LANGKAH DASAR PROSES MRP Netting

~ 201 ~ Tabel 40 Contoh proses offsetting untuk periode A Periode t 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan Bersih Rt 30 50 60 Kuantitas pemesanan Qt 80 110 Rencana Pemesanan 80 110 Tabel di atas menggambarkan bahwa kuantitas pemesanan sebesar 80 dan 110 pada periode ke-5 dan ke- 7, harus sudah dipesan pada periode ke-4 dan 6 sebab waktu ancang-ancang untuk produk A adalah 1 periode.

7. Exploding

Exploding adalah proses perhitungan netting, lotting dan offsetting, yang dilakukan untuk komponen atau item yang berada pada level dibawahnya. Sebagai contoh, tabel 5.6 berikut ini merupakan proses exploding untuk komponen bottom yang berada di level 1 pada struktur produk kaleng kemasan gambar 5.2. Item induknya adalah kaleng kemasan yang berada di level 0. Kebutuhan kotor D t bagi item kaleng kemasan ini diambil dari JIP untuk produk A yang ada di tabel 5.1. Waktu ancang-ancang bottom ini adalah 1 periode. Tabel 41 Proses exploding untuk komponen bottom Kaleng kemasan level 0 Periode t 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan Kotor Dt 50 40 75 90 75 50 60 50 Penerimaan dari Pesanan Qt - 100 - 100 - - - - Persediaan Yg tersedia It 100 50 110 35 45 -30 -80 140 Kebutuhan Bersih Rt 0 Kuantitas ~ 202 ~ Pemesanan Qt 80 110 Rencana Pemesanan 80 110 Bottom, level 1 Periode t 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan Kotor Dt 100 100 80 110 0 Penerimaan dari Pesanan Qt - - - - - - - - Persediaan yg tersedia I t 150 50 50 -50 -130 -130 -240 -240 -240 kebutuhan bersih Rt 50 80 110 0 0 Kuantitas Pemesanan Qt 130 110 Rencana Pemesanan 130 110 Perencanaan kebutuhan material memerlukan struktur produk yang biasanya digambarkan dengan diagarm pohon. Dalam melakukan proses exploding, diperlukan adanya perkalian dan penjumlahan yang berulang- ulang antara material induk dengan faktor penggunaan usage factor dari material pada level dibawahnya. Proses tersebut diulang kembali sampai pada material pada level terakhir. Proses perkalian yang berulang ini dapat dihilangkan dengan menggunakan pendekatan operasi matriks. Dengan pendekatan ini kebutuhan material untuk level atas dasar kebutuhan pada level diatasnya dapat dilakukan dengan satu kali perkalian matriks antara matriks kebutuhan material dan matriks kebutuhan komponen. Pendekatan operasi matrik ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah struktur produk dari bentuk diagram pohon menjadi bentuk matriks kebutuhan komponen. Contoh berikut akan memberikan perbandingan cara perhitungan biasa dan perhitungan matriks.