Formulasi Permasalahan Rancang Bangun Model

Gambar42 Diagram I-O Causal Loop Diagram Presipitasi + Resapan air dan Aliran Dibawah Tanah Aliran Permukaan Ketersediaan air danau + Evapotranspirasi + + + + Penggunaan Lahan - Pertumbuhan Penduduk Pemanfaatan Air + + Evaporasi + + + + Kebutuhan Air + Neraca Air + + Gambar 43 Causal Loop Diagram INPUT TIDAK TERKONTROL

1. Curah Hujan

2. Evapotranspirasi

3. Evaporasi Danau

4. Jenis Tanah

5. Topografi

OUTPUT YANG DIKENHENDAKI

1. Tinggi Muka Air yang stabil

2. Neraca Air Positip

INPUT TERKONTROL 1. Faktor Singkapan Lahan 2. Nilai Koefisien Infiltrasi 3. Debit ke Sungai Asahan 4. Pertumbuhan Penduduk 5. Debit La Renun OUTPUT YANG TIDAK DIKENHENDAKI 1. Penurunan Tinggi Muka Air Danau

2. Degradasi Lahan

3. Pengurangan luas hutan

UMPAN BALIK MODEL KONSERVASI SUMBER DAYA AIR DANAU TOBA INPUT LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah

4.4.4 Rancang Bangun Model

Pemodelan dilakukan dengan membangun model dinamik, menggunakan perangkat lunak program Powersim versi 2,5d. Pengembangan model terdiri dari sub model ekonomi, sub model sosial dan sub model ekologi yang dilanjutkan dengan sub model ketersediaan air dan sub model tinggi permukaan air danau yang disajikan pada Gambar 44 dan rangkaian elemen pembentuk model disajikan pada Gambar 45 Gambar 44 Rangkaian sub model Neraca air G a m b a r 4 Gambar 45 Rangkaian elemen pembentuk model neraca air Sub Model Ekologi Sub Model Sosial Sub Model Ekonomi Model Neraca Air dan Tinggi Permukaan Air Struktur Sub-Model Sosial Ekonomi Struktur sub-model sosial ekonomi menggambarkan kuantitas kebutuhan air yang diperlukan akibat dari keadaan pertumbuhan penduduk, kebutuhan air penduduk, kebutuhan air sosial, kebutuhan air industri dan kebutuhan air untuk PLTA Asahan sebagaimana disajikan pada Gambar 46 Laju_Penduduk Fraksi_Penduduk PLTA_Asahan Jlh_Penduduk Penduduk KA_Penduduk KA_Industri KA_Sosial_Ekonomi Gambar 46 Struktur Sub-Model Sosial Ekonomi Untuk memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang dan laju pertumbuhan dipergunakan formula analisis geometrik.Model pertumbuhan pendudukyang digunakan adalah model pertumbuhan penduduk secara geometrikgeometric rate of growth dengan dasar bunga-berbunga bungamajemuk, dimana angka pertumbuhan rate of growth sama untuksetiap tahun, dengan rumus matematika : P t = P o 1 + r t , dimana: P t = jumlah penduduk pada tahun ke-t. P o = jumlah penduduk pada tahun awal. r = angka rata-rata laju pertumbuhan penduduk. T = jangka waktu dalam tahun Peubah yang dipergunakan dalam menghitung kebutuhan air sosial dan ekonomi ini adalah fraksi penduduk dan efisiensi debit kebutuhan air untuk PLTA Asahan. Struktur Sub model hidrologi Ekologi Struktur submodel sosial ekologi menggambarkan kuantitas ketersediaan air yang potensial dari keadaan kondisi ekologis DTA Danau Toba dengan menggunakan Metode FJ.Mock yang disajikan pada Gambar 47 Rate_38 Rate_37 Rate_33 kVn_1 Rate_36 kVn_01 kVn_011 Constant_17 Constant_15 Constant_19 GW01 Constant_18 Run_Off Evapotranspirasi Evapotranspirasi_Potensial Evaporasi_Aktual Jumlah_Hari_Hujan_setiap_bulan e Faktor_Tutupan_Lahan Faktor_Resesi_k kxInf GW03 d_Vn kVn_13 Koeff_Infiltrasi Infiltrasi Water_Surplus Koefisien_Limpasan Direct_Run_Off Base_Flow RO_Danau Curah_Hujan La_Renun Gambar 47 Sub model ekologi Di dalam sub model ini seluruh proses perhitungan hidrologi dengan metode F.J.Mock dipergunakan untuk menghitung jumlah run off ke danau serta penyebarannya dalam setiap bulan. Seluruh rangkaian proses perhitungan dari mulai evapotranspirasi, surplus curah hujan, infiltrasi, direct run off, base flow, run off dibangun menjadi suatu sistem. Dan peubah yang dipergunakan adalah faktor singkapan lahan, koefisien infiltrasi dan koefisien evapotranspirasi. Struktur Sub-Model Neraca Air Struktur sub-model neraca air dan tinggi muka air danau menggambarkankuantitas masukan air ke Danau Toba dan keluaran air dari Danau Toba, seperti disajikan pada Gambar 48 Gambar 48 Sub model neraca air Model keluaran air dari danau terdiri dari penjumlahan kebutuhan air rumah tangga, kebutuhan air sosial, kebutuhan air industri, kebutuhan air untuk memutar turbin PLTA Asahan, keluaran air dari celah-celah lapisan dasar danau dan evaporasi danau.Komponen keluaran ini digabung menjadi Keluaran air. Model masukan air terdiri dari curah hujan di daratan, curah hujan yang langsung jatuh ke danau, debit air yang berasal dari sungai Larenun dan debit air lain yang merupakan dugaan air yang masuk dari beberapa cekungan air disekitar dan dari luar daerah tangkapan air Danau Toba. Selisih antara masukan dan keluaran air ditambah dengan elevasi permukaan air danau sebelumnya merupakan tinggi permukaan air. Struktur Model Gabungan Struktur model gabungan merupakan gabungan submodel sosial ekonomi, submodel hidrologi ekologi dan submodel neraca air seperti yang disajikan pada Gambar 49. Di dalam model dinamis ini secara keseluruhan ada 5 lima peubah input yang dipergunakan untuk menhasilkan beberapa out berupa strategi kebijakan untuk memilih alternatip terbaik strategi konservasi.Peubah inpu tersebut adalah pertumbuhan penduduk, efisiensi debit ke sungai Asahan, kofisien infiltrasi, koefisien evapotranspirasi dan nilai faktor singkapan lahan. Constant_15 Constant_17 Constant_18 Constant_19 Rate_38 Rate_37 Rate_33 GW01 kVn_011 Outflow kVn_1 Inflow GW03 Rate_36 Debit_Lain2 WL_Observasi Constant_11 kxInf Constant_20 PDDK_Obsv kVn_01 ETp dE Laju_Penduduk Penduduk kVn_13 e Jumlah_Hari_Hujan_setiap_bulan Faktor_Resesi_k PDDK_Simulasi Evaporasi PLTA Rate_40 Level_4 Out Jlh_Inflow_x1000000_ Rate_39 Faktor_Singkapan_Lahan Fraksi_Penduduk C_Hujan Debit_Lain1 Eff_ET ET Water_Surplus Direct_Run_Off Koeff_Infiltrasi Run_Off Koefisien_Limpasan d_Vn Infiltrasi IW Ketersediaan_ La_Renun RO_Danau Constant_10 WL_Perhitungan_ Keluaran1 Constant_21 Kondisi_Neraca OutFlow_x_1000000 KELUARAN Base_Flow KAI KAP KAPI MASUKAN Efisiensi_PLTA Gambar 49 Model Dinamis Ketersediaan dan Keluaran Air Danau Toba Dengan adanya 5lima peubah input maka ada sejumlah kombinasi strategi konservasi. Dari sejumlah kombinasi strategi tersebut maka dipilihkan strategi yang terbaik untuk mencapai tujuan yakni neraca air dan tinggi muka air yang diinginkan.

4.4.5 Pengujian Model

a. Validasi struktur model

dilakukan terhadap 3 sub-model yaitu sub-model sosial ekonomi, sub-model ekologisdan sub-model neraca air. Interaksi antara variabel-variabel disetiap sub-model harus sesuai dengan sistem nyata.Validasi struktur terhadap sub model kependudukan dilakukan untuk perhitungan jumlah penduduk dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2017. Jumlah penduduk dengan hasil simulasi dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil perhitungan dengan geometrik seperti disajikan pada Tabel 47 dan Gambar 50 Tabel 47 Jumlah Penduduk hasil simulasi dan geometrik 2007 6.660 665.953 659.293 2008 673.315 673.529 214 2009 680.759 681.190 431 2010 688.285 688.939 654 2011 695.895 696.776 881 2012 703.588 704.703 1.115 2013 711.367 712.719 1.352 2014 719.231 720.827 1.596 2015 727.183 729.026 1.843 2016 735.222 737.319 2.097 2017 742.670 745.707 3.037 Tahun Jumlah Penduduk Hasil Simulasi jiwa Jumlah Penduduk Hasil Geometrik jiwa Perbedaan 660,000 670,000 680,000 690,000 700,000 710,000 720,000 730,000 740,000 750,000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 J u m la h p e n d u d u k j iw a Tahun Jumlah Penduduk Hasil Simulasi jiwa Jumlah Penduduk Hasil Geometrik jiwa Gambar 50 Jumlah penduduk DTA Danau Toba tahun 2017 hasil perhitungan simulasi dan geometrik Geome trik Simulasi Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara hasil simulasi dengan hasil perhitungan dengan geometric sangat kecil dibawah 5 , dengan demikian model dainggap vakid secara struktur.

b. Validasi kinerja model

dilakukan setelah model dapat mengilustrasikan kerja sistem untuk melihat akurasi model merepresentasikan kinerja sistem nyata. Validasi dilakukan dengan cara membandingkan data output model dengan data real yang telah diperoleh. Validasi model dilakukan dengan membandingkan tinggi permukaan air danau perhitungan dengan tinggi permukaan air danau pengamatan tahun 2009 seperti disajikan pada Tabel 48 Tabel 48 Tinggi permukaan air Danau Toba, tahun 2009 No. Bulan Tinggi permukaan air m dpl Observasi Simulasi 1 Jan 904,06 904,19 2 Peb 904,43 904,08 3 Mar 904,38 903,98 4 Apr 905,05 903,84 5 Mei 904,93 903,74 6 Jun 904,70 903,67 7 Jul 904,53 903,65 8 Ags 904,30 903,79 9 Sep 904,19 904,13 10 Okt 904,05 904,14 11 Nop 904,28 904,20 12 Des 904,38 904,26 Sumber WL Observasi : Otorita Asahan, Jakarta Hasil pengujian model dengan cara grafis dan uji statistik menunjukkan bahwa hubunganantara debit hasil model dengan hasil pengukuran di lapangan cukup signifikan. Nilai uji korelasi menunjukkan nilai r-hitung sebesar 0,89lebih besar dari r-tabel sebesar 0,576, terdapat korelasi yang kuat antara hasil simulasi dari model dengan data observasi lapangan. Model dapat digunakan untuk analisis ketersediaan air di Danau Toba denganmelakukan perencanaan alternatif penggunaan lahan dan pengaturan debit air ke sungai Asahan.