1. Curah hujan surplus yang merupakan curah hujan yang jatuh di DTA
Danau Toba yang dikurangi dengan evapotranspirasi yang terjadi. 2.
Curah hujan surplus yang jatuh di daratan, selanjutnya mengalir ke danau melalui mekanisme air limpasan permukaan dan air bawah
tanah. 3.
Curah hujan yang jatuh langsung ke danau. 4.
Debit air sungai Larenun yang berasal dari daerah tangkapan air lainnya atau bukandari DTA Danau Toba.
5. Debit air yang berasal dari cekungan air tanah disekitar DTA Danau
Toba. Sementara itu, jumlah air yang ke luar dari Danau Toba, terdiri dari
komponen sebagai berikut : 1.
Penguapan air dari danau atau evaporasi danau. 2.
Debit air yang dilepas ke sungai Asahan untuk kebutuhan PLTA Asahan
3. Kebutuhan air penduduk dan industri.
4. Debit yang diperkirakan ke luar dari danau melalui celah-celah lapisan
batu di dasar danau ke daerah yang lebih rendah elevasi permukaannya.
Berdasarkan komponen pembentuk neraca air tersebut maka strategi konservasi dilakukan dengan mempertimbangkan dan menganalisa serta
keberadaan komponen tersebut. Hasil dari analisa tersebut dilakukan menjadi variable peubah untuk pemodelan neraca air Danau Toba. Dan untuk memprediksi
kondisi neraca air dan tinggi permukaan air danau yang diinginkan, maka dilakukan pemilihan nilai peubah dengan skenario existing, optmis, moderat dan
pesimis seperti dijelaskan dibawah ini.Penentuan nilai peubah dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan pencapaian nilai peubah dilapangan dan
hasil persepsi pakar tentang prioritas konservasi sumberdaya air di DTA Danau Toba namun tetap untuk mencapai tujuan yakni neraca air yang positip serta
tinggi muka air berkisar 903,00-905,00 m dpl. Nilai peubah tersebut disajikan pada Tabel 51.
a. Skenario Existing
Dilakukan sesuai dengan kondisi existing yang telah terjadi tanpa effort apapun sehingga cukup mudah melaksanakan karena sudah terjadi hanya
melanjutkan saja tanpa ada usaha terhadap nilai peubah Pertumbuhan penduduk sebesar 1,14, koefisien infiltrasi sebesar 0.4, faktor singkapan lahan m adalah
0.35, fraksi evapotranspirasi adalah 1,0atau tidak ada upaya untuk memperkecil evapotranspirasi serta debit air yang dilepas ke sungai Asahan untukkebutuhan air
PLTA Asahan adalah sebesar 91,69 m3det atau 100 dari rata-rata pemakaian debit selama tahun 1997-2007.
b. Skenario Optimis
Skenario optimisdilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan pencapaian tujuan dan upaya melaksanakan peubah cukup sulitnamun optimis
mencapai hasil yang diinginkan.Kebijakan yang dilakukan adalah mempertahankan debit air yang dilepas ke sungai Asahan untuk kebutuhan air
PLTA Asahan sebesar 91,69 m3det atau 100 dari rata-rata pemakaian debit selama tahun 1997-2007. Kemudian menekan pertumbuhan penduduk menjadi
0,8 per tahun, memperkecil jumlah air yang melimpas dengan sampai mencapai koefisien air limpasansebesar 0,55;mengupayakan memperbesar daya serap tanah
sehingga mempunyai koefisien infiltrasi sebesar 0,45;menambah jumlah luas lahan yang bervegetasi sehingga nilai singkapan lahan menjadi 0,25 serta
mengupayakan memperkecil nilai evapotranspirasi menjadi 75 dari evapotranspirasi existing.Dengan kebijakan tersebut di atas, maka neraca air
menjadi positip dengan perkataan lain kondisi neraca air Danau Toba menjadi lebih baik 100 dari kondisi existing serta tinggi muka air danau sesuai dengan
yang diinginkan berada pada elevasi yang diinginkan. c.
Skenario Moderat
Kebijakan dilakukan dengan mempertimbangkan pencapaian tujuan dan upaya melaksanakan peubah lebih mudah namun tidak optimis mencapai hasil
yang diinginkan. Kebijakan yang dilakukan adalah mengendalikan pertumbuhan penduduk menjadi 1,0 per tahun, memperkecil jumlah air yang melimpas
dengan menambah koefisien air limpasan dari 0,6 menjadi 0,57; memperbaiki daya serap tanah sehingga mempunyai koefisien infiltrasi sebesar 0,43;
menambah jumlah luas lahan yang bervegetasi sehingga nilai singkapan lahan menjadi 0,30; memperkecil nilai evapotranspirasi menjadi 85 dari
evapotranspirasi existing serta debit air yang dilepas ke sungai Asahan untuk kebutuhan air PLTA Asahan sebesar 91,69 m3det atau 100 dari rata-rata
pemakaian debit selama tahun 1997-2007.Dengan kebijakan tersebut di atas, maka neraca air menjadi positip dengan perkataan lain kondisi neraca air Danau Toba
menjadi lebih baik 75 dari kondisi existing serta tinggi muka air danau sesuai dengan yang diinginkan berada pada elevasi yang diinginkan.
d. Skenario Pesimis
Kebijakan dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan pencapaian tujuan dan upaya melaksanakan peubah cukup mudah namun pesimis mencapai
hasil yang diinginkan.Kebijakan yang dilakukan adalah mengendalikan pertumbuhan penduduk menjadi 1,2 per tahun, memperkecil jumlah air yang
melimpas dengan menambah koefisien air limpasan dari 0,6 menjadi 0,58; memperbaiki daya serap tanah sehingga mempunyai koefisien infiltrasi sebesar
0,42; menambah jumlah luas lahan yang bervegetasi sehingga nilai singkapan lahan menjadi 0,32; memperkecil nilai evapotranspirasi menjadi 88 dari
evapotranspirasi existing serta debit air yang dilepas ke sungai Asahan untuk kebutuhan air PLTA Asahan sebesar 91,69 m3det atau 100 dari rata-rata
pemakaian debit selama tahun 1997-2007.Dengan kebijakan tersebut di atas, maka neraca air menjadi positip dengan perkataan lain kondisi neraca air Danau Toba
menjadi lebih baik 50 dari kondisi existing serta tinggi muka air danau sesuai dengan yang diinginkan berada pada elevasi yang diinginkan.