DAYA SAING PERUSAHAAN DAN FUNGSI OPERASI

~ 34 ~

BAB II OPERATION MANAGEMENT SYSTEM

A. OPERATIONS MANAGEMENT SYSTEM

Manajer operasi mengelola proses transformasi yang menghasilkan produk barang dan jasa. Perubahan pada lingkungan sering kali memerlukan perubahan pada sistem operasi. Proses transformasi mengubah input yaitu material, energi, tenaga kerja, modal dan informasi menjadi ouput yaitu barang dan jasa yang dapat dilakukan melalui Operational Management System. Lebih jelsanya praktek Operational Management System dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 5. Sistem Manajemen Operasional Keterangan Gambar :  Proses perubahan input output terdiri dari SDM TK Manajer, Modal Peralatan Fasilitas, Pembelian BB jasa, tanah serta energi.  Lingkaran mewakili operasi yang dilalui jasa, barang atau orang serta dimana proses dilaksanakan.  Tanda panah menunjukan arah proses akan dilaksanakan. Baik perusahaan maupun disektor jasa memiliki pelanggan. Pelanggan tersebut dapat berada diluar maupundidalam organisasi.  Garis terputus-putus mewakili dua imput khusus yaitu partisipasi pelanggan dan kinerja informasi berasal dari dalamdiluar organisasi. ~ 35 ~

B. HUBUNGAN

BUSSINES; CORPORATION; MANUFACTURING  Bussines adalah keseluruhan unit usaha yang mengelolah sumber- sumber ekonomi yang menyedikan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk meperoleh laba dan memuaskan kebutuhan masyarakat.  Corporation adalah Unit usaha yang merupakan bagian dari bisnis secara keseluruhan dengan tujuan menyedikan barang dan jasa bagi kebutuhan konsumen untuk memperoleh laba yang dikehendaki.  Manufacturing adalah unit terkecil dari corporation yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. “Unit usaha yang mentransformasikan input menjadi output yang dikehendaki. Agar dapat memahami hubungan Bussines; corporation Manufacturing dapat dilihat pada gambar 4. berikut ini: Pada gambar di bawah ini secara teorits ada korelasi yang signifikan antara Bussines; corporation dan Manufacturing namun dalam kenyataannya empiris sering tak sejalan dalam mencapai tujuan karena itu dibutuhkan suatu pendekatan system komprehensif yang lebih dikenal dengan “ Opretion Management Sistem ” Gambar 6. Sasaran yang dicapai Bussines ; corporation manufacturing

C. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OPERSIOANAL

Koonyz dan Weihrich, 2005 mendefinisikan pengambilan keputusan adalah penataan pilihan langkah atau tindakan dari sejumlah alternatif. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang manajer operasi berhubungan erat dengan pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya, seperti masalah pribadi, pekerjaan, maupun sosial. Pengambilan keputusan yang efektif merupakan suatu proses yang kompleks, tergantung pada ~ 36 ~ keterampilan yang dimiliki oleh manajer. Lebih jelasnya langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh seorang manajer operasional dalam pengambilan keputusan opersional sebagai berikut: Gambar 7. Proses Pembuatan Keputusan Operasional Pada gambar diatas, secara umum para ahli mengembangkan beberapa cara untuk mengklasifikasi keputusan dalam rangka melakukan evaluasi yang intinya dapat dibedakan 2 tipe keputusan yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. 1. Keputusan terprogram terjadi jika suatu situasi sering muncul, prosedur rutin dan dapat disusun untuk melakukan evaluasi menyelesaikannya Gibson, et al., 1997, Beberapa langkah yang hendaknya diketahui oleh seorang wirausaha, baik secara eksplisit atau implisit dalam mengevaluasi keputusan, yaitu: a. Pastikan kebutuhan akan suatu keputusan. b. Kenali kriteria keputusan. c. Alokasikan bobot Skor tertinggi pada keputusan prioritas. d. Kembangkan alternatif-alternatif. e. Pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang telah di evaluasi. 2. Keputusan tidak terprogram yaitu baru, ketidak pastian dan tidak terstruktur Gibson, et al., 1997. Tidak ada prosedur yang ada untuk menangani masalahnya, tidak ada cara yang sama dengan sebelumnya karena masalahnya kompleks atau sangat penting.