57 Tabel 14 Jumlah kasus kejahatan Kota Bandarlampung tahun 2007-2011 Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 Pembunuhan 7 3 3 2 13 Penganiyaan Berat 142 107 94 91 99 Pencurian Berat 482 486 625 694 631 Pencurian Keras 78 104 125 174 110 Kejahatan Ketertiban Umum 579 522 586 582 443 Pencurian Kendaraan Bermotor 83 104 95 80 112 Perjudian 62 169 122 55 43 PemerasanRampas 59 9 114 20 8 Perkosaan 30 22 15 16 18 Penipuan 277 244 238 337 486 Jumlah 1 799 1 770 2 017 2 051 1 963 Sumber: Poltabes Bandarlampung 2012 Salah satu karakteristik khas kota Bandarlampung adalah keanekaragaman suku bangsanya. Sejak dimulainya program transmigrasi dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera khususnya ke Provinsi Lampung, penduduk Lampung terdiri dari berbagai suku bangsa. Lampung dikenal sebagai negeri yang ruwa jurai dua unsur karena dihuni oleh masyarakat asli dan pendatang dengan keanekaragaman suku bangsa. Sebagai ibukota Provinsi, Kota Bandarlampung juga memiliki keanekaragaman tersebut. Keanekaragaman suku bangsa ini seharusnyamenjadi potensi atau kekuatan untuk membangun Kota Bandarlampung, dalam arti kota Bandarlampung menjadi semakin mudah beradaptasi dan menerima pendatang baru, sehingga juga semakin mudah menerima pengaruh pembangunan bagi wilayahnya. Tetapi kenyataannya adalah sebaliknya, pada beberapa tahun terakhir seringkali muncul konflik antar suku.

4.3.3 Ketenagakerjaan

Kondisi ketenagakerjaan di Kota Bandarlampung 5 tahun terakhir mengalami perbaikan. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja, dari 327 960 orang pada tahun 2007 menjadi 340 246 orang pada tahun 2011. Namun demikian, angka pengangguran di Kota Bandarlampung mengalami peningkatan dari 35 551 orang pada tahun 2007 naik menjadi 43 853 orang pada tahun 2011. Jumlah penduduk yang berusia kerja 15 tahun tahun 2011 sebesar 584 717 orang, dengan jumlah angkatan kerja sebesar 384 266 orang atau Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK sebesar 65.69. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar 64.03. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK adalah jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang secara ekonomi melakukan kegiatan aktif baik sedang bekerja, mempersiapkan diri untuk berusaha mandiri maupun sedang mencari pekerjaan. Peningkatan TPAK berarti secara kuantitas jumlah penduduk yang memasuki pasar kerja menjadi semakin besar, sehingga diperlukan kesempatan kerja yang