Strategi Konservasi Sumber Daya Air di DTA Danau Toba

4. Debit air yang berasal dari cekungan air tanah disekitar kawasan Danau Toba, merupakan hal yang khusus. Diperkirakan air tersebut berasal dari Cekungan Air Tanah CAT disekitar Danau Toba. Untuk mempertahankan debit air ini maka dalam kebijakan konservasi Danau Toba seharusnya wilayah cadangan air tanah ini harus dilakukan juga upaya konservasi. Wahyudin 2010 menyatakan di sekitar KDT terdapat 5 cekungan air tanah CAT yakni 3 CAT lintas kabupaten CAT Medan, CAT Sidakalang, CAT Tarutung dan 2 CAT dalam kabupaten CAT Samosir dan CAT Porsea-Prapat 5. Debit air yang dilepas ke sungai Asahan untuk kebutuhan PLTA Asahan, tetap dipertahankan 100 dari rata-rata saat ini yakni 91,69 m3det 227 mmbulan dan tinggi muka air danau selalu berada pada elevasi yang diinginkan yakni berkisar 903,00-905,00 m dpl. Hal ini dimaksudkan agar tujuan ekonomi pemanfaatan Danau Toba tetap dipertahankan, PLTA dapat berjalan dengan baik karena pasokan air tetap dapat terpenuhi namun tidak mengganggu ekosistem di sekitar danau. 6. Pertumbuhan penduduk di DTA Danau Toba adalah sangat kecil yaitu sebesar 1,14 pertahun. Namun didalam perhitungan kebutuhan air pada masa yang akan datang akan tetap berpengaruh, sehingga konservasi air dalam hal pemakaian air oleh penduduk harus dilakukan upaya program kebijakan Reduce, Reuse dan Recycle R3. Dengan program R3 ini maka kebutuhan air penduduk dan kebutuhan air industri. . 7. Mengganti tanaman penutup lahan di daerah tangkapan air Danau Toba dari yang ada saat ini di DTA Danau Toba menjadi jenis tanaman yang berpotensi mengurangi evapotranspirasi minimal sebesar 25 dari kondisi yang ada saat ini. Keseluruhan pilihan tersebut diatas menunjukkan harus ada upaya yang keras dan biaya yang sangat besar. Tetapi pilihan skenario kebijakan tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan upaya mengurangi pasokan air ke PLTA Asahan. Pengurangan air ke Sungai Asahan akan mengakibatkan pengoperasian PLTA Asahan menjadi berkurang dan ini adalah kondisi yang tidak diinginkan. Kondisi yang diinginkan adalah neraca air positip dan tinggi muka air berada selalu di antara 903,00 - 905,00 m dpl

BAB V SARAN DAN SIMPULAN

5.1 Simpulan

1. Kajian ekologis daerah tangkapan air Danau Toba dapat memberikan informasi tentang kondisi potensial ketersediaan air di DTA Danau Toba. Hasil penelitian terhadap kondisi ekologis daerah tangkapan air Danau Toba menunjukkan bahwa daerah tangkapan air Danau Toba sudah terjadi degradasi kualitas ekologis. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi untuk melakukan perbaikan ekologis agar dapat dipertahankan fungsi Danau Toba secara maksimal. Kesimpulan ini berdasarkan analisis data yang telah dibahas di atas, diantaranya adalah: a. Penggunaan lahan yang bervegetasi pada tahun 2001 adalah 68,64 dan yang tidak bervegetasi adalah 31,36 dan tahun 2007 berubah menjadi penggunaan lahan yang bervegetasi 63,77 dan yang tidak bervegetasi sebesar 36,23 dari luas daratan DTA Danau Toba. b. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan mencapai 21,29 pada tahun 2001 dan 30,01 pada tahun 2007. c. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan RTRWP Sumatera Utara mencapai 24,53 pada tahun 2001 dan 33,25 pada tahun 2007. d. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan RTRW Danau Toba 29,47 mencapai pada tahun 2001 dan 38,18 pada tahun 2007 e. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan Rencana Kawasan Hutan berdasarkan SK 201 Menhut 2006, mencapai 26,68 pada tahun 2001 dan 35,39 pada tahun 2007 f. Tekanan penduduk sangat tinggi yakni 3,5 yang berpotensi penggunaan lahan kearah non pertanian khususnya ke kawasan lindung. g. Dinamika perubahan penggunaan lahan yang dominan terjadi dari suatu kawasan lahan penggunaan tertentu keseluruh penggunaan lainnya dan sebaliknya dari seluruh jenis penggunaan lahan kepenggunaan lahan tertentu. Hal ini menggambarkan ketidakteraturan dari penggunaan lahan. Luas lahan yang tidak bervegetasi menjadi dasar penentuan nilai faktor singkapan lahan pada perhitungan neraca air dengan metode F.J.Mock. Perubahan penggunaan lahan tersebut diatas mempengaruhi terhadap neraca air daerah tangkapan air Danau Toba. Singkapan lahan menjadi salah satu faktor peubah atau input terhadap model dinamis neraca air. 2. Hasil penelitian terhadap kondisi Neraca air pada tahun 2007 menunjukkan bahwa masukan air lebih besar dari keluaran air. Namun pada tahun 2017 masukan air sudah jauh lebih kecildari keluaran air.Penelitian terhadap data sekunder dari hasil pengamatan tinggi muka air di Danau Toba mulai tahun 1997- 2007, menunjukkan bahwa ada debit air dari luar Daerah Tangkapan Air Danau Toba yang masuk ke Danau Toba selain dari pada debit Sungai Larenun. Juga diduga ada air yang keluar dari Danau Toba ke wilayah yang mempunyai elevasi yang lebih rendah. Debit air inilah dan curah hujan bersama dengan debit andalan 80, yang dipergunakan oleh peneliti untuk pemodelan neraca air pada masa yang akan datang. 3. Hasil analisis dengan menggunakan AHP terhadap persepsi pakar menunjukkan bahwa pakar menganggap faktor yang paling menentukan didalam konservasi sumber daya air Danau Toba adalah kebijakan pemerintah selanjutnya secara berurutan faktor sumber daya alam, faktor sumber daya manusia dan faktor teknologi. Pelaku atau aktor yang paling tepat melakukan penyusunan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan Kebijakan Konservasi Sumberdaya Air Danau Toba adalah pemerintah yang diikuti dengan masyarakat, pengusaha, akademisi dan LSM. Para pakar berharap kebijakan pemerintah untuk konservasi sumberdaya Air Danau Toba adalah dengan mewujudkan tujuan utama yaitu stabilitas neraca air kemudian diikuti dengan tujuan ekologi, tujuan ekonomi dan tujuan sosial. Alternatif kebijakan yang utama untuk mewujudkan harapan para pakar tersebut adalah dengan mengimplementasikan konservasi hutan pada kawasan hutan, Selanjutnya diikuti dengan konservasi kawasan pertanian, konservasi kawasan pemukiman, konservasi kawasan industri dan terakhir konservasi kawasan pariwisata. Kebijakan tersebut menjadi masukan atau input penting terhadap rancang bangun model dinamis untuk memprediksi kondisi neraca air pada masa yang akan datang DI dta Danau Toba.