Hutan 56.714,25 Pertumbuhan Penduduk HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 24 Jumlah penduduk pada setiap kabupaten di DTA Danau Toba jiwa No. Kabupaten 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Dairi 59.225 59.073 55.675 56.689 54.871 55.106 55.106 58.372 2 Tapanuli Utara 71.843 72.934 73.567 73.869 74.283 74.907 75.994 77.096 3 Humbang Hasundutan 90.707 91.859 92.792 93.725 94.674 95.639 95.639 109.228 4 Toba Samosir 178.135 167.907 167.907 168.596 170.015 171.375 172.746 175.325 5 Samosir 130.078 130.078 130.168 130.568 131.116 131.205 131.549 132.023 6 Simalungun 117.978 117.978 117.978 119.954 119.954 122.067 122.067 122.067 7 Karo 13.908 14.215 14.274 14.378 15.577 15.654 15.880 16.130 Jumlah 661.874 654.044 652.361 657.779 660.490 665.953 681.981 690.241 Jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kabupaten Toba Samosir, yaitu pada tahun 2002 sebesar 178.135 jiwa dan pada tahun 2009 sebanyak 175.325 jiwa . Sementara itu, jumlah penduduk terendah tahun 2002 berada di Kabupaten Tanah Karo yakni 13.908 jiwa dan tahun 2009 sebesar 16.130 jiwa. Untuk memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang, digunakan formula analisis geometrik. Model pertumbuhan pendudukyang digunakan adalah model pertumbuhan penduduk secara geometrikgeometric rate of growth, dimana angka pertumbuhan rate of growth sama besarnya untuksetiap tahun, dengan rumus matematika P t = P o 1 + r t , dimana P t = jumlah penduduk pada tahun ke-t; P o = jumlah penduduk pada tahun awal; r = angka rata-rata laju pertumbuhan pendudukdan T= jangka waktu dalam tahun. Perkiraan jumlah penduduk pada daerah tangkapan air Danau Toba dimasa yang akan datang disajikan pada Tabel 25 dan Gambar 30. Tabel 25 Perkiraan Jumlah Penduduk di DTA Danau Toba Tahun Penduduk jiwa 2007 665.953 2017 745.707 2027 835.012 2037 935.012 2047 1.046.989 2057 1.172.375 Catatan : Pertumbuhan penduduk rata-rata 1,14 per tahun Hasil Analisis 600000 700000 800000 900000 1000000 1100000 1200000 2007 2017 2027 2037 2047 2057 Ju m la h p e n d u d u k Ji w a Ta hun Gambar 30 Perkiraan Penduduk di DTA Danau Toba

b. Analisis Tekanan Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyebabkan kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal dan tempat berusaha menjadi semakin besar. Pemanfaatan lahan yang tidak mempertimbangkan prinsip-prinsip ekologi dapat menurunkan mutu lingkungan dan berlanjut dengan terjadinya kerusakan ekosistem.Dengan peningkatan jumlah penduduk dan luas yang lahan relatif tetapakan berakibat pada penurunan luas kepemilikan lahan pertanian sehingga tidak lagi mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan hidup petani. Kondisi tersebut dapat mendorong petani untuk memperluas lahan garapannya hingga ke lahan- lahan yang memiliki fungsi yang lain, seperti lahan dengan kelerengan tinggi, lahan ditepi sungai atau bahkan merambah ke hutan lindung. Soemarwoto 1989, menyampaikan bahwa tekanan penduduk disebabkan lahan pertanian disuatu daerah tidak cukup untuk mendukung kehidupan penduduk pada tingkat yang dianggap layak. Karena itu penduduk berusaha untuk mendapatkan tambahan pendapatan dengan membuka lahan baru atau pergi ke kota. Dorongan untuk membuka lahan danatau untuk pergi ke kota disebut tekanan penduduk. Indikasi adanya tekanan penduduk terhadap suatu wilayah dapat dilihat dengan nilai indeks tekanan penduduk. Menurut persamaan Soemarwoto indeks tekanan penduduk dipengaruhi oleh proporsi jumlah masyarakat yang bekerja dalam bidang pertanian dalam wilayah tersebut f, luas lahan minimal yang dapat memberikan hasil untuk hidup layak atau setara 640 kg berastahun z, tingkat pertumbuhan penduduk r, serta luas lahan pertanian L dan jumlah seluruh penduduk P. Luas lahan pertanian yang dapat memberikan hasil untuk memenuhi kehidupan yang layak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah produktivitas lahan serta jenis tanaman yang dibudidayakan. Berdasarkan data Kabupaten Dalam Angka tahun 2007, rata-rata kepadatan penduduk DTA Danau Toba pada tahun 2007 adalah 249 jiwakm2. Luas lahan pertanian berdasarkan overlay antara peta kemampuan lahan dengan tutupan lahan di seluruh DTA Danau Toba adalah 14.615 ha. Tetapi berdasarkan kemampuan lahan, DTA Danau Toba yang dapat dijadikan lahan pertanian adalah seluas 70 atau seluas 103.815,29 ha dari seluruh luas kawasan budidaya dan 30 lainnya untuk pemukiman dan infrastruktur. Nilai kebutuhan lahan pertanian minimum untuk mendapatkan kehidupan yang layak diasumsikan seragam yaitu 0,78haorang sesuai dengan yang ditetapkan tapak ekologi ecological foot print untuk Indonesia Said R et al. 2009. Jumlah penduduk di DTA Danau Toba yang bermata pencaharian petani adalah 70 dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14 per tahun. Perhitungan tekanan penduduk terhadap lahan dapat dirumuskan dengan ; dimana , z ha = luas lahan minimal untuk hidup layak; f= jumlah petanipopulasi penduduk di DTA; Poorg= jumlah penduduk pada waktu awal; rorgthn= laju pertumbuhan penduduk per tahun; ttahun= waktu periode dan Lha= luas pertanian di DTA Dengan demikian, tekanan penduduk TP pada tahun 2007: 0,78 haorang x 0,70 x 665953 1+0,0114 1 103.815,29 sama dengan 3,5. Untuk tahun 2017, tekanan penduduknya adalah 0,78 x 0,70 x 665953 1+0,0114 10 103.815,29 sama dengan 4,0.Hal ini menunjukkan bahwa daerah tangkapan air Danau Toba mempunyai tekanan penduduk yang tinggi, berpotensi terjadinya penyimpangan yang besar terhadap penggunaan lahan khususnya pemanfaaan kawasan lindung. Tekanan penduduk yang tinggi tersebut dipengaruhi jumlah petani dan jumlah lahan pertanian yang ada, serta dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat dalam mengelola lahan secara efisien dan efektif. Hal ini mengakibatkan kebutuhan lahan pertanian akan semakin bertambah dan cenderung akan terjadi perluasan lahan pertanian pada kawasan non pertaniandan akibat selanjutnya adalah penduduk tidak peduli terhadap kualitas lingkungan dan memperkecil upaya konservasi sumber daya air.