Masukan dan Keluaran MRP

~ 197 ~ Tabel 36 berikut ini merupakan contoh JIP untuk empat produk akhir A, B, C. Dan D yang dihasilkan dengan horison perencanaan sebesar delapan perioda.

2. Status Persediaan

Status perseddiaan menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam persediaan, yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan : - Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap perioda on hand inventory Tabel 36 Contoh Jadwal Induk Produksi Produk Perioda 1 2 3 4 5 6 7 8 A B C D 50 45 - 80 40 70 60 60 75 - 45 - 90 35 50 - 75 60 - 90 50 - - 65 60 30 70 50 50 - 80 65 - Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan terebut akan datang on order inventory. - Waktu ancang-ancang lead time dari setiap bahan. Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item dan diperbarui setiap terjadi perubahan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam perencanaan. Pada dasarnya, ditinjau dari segi kuantitas status perediaan pada suatu saat dapat dituliskan sebagai berikut : I t = I t-1 + Q t - D t Dimana : I t-1 : Jumlah persediaan barang yang tersedia pada akhir perioda t-1 I t : Jumlah persediaan barang yang dimiliki on hand inventory pada perioda t. Q t : Jumlah barang yang sedang dipesan dan akan datang pada perioda t D t : Jumlah kebutuhan barang selama perioda t Rumusan diatas akan menghasilkan I berharga positif atau negatif. Harga negatif akan memberikan indikasi bahwa untuk memenuhi kebutuhan D harus dilakukan pesanan baru, sebab jumlah yang tersedia tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun harga I positif menunjukkan bahwa persediaan barang yang ada masih cukup untuk memenuhi permintaan pada perioda tersebut. Sebagai contoh, tabel 36 berikut menunjukkan status persediaan dari produk A yang ada pada tabel 37 ~ 198 ~ Tabel 37 Contoh status persediaan produk A Perioda t 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan kotor D t 5 40 7 5 9 75 50 60 50 Penerimaan dari pesanan Q t - 100 - 1 - - - - Persediaan 100 yg tersedia I t 5 110 3 5 4 5 - 30 - 80 - 14 - 14 Tabel diatas menggambarkan adanya kebutuhan sebesar 50 pada perioda 1, 40 pada perioda 2, 75 pada perioda 3 dan seterusnya. Sedangkan persediaan yang dimiliki pada saat awal perencanaan sebesar 100 dan akan datang pesanan-pesanan pada perioda 2 dan 4 sebesar 100. Setelah dihitung, maka persediaan yang ada akan berharga negatif pada perioda ke-5 sampai dengan perioda ke-8, hal ini berarti diperlukan pemesanan sebesar 30, 50, 60 dan 50 untuk memenuhi kebutuhan pada perioda ke-5 sampai dengan perioda ke-8.

3. Struktur Produk

Yang dimaksud dengan struktur produk adalah kaitan antara produk dengan komponen-komponen penyusunnya. Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi : - Jenis komponen - Jumlah yang dibutuhkan - Tingkat penyusunnya Sebagai contoh, gambar 35. menunjukkan suatu struktur produk dari kaleng kemasan : Level 0 Level 1 Level 2 Gambar 35. Struktur Produk Kaleng kemasan1 Cap 1 Seal Ring 1 Body 1 Plat Polos 1 Plat Print 1 Plat Polos 1 Bottom 1 Plat Polos 1 ~ 199 ~ Keluaran MRP 1. Menentukan jumlah dan waktu pesan untuk barang yang dibeli. 2. Menentukan jadwal kerja untuk barang dibuat. 3. Menentukan revisi jumlah dan waktu pesan untuk barang yang dibeli. 4. Menentukan jadwal kerja untuk barang dibuat.

7. LANGKAH DASAR PROSES MRP

MRP merupakan suatu proses yang dinamik, artinya bahwa rencana yang telah dibuat disesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Kemampuan untuk melakukan penyesuaian ini tergantung pada kemapuan manajemen dan sistem infromasi yang ada. Secara skematis langkah-langkah proses MRP tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut :

4. Netting

Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selaam horison perencanaan. Secara matematis, perhitungan kebutuhan bersih dirmuskan sebagai berikut : D t - I t -1 - Q t = 0 Dimana : R t : kebutuhan bersih pada suatu periode t D t : kebutuhan kotor pada suatu periode t I t – 1 : persediaan barang pada akhir periode t – 1 Q t : rencana penerimaan barang pada periode t Adapun perhitungan kebutuhan bersih untuk suatu komponen di suatu level didasarkan pada jadwal rencana pemesanan komponen atau produk yang menjadi induknya sesuai faktor penggunaannya usage faktor. Sebagai contoh untuk netting struktur produk yang ada pada gambar 35 dengan produk A sebagai kaleng kemasan dan faktor penggunaan sama dengan 1. Hasil proses netting menunjukkan bahwa kebutuhan bersih R t yang harus dipenuhi pada periode 5 sd 8 adalah sebesar 30, 50, 60, dan 50. Tabel 35 Contoh proses netting untuk produk A Periode t 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan 50 40 75 90 75 50 60 50 Kotor D t Penerimaan - 100 - 100 - - - - Pesanan Q t Persediaan 100 110 35 45 -30 -80 -140 -140 Yg tersedia I t Kebutuhan Bersih R t 30 50 60 50