Indikator penting dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan
- Dalam Rencana Induk Sanitasi dan Sampah, perencanaan limbah baik limbah
cair air limbah dan limbah padat atau sampah sudah mempertimbangkan kriteria lingkungan. Hanya saja untuk limbah cair, walaupun sudah mulai
merencanakan pembangunan IPAL, tetapi belum ada rencana detail secara teknis pelaksanaannya bagaimana. Perencanaan untuk limbah padat atau
sampah sudah lebih detail direncanakan bagaimana pengelolaan dengan 3 R dan berbagai prasarana dan sarana pendukungnya. Pengelolaan limbah ini
berkaitan dengan peningkatan kualitas tanah.
-
Kriteria Sosial
Indikator untuk kriteria sosial yang sudah terdapat dalam RPJMD meliputi 5 yaitu: meningkatnya angka partisipasi pendidikan dan kesehatan IPM;
berkurang jumlah masyarakat miskin; terjaga stabilitas, kerukunan dan ketertiban masyarakat; pengolahan sampah oleh masyarakat dan meningkatnya angka
partisipasi angkatan kerja tingkat pengangguran. Indikator-indikator ini menjadi kebijakan kota dan berpengaruh pada kondisi keberlanjutan infrastruktur kota saat
ini.
Indikator lainnya yang belum terdapat dalam indikator kinerja adalah laju peningkatan jumlah penduduk, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air
limbah, pembuatan sumur resapan dan penyediaan air bersih sumur bor dan sumur dangkal, dan pelanggaran terhadap infrastruktur perilaku. Untuk
indikator kinerja RPJMD yang akan datang ke 5 indikator ini perlu ditambahkankan. Hasil MDS pada bab terdahulu, beberapa dari indikator tersebut
merupakan faktor pengungkit. Laju peningkatan penduduk yang tinggi di Bandarlampung kiranya perlu menjadi perhatian khusus pemerintah kota. Begitu
pula peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyediaan infrastuktur, seperti: pembuatan sumur resapan, kolam untuk panen air hujan rain harversting dan
sebagainya. Indikator yang tidak kalah penting adalah perilaku masyarakat, apalagi kondisi sosial budaya masyarakat Kota Bandarlampung yang sangat
rentan konflik.
Dalam RTRW, RIS, RPJMD dan RPIJM kriteria sosial yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur sudah dipertimbangkan, baik dalam kebijakan
makro maupun kebijakan mikro yaitu dalam indikasi program. Dalam indikator kinerja RPJMD indikator-indikator untuk kriteria sosial sudah ada, walaupun
masih umum atau tidak secara khusus untuk setiap jenis infrastruktur. Disamping itu, indikator sosial ini masih belum lengkap, masih fokus pada angka
pengembangan manusia, kemiskinan dan ketertiban masyarakat, sedangkan indikator untuk keterlibatan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur hanya
ada sistem pengelolaan sampah oleh masyarakat. Dalam RTRW ada penetapan keterlibatan masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka privat yang diharapkan
10 dari 30 yang disyaratkan undang-undang penataan ruang.
- Kriteria Ekonomi
Indikator untuk kriteria ekonomi yang ada dalam RPJMD terdiri dari 5 indikator yaitu: pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan PAD, laju pertumbuhan
investasi, pertumbuhan ekonomi lokal UMKM, dan tingkat UMK sesuai KHL.
Pertumbuhan ekonomi kota dipengaruhi oleh indikator tersebut dan ini juga mempengaruhi kondisi infrastruktur kota.
Indikator untuk kriteria ekonomi yang belum ada dalam RPJMD adalah: pertumbuhan APBD, pendapatan perkapita, tarif pelayanan infrastruktur dan
peningkatan harga lahan kota. Indikator-indikator ini sangat berkaitan dengan penyediaan infrastruktur kota, oleh sebab itu dalam RPJMD yang akan datang
perlu ditambahkan. Apalagi dari hasil MDS bab terdahulu, pendapatan perkapita merupakan faktor pengungkit. Pemerintah daerah perlu memberi perhatian pada
peningkatan APBD untuk infrastruktur, menekan tarif infrastruktur serta menekan laju kenaikan harga lahan kota.
Dalam kebijakan makro RTRW, RIS, RPJMD dan RPIJM kriteria ekonomi
yang berkaitan
dengan pembangunan
infrastruktur sudah
dipertimbangkan. Dalam kebijakan mikro yaitu dalam indikasi program kriteria ekonomi berkaitan dengan infrastruktur muncul secara umum, kecuali dalam
RPJMD, karena sudah ada indikator kinerja, tetapi tetap bersifat sektoral.
-
Kriteria Teknologi
Indikator untu kriteria teknologi dalam RPJMD ada 7 indikator yaitu: meningkatnya jumlah jalan kota dan lingkungan; tertata kawasan bantaran sungai
RTH; berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase; meningkat pelayanan air bersih; tersedia instalasi saluran limbah; tersedia fasilitas lalu lintas dan angkutan
massal.
Indikator untuk kriteria teknologi yang ada dalam perencanaan sudah cukup lengkap, hanya dalam indikator kinerja RPJMD tidak muncul indikator
teknologi untuk fasilitas pejalan kaki dan jalur sepeda. Untuk RPJMD yang akan datang perlu ditambahkan indikator ini agar dapat ditingkatkan status
keberlanjutan infrastruktur kota Bandarlampung, karena dari hasil MDS pada bab terdahulu indikator tersebut merupakan indikator pengungkit.
Perencanaan transportasi dalam RTRW, RIS dan RIPJM sudah mempertimbangkan kriteria lingkungan melalui perencanaan jalur sepeda,
angkutan umum dan pedestrian. Penggunaan moda angkutan umum, sepeda dan jalan kaki diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan polusi dalam kota. Secara
rinci adalah sebagai berikut: -
Dalam RTRW, RIS dan RPIJM ada program transportasi yang berkaitan dengan teknologi ramah lingkungan dengan penyediaan jalur sepeda,
pembangunan fasilitas pejalan kaki. -
Dalam RTRW, RIS dan RPIJM perbaikan drainase alami dan pemeliharaan saluran drainase buatan agar dapat mengalirkan air dengan cepat atau
mengurangi titik genangan. -
Dalam RTRW, RIS dan RPIJM ada rencana pembangunan instalasi air limbah komunal.
- Dalam RTRW , RIS dan RIPJM: ada program penggantian pipa yang lebih
baik kualitasnya untuk mengurangi kebocoran air. Peningkatan pelayanan: pengembangan jaringan air minum fokus pada kawasan yg belum terlayani
dan penggantian pipa.
- Dalam RTRW, RIS dan RPIJM ada program peningkatan pelayanan
prasarana dan sarana, TPA,TPS. Tetapi sistem pengelolaan sampah di TPS dan TPA belum menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
- Dalam RTRW, RIS dan RPIJM ada program pengembangan RTH fokus pada
taman kota, pengadaan lahan utk RTH, pemanfaatan GSS, GSP dan GS Rel, dan GSJ untuk jalur hijau. Belum ada pengembangan ruang terbuka pada atap
bangunan, dinding bangunan atau bentuk lainnya.
-
Kriteria tata kelola pemerintahan
Indikator untuk kriteria tata kelola pemerintahan yang terdapat dalam RPJMD meliputi 5 indikator yaitu: meningkatnya jumlah Perda yang disyahkan
peraturan, peningkatan kapasitas PNS melalui disiplin dan pendidikan kapasitas SDM pemerintahan; tersedianya media pengaduan masyarakat call center ;
tersedia anggaran; tersedia informasi perencanaan dan terlaksana perencanaan sesuai ketentuan perencanaan.
Beberapa indikator yang belum ada dalam RPJMD adalah indikator yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur kota yaitu: institusi yang
mewadahi antar sektor, kepemimpinan yang visioner, penegakan hukum dan kondisi sosial politik kota. Indikator ini perlu dimasukkan ke RPJMD yang akan
datang, karena dari hasil MDS pada bab terdahulu, indikator-indikator tersebut adalah indikator pengungkit.
Kriteria tata kelola pemerintahan sudah dipertimbangkan dalam perencanaan infrastruktur yang diamati, terutama yang menyangkut indikator
kelembagaan, pembiayaan dan partisipasi masyarakat, secara rinci dalam RTRW, RIS dan RPIJM adalah sebagai berikut:
1. Organisasi yang bertanggung jawab dalam pembangunan masing-masing jenis
infrastruktur lebih dari satu lembaga dan penjabaran tugas masing-masing lembaga sudah ada. Hanya saja belum ada mekanisme koordinasi antar
lembaga tersebut.
2. Anggaran dalam rencana masih berupa perkiraan ataupun usulan, baik jumlah maupun sumber. Alokasi anggaran ada pada setiap jenis dokumen rencana
yang dianalisis, kecuali pada RTRW. 3. Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan pembangunan infrastruktur
masih terbatas pada penyusunan RTRW, yaitu dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang. Program partisipasi dalam lingkup yang lebih
luas yaitu pelaksanaan pembangunan sudah diatur dalam dokumen perencanaan seperti: RTRW dan masterplan RTH, Air Limbah dan
Persampahan.
Dalam RPJMD, indikator untuk tata kelola pemerintahan masih fokus pada kinerja pemerintahan yang berkaitan dengan kapasitas sumber daya manusia
khususnya Pegawai Negeri Sipil dan adminstrasi pemerintahan, belum secara rinci memuat indikator yang berkaitan dengan kepemimpinan, transparansi
anggaran dan partisipasi masyarakat.
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa indikator kinerja dalam RPJMD bersifat sektoral, sehingga tidak dapat menggambarkan keterkaitan antar indikator
dalam kriteria yang dinilai. Agar keterkaitan antar indikator dapat diaplikasikan
24 indikator penting
masyarakat 28
Indikator dlm Dokumen
Rencana 26
Indikator kunci
stakeholder
dalam pembangunan infrastruktur, maka perencanaan infrastruktur harus juga memperhatikan perencanaan spatial atau ruang sebagaimana yang tertuang dalam
RTRW. Bentuk rencana pembangunan yang memadukan antara rencana sektoral dan rencana spatial ini sudah dimulai oleh Kementerian Pekerjaan umum dengan
program Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPI2JM. Jadi RPI2JM adalah suatu bentuk program yang mendukung pembangunan
infrastruktur berkelanjutan.