Lotting Offsetting MODEL PERSEDIAAN STATIS

~ 202 ~ Pemesanan Qt 80 110 Rencana Pemesanan 80 110 Bottom, level 1 Periode t 1 2 3 4 5 6 7 8 Kebutuhan Kotor Dt 100 100 80 110 0 Penerimaan dari Pesanan Qt - - - - - - - - Persediaan yg tersedia I t 150 50 50 -50 -130 -130 -240 -240 -240 kebutuhan bersih Rt 50 80 110 0 0 Kuantitas Pemesanan Qt 130 110 Rencana Pemesanan 130 110 Perencanaan kebutuhan material memerlukan struktur produk yang biasanya digambarkan dengan diagarm pohon. Dalam melakukan proses exploding, diperlukan adanya perkalian dan penjumlahan yang berulang- ulang antara material induk dengan faktor penggunaan usage factor dari material pada level dibawahnya. Proses tersebut diulang kembali sampai pada material pada level terakhir. Proses perkalian yang berulang ini dapat dihilangkan dengan menggunakan pendekatan operasi matriks. Dengan pendekatan ini kebutuhan material untuk level atas dasar kebutuhan pada level diatasnya dapat dilakukan dengan satu kali perkalian matriks antara matriks kebutuhan material dan matriks kebutuhan komponen. Pendekatan operasi matrik ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah struktur produk dari bentuk diagram pohon menjadi bentuk matriks kebutuhan komponen. Contoh berikut akan memberikan perbandingan cara perhitungan biasa dan perhitungan matriks. ~ 203 ~ X A B C 1 2 2 2 3 1 3 2 a1 a2 a3 a1 a3 a4 a1 a2 Gambar 36 Struktur produk dalam bentuk diagram pohon jika dalam kasus ini untuk setiap unit produk X diperlukan : Jika dalam kasus ini untuk setiap unit produk X diperlukan : Kompenen A B C Level 1 Untuk 1 unit X 2 3 4 Komponen a1 a2 a3 a4 Level 2 Untuk 2 unit A 2 4 4 3 unit B 6 9 3 5 unit C 15 10 Jumlah : 23 14 13 3 Dengan cara matriks, terlebih dahulu struktur produk diubah menjadi matrik kebutuhan komponen. X A B C a1 a2 a3 a4 Level 0 X 2 3 5 A 0 0 1 2 2 Level 1 B 2 3 1 C 3 2 A 0 0 Level 2 B C Dalam matriks kebutuhan komponen tersebut, baris menunjukkan material pada suatu level tertentu sedangkan kolom menunjukkan material yang dibutuhkan oleh material pada suatu level tertentu yang terdapat pada baris. Oleh karena itu, material pada level yang sama akan membentuk sub matrik yang bernilai nol. Demikian pula nilai- nilai yang memiliki index baris lebih besar atau sama dengan index