Tabel 39 Kebutuhan Air Industri KAI
Jumlah Penduduk
Kebutuhan Air Industri per
Tenaga Kerja Asumsi Tenaga
Kerja dari Jumlah
Penduduk Rerata Layanan
Kebutuhan Air Industri
KAI dg Kehilangan
KP=6 ; KT= 25
AP P
RL RK= APPRL
=RK1- KP1-KT
LOH LOH
LOH LOH
m3det mmbl
1 2002
661.873,66 500
6,00 70,00
21 30
30 0,23
0,53 2
2003 654.043,66
500 6,00
70,00 21
30 30
0,23 0,52
3 2004
652.360,66 500
6,00 70,00
21 30
30 0,22
0,52 4
2005 657.779,00
500 6,00
70,00 21
30 30
0,23 0,52
5 2006
660.490,00 500
6,00 70,00
21 30
30 0,23
0,53 6
2007 665.953,00
500 6,00
70,00 21
30 30
0,23 0,53
Kebutuhan Air Industri KAI KAI
No. Tahun
Jiwa
f. Kuantitas Total Air Yang Keluar dari Danau Toba
Jumlah air yang keluar dari Danau Toba terdiri dari : 1.
Evaporasi Danau Toba, Ow1 2.
Debit Aliran Sungai Asahan untuk kebutuhan PLTA Ow2 3.
Debit Kebutuhan Air Penduduk dan IndustriOw3
g. Dugaan Aliran air yang lain yang masuk ke Danau Toba dan aliran
yang ke luar dari Danau Toba Yang dimaksud dengan Aliran Air yang lain Al adalah ada aliran air
yang berasal dari Daerah Tangkapan Air yang lain yang masuk ke DTA selain dari Sungai Larenun. Dugaan ini berasal dari selisih antara jumlah air hasil
perhitungan pengukuran tinggi permukaan air Danau Toba di lapangan dengan jumlah air hasil perhitungan ketersediaan air dari Danau Toba.
Air yang masuk ke Danau Toba di kurangi dengan air yang ke luar Danau Toba akan menambah atau mengurangi tinggi permukaan air sehingga di dapatkan
angka tinggi permukaan air danau secara perhitungan. Air yang masuk ke Danau Toba
= I Air yang ke luar Danau Toba
= O Selisih air adalah
: dL = I – O Elevasi awal permukaan
= WLo Elevasi akhir perhitungan : WL1 = WLo + dL
Elevasi pengamatan : WLobs
Selisih elevasi permukaan : dWL = WL obs – WL1
Selisih WL hitungan dengan WL obs selalu tidak sama setiap bulannya bahkan berbeda secara signifikan, perbedaan ini diduga masih ada debit air yang
belum terhitung masuk ke dan keluar dari Danau Toba. Diduga debit yang masuk ke danau tersebut diduga berasal dari diluar daerah tangkapan air Danau Toba dan
sebaliknya ada debit yang keluar dari Danau Toba ke daerah tangkapan air lainnya. Dugaan tersebut berasal dari selisih antara tinggi permukaan perhitungan
dengan tinggi permukaan pengamatan tidak menunjukkan satu pola. Pada setiap bulannya ada kalanya tinggi permukaan air perhitungan lebih besar dari
pengamatan dan sebaliknya ada kalanya tinggi permukaan danau secara perhitungan lebih kecil dari tinggi permukaan pengamatan. Dengan melakukan
penyesuaian nilai masukan dan keluaran air yang didasarkan kepada nilai tinggi permukaan air pengamatan adalah sama dengan nilai tinggi permukaan
perhitungan maka maka didapat suatu perkiraan debit yang masuk dan debit yang ke luar dari Danau Toba.
Perkiraan tambahan jumlah air yang masuk ke Danau Toba diduga berasal dari Cekungan Air Tanah yang berada di sekitar kawasan Danau Toba dan dari
resapan air pada punggung di balik bukit-bukit yang mengelilingi daerah tangkapan air Danau Toba. Resapan tersebut masuk ke DTA Danau Toba diduga
karena lapisan batuan miring ke arah Danau Toba. Perkiraan adanya sejumlah air yang ke luar dari Danau Toba juga
diperkirakan terjadi oleh karena adanya resapan lapisan dasar air Danau Toba atau celah-celah batuan yang ada di lapisan dasar Danau Toba. Hal ini diduga bahwa
adanya beberapa mata air yang ke luar di daerah Pematang Siantar yang merupakan bocoran dari Danau Toba.
h. Koreksi Kuantitas Total Air yang Masuk ke Danau Toba
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas maka ada koreksi terhadap total air yang masuk ke Danau Toba dengan memperhitungkan aliran air yang
masuk ke Danau Toba. Sehubungan dengan adanya debit tersebut di atas maka selanjutnya perhitungan neraca air akan memperhitungkan perkiraan besar debit