78
Gambar 20 Peta Administrasi DTA Danau Toba
Perbandingan luas DTA Danau Toba dengan luas perairan danaunya sendiri adalah 379.940,348 ha dibanding dengan 104.528,25 ha atau 3,6. Artinya,
luas perairan Danau Toba adalah 28 dari luas DTA Danau Toba atau luas DTA Danau Toba adalah 3,6 kali luas danaunya. Ini mencirikan bahwa potensi
tangkapan air DTA Danau Toba relatif kecil dibandingkan luasan danau.
4.1.2 Iklim
Kondisi iklim DTA Danau Toba digambarkan oleh tipe iklim, suhu udara, kelembaban udara, penyinaran matahari dan kecepatan angin dari data yang
diambil dari stasiun Klimatologi Parapat mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2007. Komponen iklim ini akan mempengaruhi ketersediaan dan keluaran air
Danau Toba.
a. Tipe Iklim
Menurut sistem klasifikasi iklim Oldeman, daerah tangkapan air Danau Toba termasuk ke dalam tipe iklim B1, C1, C2, D2, dan E2. Bulan basah Curah
Hujan ≥ 200 mmbulan bervariasi 3 – 9 bulan, sedangkan bulan kering Curah
Hujan ≤ 100 mmbulan berturut-turut antara 2 – 3 bulan. Menurut sistem
klasifikasi iklim Scmidt dan Ferguson, DTA Danau Toba termasuk ke dalam tipe iklim A, B dan C.
b. Temperatur
Suhu rata-rata pada DTA Danau Toba adalah 20,63ºC. Suhu bulanan rata- rata yang terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 19,70 ºC dan tertinggi pada
bulan Agustus sebesar 21,40 ºC. Suhu terendah yang pernah terjadi adalah 15,10 ºC pada bulan Januari 1997 dan yang tertinggi 22,80 ºC berada pada bulan Maret
2001 serta pada bulan Agustus 2001. Temperatur udara pada tahun 1997-2007, disajikan pada Tabel Lampiran 1.
c.
Kelembaban Udara
Kelembaban rata-rata tahunan adalah 82,61 , kelembaban maksimum rata-rata berada pada bulan Nopember sebesar 86,07 dan minimum pada bulan
Juli sebesar 78,02. Kelembaban udara pada tahun 1997-2007 disajikan pada Tabel Lampiran 2
d. Penyinaran Matahari
Penyinaran matahari rata-rata adalah 48 , maksimum rata-rata bulanan adalah 53 yang terjadi pada bulan Februari dan Maret dan minimum rata-rata
bulanan terjadi pada bulan Oktober. Pada periode tahun 1997 – 2007, penyinanaran matahari maksimum terjadi pada bulan Januari 1997 sebesar 70
dan minimum sebesar 30 pada bulan Oktober 20007, seperti dijelaskan pada Tabel Lampiran 3
e.
Kecepatan Angin
Kecepatan angin dari mulai tahun1997- 2007 yang didapatkan dari stasiun Klimatologi Parapat Kabupaten Simalungun disajikan pada Tabel Lampiran 4.
Kecepatan angin bulanan rata-rata adalah 2,66 mdet, kecepatan angin bulanan maksimum terjadi pada bulan Juli sebesar 3,37 mdet dan minimum ratarata
terjadi pada bulan Januari sebesar 2,45 mdet. Kecepatan angin terbesar yang pernah terjadi selama tahun 1997 – 2007 adalah pada bulan Juli 2006 sebesar 5,40
mdet dan terkecil terjadi pada bulan Juni 1997 sebesar 0,50 mdet
.
4.1.3 Jenis Tanah
Menurut Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah BRLKT Wilayah I, Medan 1987 menurut sistem klasifikasi Puslitanak, jenis tanah di DTA
Danau Toba di bagian timur memiliki jenis tanah Komplek Litosol dan Regosol yang sangat peka terhadap erosi. Dibagian tenggara, jenis tanahnya adalah
Podsolik Coklat yang juga peka erosi. Di bagian barat, jenisnya tanah podsolik coklat peka erosi, sedangkan di Pulau Samosir, jenis tanahnya sebagian besar
merupakan jenis tanah agak peka erosi LTEMP, 2004. Lebih kurang 58,6
DTA Danau Toba mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap erosi dengan kondisi topografi yang berat daerah bergelombang sampai dengan curam.
Dengan kondisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa DTA Danau Toba memiliki kapasitas penyimpanan air sangat rendah sekalipun curah hujan cukup
tinggi. Jika diklasifikasikan dengan sistem klasifikasi tanah USDA 1998, yang
dilakukan dengan menumpang tindihkan peta digital RBI skala 1:50.000 dengan
Peta Tanah yang bersumber dari Puslitanak Bogor, maka didapat hasil seperti dijelaskan pada Gambar Lampiran 1 dan Tabel 10
Tabel 10 Jenis tanah DTA Danau Toba
ha
1 Dystrandepts
20.893,32 7,83
2 Dystropepts
32.348,15 12,12
3 Eutropepts
63.254,02 23,71
4 Flupaquents
5.914,60 2,22
5 Hapludalfs
2.079,84 0,78
6 Humitropepts
8.775,90 3,29
7 Hydrandepts
89.347,44 33,49
8 Tropaquepts
22.464,34 8,42
9 Tropohemists
2.585,55 0,97
10 Lereng Terjal
19.148,72 7,18
Total 266.811,89
100,00 No
Tanah Luas
Jenis tanah Hydrandepts merupakan jenis tanah yang mendominasi DTA
Danau Toba.Tanah ini memiliki luasan sebesar 89.347,44 ha 33,49 yang tersebar di sekeliling Danau Toba dengan kemiringan lereng yang agak landai.
Hydrandepts merupakan tanah Inceptisol yang berasal dari bahan abu dan volkan
yang berada di daerah dataran, bergelombang dan berbukit. Tanah ini bertekstur dari lempung hingga debu dan mempunyai sifat kepekaan terhadap erosi yang
besar. Tanah ini termasuk ordo Inceptisol yang merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada tanah Entisol. Umumnya mempunyai horizon penciri
kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Tanah ini memiliki sifat andik memiliki bahan organik tinggi dan
biasanya berada di lokasi berairtergenang.
Jenis tanah yang terluas kedua di daerah penelitian ini adalah Eutropepts
yang merupakan jenis tanah turunan dari inceptisol, umumnya ditemukan pada daerah yang mempunyai kelerengan yang terjal dan puncak bukit kapur. Tanah ini
sangat dangkal dan berwarna terang dimana di daerah tangkapan Danau Toba terdapat sekitar 23.71 . Tanah ini memiliki luasan sebesar 63.254,02 ha
23,71 yang tersebar di tengah pulau Samosir dan di dekat Danau Toba sebelah tenggara dengan kemiringan lereng yang agak datar. Tanah ini belum berkembang
lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Tanah ini berlokasi berada di daerah tropika yang memiliki cuaca terus menerus panas hangat dan
memiliki memiliki tingkat kejenuhan basa tinggi. Dystrandepts.
Jenis tanah ini termasuk ordo Inceptisol yang merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada tanah Entisol.Umumnya
mempunyai horizon penciri kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Tanah ini memiliki sifat andik
memiliki bahan organik tinggi dan memiliki tingkat kejenuhan basa yang rendah. Tanah ini memiliki luasan sebesar 20.893,32 ha 7,83 yang tersebar di
sekeliling Danau Toba yang memiliki kemiringan lereng yang agak landai sampai
agak curam. Dystropepts.
Jenis tanah ini termasuk ordo Inceptisol yang merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada tanah Entisol. Umumnya
mempunyai horizon penciri kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Tanah ini berlokasi berada di
daerah tropika yang memiliki cuaca terus menerus panas hangat dan memiliki memiliki tingkat kejenuhan basa rendah. Tanah ini memiliki luasan sebesar
32.348,15 ha 12,12 yang tersebar di sekeliling Danau Toba yang memiliki kemiringan lereng yang agak landai yaitu di sebelah barat dekat Danau Toba dan
di sebelah timur dekat batas DRA Danau Toba. Fluvaquents.
Jenis tanah ini termasuk ordo Entisol merupakan tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada
horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Tanah ini memiliki warna kelabu kebiruan karena adanya pengaruh penggenangan oleh air dan
biasanya sering ditemukan karatan. Selain itu juga tanah ini memiliki bahan organik menurun tidak teratur terhadap kedalaman tanah. Tanah ini memiliki
luasan sebesar 5.914,60 ha 2,22 yang tersebar di P.Samosir dengan kemiringan lereng yang agak datar.
Hapludalfs . Jenis tanah ini termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah
yang terdapat penimbunan liat di horison bawah terdapat horison argilik dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35 pada kedalaman 180 cm
dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari
horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Tanah ini biasanya terdapat di daerah lembab humid. Selain itu juga, tanah ini memiliki
tingkat perkembangan yang masih barumuda dan susunan horison yang masih sedikit.
Humitropepts. Jenis tanah ini termasuk ordo Inceptisol yang merupakan
tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada tanah Entisol.Umumnya mempunyai horizon penciri kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut,
sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Tanah ini berlokasi berada di daerah tropika yang memiliki cuaca terus menerus panas hangat dan biasanya
memiliki lapisan bahan organik halus di lapisan atasnya Humus. Tanah ini memiliki luasan sebesar 8.775,90 ha 3,29 yang tersebar di tengah pulau
Samosir dengan kemiringan lereng yang agak landai.
Tropaquepts . Jenis tanah ini termasuk ordo Inceptisol yang merupakan
tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada tanah Entisol. Umumnya mempunyai horizon penciri kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut,
sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Tanah ini biasanya berada di lokasi berairtergenang dan berada di daerah tropika yang memiliki cuaca terus
menerus panas hangat. Tanah ini memiliki luasan sebesar 22.464,34 ha 8,42
yang tersebar di pulau Samosir dan di dekat perairan Danau Toba. Tropohemist
, Jenis tanah ini termasuk ordo Histosol merupakan tanah-
tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20 untuk tanah bertekstur pasir atau lebih dari 30 untuk tanah bertekstur liat. Lapisan yang mengandung
bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Tanah ini memiliki bahan organik dengan tingkat dekomposisi sedang hemik dan berada di daerah tropika
yang memiliki cuaca terus menerus panas hangat. Tanah ini memiliki luasan sebesar 2.585,55 ha 0,97 yang tersebar setempat-setempat di dekat perairan
Danau Toba dengan kemiringan lereng datar.
4.1.4 Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Pematang Siantar, Sumatera, skala 1:250.000 Clarke, etal. 1982 dan Peta Geologi Lembar Sidikalang, Sumatera,
skala 1:250.000 Aldiss, et al. 1983, daerah penelitian disusun oleh berbagai macam formasi batuan. Batuan tersebut dipengaruhi oleh struktur geologi di
beberapa tempat tertentu, disertai dengan kegiatan intrusi seperti disajikan pada Gambar Lampiran 3 dan Tabel 11.
Tabel 11 Formasi Geologi DTA Danau Toba
No Simbol Nama
Formasi Geologi
Luas ha
1 MPi Intrusi
Granit Minor
15,31 0,01
2 MPikt Granit Keteran
60,18 0,02
3 Mtk Formasi Kualu
355,62 0,13
4 Mtks Formasi
Kuala 1.553,86
0,58 5 Ppal
Formasi Alas
183,12 0,07
6 Pub Formasi
Bohorok 7.95586
2,98 7 Puk
Formasi Kluet 13.795,67
5,17
8 Put Kel.Tapanuli Tak Terpisahkan
3.964,23 1,49
9 QTt Formasi
Tutut 103.23
0,04 10 Qh
Aluvium 26.268,59
9,85
11 Qps Formasi
Samosir 72.923,50
27,33 12 Qvpb
Pusat Pusuk
Buhit 2.880,92
1,08 13 Qvss
Pusat Sipisopiso
512,03 0,19
14 Qvt Tufa Toba
123.988,07 46,47
15 Qvtsa 1.062,75
0,40 16 Tmip
Mokrosiorit Parapat
410,03 0,15
17 Tmppt Formasi
Peutu 3.433,70
1,29 18 Tmvh
Formasi Gunung
Api Haranggaol
4.543,32 1,70
19 Tuvsu Formasi
Gunung Api
Surungan 2.801,92
1,05 Total
266.811,89
Formasi batuan yang terdapat di DTA Danau Toba, diuraikan di bawah ini. ¾ Anggota Batu gamping Formasi Alas Ppal, terutama terdiri dari pualam,
sekis-kalk, genes, lapisan batu gamping pejal dan batugamping kristalin, termasuk Tapanuli Group, bersentuhan sesar dengan formasi batuan di
sekitarnya yang diduga berumur Karbon Akhir hingga Perem Awal. ¾ Satuan Tufa Toba Qvt terutama terdiri dari tufa berkomposisi riodasit
yang sebagian teralaskan, berumur Plistosen. Formasi geologi ini merupakan formasi yang memiliki luasan yang paling luas di DTA Danau
Toba sebesar 123.988,07 ha atau 46,47 dari total luasan DTA Danau Toba.
¾ Anggota Batugamping Formasi Kuala Mtks, terdiri dari lapisan batu gamping pejal Sibaganding, batu gamping kristalin dan batu gamping
terumbu, termasuk Peusangan Group, diduga berumur Perem Akhir hingga Trias Akhir.
¾ Anggota Batu Pasir Formasi Peuteu Tmppt, terutama terdiri dari lapisan lempung serpihan berwarna abu-abu kehitaman serta kecoklatan,
umumnya menyerpih, diduga berumur Miosen Tengah. ¾ Formasi Batuan Gunungapi Haranggaol Tmvh, terdiri dari lava dan
breksi andesit, dasit serta piroklastik, diduga berumur Miosen Atas. ¾ Formasi Bohorok Pub terutama terbentuk oleh batu pasir konglomeratan
pebbly mudstone, Formasi Kluet Puk terdiri dari fasies yang lebih
halus. Kelompok Tapanuli Tak Teruraikan Put.
Jenis batuan yang teridentifikasi di DTA Danau Toba diantaranya adalah tuf Toba, formasi Samosir, baik yang terbentuk di lapisan mudanya atau yang
lebih tua umur batuannya. Di sekitar Danau Toba, terdapat batuan intrusif yang terbentuk sejak zaman tersier. Wilayah jenis batuan ini meliputi lingkar luar
Danau Toba serta pada wilayah bagian timur Sumatera Utara yang rendah. Sekeliling Danau Toba terdapat batuan Tuff abu vulkanik yang dicirikan oleh
struktur pasir dan mudah lepas.Formasi batuan yang terbentuk ini telah mengakibatkan pada daerah tertentu DTA rawan terhadap terjadinya longsor,
mempunyai potensi resapan, akuifer cukup tinggi dan daerah yang tidak dapat meresapkan air, tergantung pada jenis formasi batuan yang terbentuk pada DTA
ini dan penyebarannya LTEMP,2004. Selanjutnya dokumen LTEMP menyebutkan bahwa kawasan ini memiliki formasi sebagaimana diuraikan di
bawah ini.
1 Batuan yang mempunyai potensi resapan tinggi, akuifer baik tetapi juga mempunyai potensi erosi dan longsoran yang tinggi. Kawasan ini merupakan
kawasan yang mampu menyimpan air hujan dan mengalirkannya secara kontinyu ke dalam danau sehingga dapat menjaga debit pasokan ke dalam danau pada
waktu musim kemarau tetapi mempunyai potensi longsoran dan erosi yang tinggi, sehingga agar fungsi hidroorologisnya tetap terjaga dan laju erosi serta potensi
longsoran yang terjadi dapat ditekan maka kawasan seperti ini harus tertutup oleh vegetasi hutan.
2 Batuan yang mempunyai potensi resapan dan akuifer buruk, potensi longsoran dan erosi rendah. Kawasan ini hanya dapat melalukan air hujan yang jatuh sebagai
aliran permukaan. Perubahan penggunaan lahan pada kawasan seperti ini juga kurang berpengaruh nyata terhadap fungsi hidroorologis DTA secara keseluruhan
sehingga pengaruhnya terhadap kuantitas dan kualitas perairan Danau Toba juga kurang nyata.
3 Batuan yang mempunyai potensi resapan sedang sampai tinggi, akuifer baik, potensi erosi rendah, potensi longsor sedang. Kawasan ini berfungsi sebagai
kawasan resapan yang menyimpan air hujan dan menjadi suplaipasokan air selama musim kemarau. Penutupan hutan pada kawasan seperti ini akan semakin
meningkatkan potensi resapannya 4 Batuan yang mempunyai potensi resapan sedang sampai tinggi, akuifer sedang
sampai baik, sedangkan potensi erosi rendah,`potensi longsor sedang. Kawasan ini berfungsi sebagai kawasan resapan yang akan banyak menyimpan air hujan dan
menjadi suplaipasokan air selama musim kemarau. Penutupan hutan pada kawasan seperti ini akan semakin meningkatkan potensi resapannya.
5 Batuan yang mempunyai potensi resapan rendah sampai sedang, akuifer buruk sampai sedang, potensi erosi rendah sampai sedang, potensi longsor sedang.
Kawasan seperti ini berfungsi sebagai kawasan resapan yang akan banyak menyimpan air hujan dan menjadi pasokan air selama musim kemarau apabila
penutupan lahannya merupakan hutan alam. 6 Batuan yang mempunyai potensi resapan sedang sampai tinggi, akuifer sedang
sampai baik, potensi erosi rendah sampai sedang, potensi longsor sedang sampai tinggi. Kawasan seperti ini berfungsi sebagai kawasan resapan yang banyak
menyimpan air hujan dan menjadi suplaipasokan air selama musim kemarau.
4.1.5 Topografi
a. Ketinggian Tempat
Topografi kawasan pinggiran Danau Toba didominasi daerah pegunungan. Data ketinggian tempat disajikan pada Tabel 12 dan Gambar Lampiran 4.
Tabel 12 Ketinggian Tempat DTA Danau Toba
N o K e ting gia n te m pa t
m dp l
L ua s h a
1 85 3 -
1 00 0 59 .44 8,9 9
2 2,2 8 2 10 00
- 11 50 39 .82 8,6 5
1 4,9 3 3 11 50
- 13 00 37 .63 7,2 1
1 4,1 1 4
13 00 - 14 50 57 .20 5,7 7
2 1,4 4 5
14 50 - 16 00 35 .52 8,4 3
1 3,3 2 6 16 00
- 17 50 17 .48 7,3 6
6,5 5 7 17 50
- 19 00 14 .25 5,2 9
5,3 4 8 19 00
- 21 00 5 .29 4,0 6
1,9 8 9
21 00 - 22 66 12 6,1 1
0,0 5
To ta l 2 66 .81 1,8 9
Daerah Tangkapan Air Danau Toba terletak pada ketinggian 853 m dpl - 2266 m dpl dan permukaan danau berada pada ketinggian 905 m dpl. Sekitar
77,72 daerah tangkapan air Danau Toba berada diatas ketinggian 1000 m dpl dan 63,79 berada pada ketinggian antara 1000 - 1600 m dpl. Sisanya, sebesar
13,92 berada pada daerah ketinggian antara 1600 - 2266 m dpl.
b. Kemiringan Lereng
Daratan pada daerah tangkapan air Danau Toba didominasi 84.59 oleh daratan yang berbukit-bukit hingga bergunung kemiringan 3. Kemiringan
DTA Danau Toba disajikan pada Tabel 13 dan Gambar 5 Tabel 13 Kemiringan Lereng DTA Danau Toba
No Persentase
Kemiringan Lereng
Luas ha
1 0 – 3
41.127,72 15,41
2 3 – 8
79.857,79 29,93
3 8 – 15
54.689,74 20,50
4 15 – 25
33.206,51 12,45
5 25 – 40
24.705,14 9,26
6 40 33.224,99
12,45 Jumlah 266.811,89
Kemiringan lereng DTA Danau Toba yang termasuk curam kemiringan 15-40 mencapai 21,71 dan daerah yang sangat curamterjal kemiringan
45 mencapai 12,45 dari luas total DTA, terutama di daerah-daerah sekeliling danau. Kondisi topografi tersebut di atas, mengakibatkan DTA
memiliki potensi aliran permukaan yang tinggi dan menyimpan air hujan yang rendah. Hasil analisis lereng dengan cara Dr. Mononobe Sosrodarsono, 1978
menunjukkan bahwa koefisien limpasan air adalah 0,60 dan koefisioen infiltrasi adalah 0,4 seperti disajikan pada Tabel 14
Tabel 14 Koefisien limpasan dan koefisien infiltrasi DTA Danau Toba
No Kemiringan
Lereng Luas ha
Keterangan Koefisien
Limpasan Dr. Mononobe
Perkiraan Koefisien
Limpasan Koefisien
Limpasan x Luas ha
1 0 - 3
41.127,72 15,41 Datar
0.45 -0.60 0,45
18.507,47 2
3 - 8 79.857,79 29,93
LandaiBerombak 0.45 - 0.60
0,50 39.928,90
3 8 - 15
54.689,74 20,50 Agak Miring Bergelombang
0.50 - 0.75 0,60
32.813,84 4
15 - 25 33.206,51 12,45
MiringBerbukit 0.70 - 0.80
0,70 23.244,56
5 25 - 40
24.705,14 9,26
Agak Curam 0.75 - 0.90
0,75 18.528,86
6 40
33.224,99 12,45 Sangat Curam
0.75 -0.90 0,85
28.241,24 Total
266.811,89 161.264,87
Koefisien Limpasan Total = 0,60
Koefisien Infiltrasi = 0,40
Sumber : Hasil analisis
Hasil interpretasi peta topografi diuraikan di bawah ini. 1.
Kabupaten Tobasa yang terletak pada daerah timur dan tenggara DTA
Danau Toba,memiliki kondisi topografi dari datar hingga bergunung yang cukup luas. Lahan pada kabupaten ini banyak dipergunakan sebagai
daerah pertanian, sehingga diperkirakan berpotensi untuk menyimpan air. 2.
Kabupaten Simalungun , terletak di sebelah timur dan utara DTA Danau
Toba, dengan luas kecil memiliki relief bergunung dengan lereng yang curam diatas 45 . Tidak berpotensi untuk menyimpan air.
3.
Kabupaten Karo,
terletak di sebelah utara DTA Danau Toba, memiliki relief bergunung dengan lereng yang curam mencapai diatas 45 . Tidak
berpotensi untuk menyimpan air. 4.
Kabupaten Dairi , didominasi relief bergunung dengan lereng mencapai
diatas 45 sehingga derah ini tidak berpotensi untuk menyimpan air. 5.
Kabupaten Humbang Hasundutan, merupakan dataran, perbukitan dan
bergunung dengan lereng terjal, mempunyai kemiringan yang rendah