Curah Hujan Andalan PREDIKSI NERACA AIR

Untuk menunjukkan gambaran curah hujan andalan dengan curah hujan rata-rata yang terjadi di daerah tangkapan Danau Toba disajikan pada Gambar 51. Gambar 51 Grafik Curah Hujan Andalan 80 Berdasarkan Curah Hujan pada peluang 80 menunjukkan bahwa setiap bulan ada terjadi hujan, pada bulan Januari-April dan bulan September- Desember terjadi hujan dengan curah hujan diatas 100 mmbl . Sementara bulan Mei-Agustus terjadi hujan dengan curah hujan dibawah 100 mmbl.

4.5.2 Skenario Kebijakan

Yang dimaksud dengan skenario kebijakan adalah skenario dengan intervensi peubah dari model dinamis berdasarkan strategi konservasi untuk mengendalikan neraca air dan tinggi muka air danaupada masa yang akan datang. Prediksi kondisi neraca air dan tinggi permukaan air danau pada masa yang akan datang 10 tahun dan 50 tahun yang akan datang agar tercapai output yang diinginkan, maka dilakukan dengan melaksanakan beberapa peubah intput dalam pemodelan. Untuk mencapai neraca air yang positip dan tinggi muka air danau yang stabil maka harus berangkat dari analisa komponen pembentuk neraca air. Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa air yang masuk ke danau berasal dari : Curah hujan rata-rata Curah hujan andalan 80 1. Curah hujan surplus yang merupakan curah hujan yang jatuh di DTA Danau Toba yang dikurangi dengan evapotranspirasi yang terjadi. 2. Curah hujan surplus yang jatuh di daratan, selanjutnya mengalir ke danau melalui mekanisme air limpasan permukaan dan air bawah tanah. 3. Curah hujan yang jatuh langsung ke danau. 4. Debit air sungai Larenun yang berasal dari daerah tangkapan air lainnya atau bukandari DTA Danau Toba. 5. Debit air yang berasal dari cekungan air tanah disekitar DTA Danau Toba. Sementara itu, jumlah air yang ke luar dari Danau Toba, terdiri dari komponen sebagai berikut : 1. Penguapan air dari danau atau evaporasi danau. 2. Debit air yang dilepas ke sungai Asahan untuk kebutuhan PLTA Asahan 3. Kebutuhan air penduduk dan industri. 4. Debit yang diperkirakan ke luar dari danau melalui celah-celah lapisan batu di dasar danau ke daerah yang lebih rendah elevasi permukaannya. Berdasarkan komponen pembentuk neraca air tersebut maka strategi konservasi dilakukan dengan mempertimbangkan dan menganalisa serta keberadaan komponen tersebut. Hasil dari analisa tersebut dilakukan menjadi variable peubah untuk pemodelan neraca air Danau Toba. Dan untuk memprediksi kondisi neraca air dan tinggi permukaan air danau yang diinginkan, maka dilakukan pemilihan nilai peubah dengan skenario existing, optmis, moderat dan pesimis seperti dijelaskan dibawah ini.Penentuan nilai peubah dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan pencapaian nilai peubah dilapangan dan hasil persepsi pakar tentang prioritas konservasi sumberdaya air di DTA Danau Toba namun tetap untuk mencapai tujuan yakni neraca air yang positip serta tinggi muka air berkisar 903,00-905,00 m dpl. Nilai peubah tersebut disajikan pada Tabel 51.