~ 199 ~
Keluaran MRP 1.
Menentukan jumlah dan waktu pesan untuk barang yang dibeli. 2.
Menentukan jadwal kerja untuk barang dibuat. 3.
Menentukan revisi jumlah dan waktu pesan untuk barang yang dibeli. 4.
Menentukan jadwal kerja untuk barang dibuat.
7. LANGKAH DASAR PROSES MRP
MRP merupakan suatu proses yang dinamik, artinya bahwa rencana yang telah dibuat disesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi. Kemampuan untuk melakukan penyesuaian ini tergantung pada kemapuan manajemen dan sistem infromasi yang ada. Secara skematis
langkah-langkah proses MRP tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut :
4. Netting
Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selaam horison perencanaan. Secara matematis, perhitungan
kebutuhan bersih dirmuskan sebagai berikut : D
t
- I
t -1
- Q
t
= 0 Dimana :
R
t
: kebutuhan bersih pada suatu periode t D
t
: kebutuhan kotor pada suatu periode t I
t – 1
: persediaan barang pada akhir periode t – 1
Q
t
: rencana penerimaan barang pada periode t Adapun perhitungan kebutuhan bersih untuk suatu komponen di
suatu level didasarkan pada jadwal rencana pemesanan komponen atau produk yang menjadi induknya sesuai faktor penggunaannya usage
faktor. Sebagai contoh untuk netting struktur produk yang ada pada gambar 35 dengan produk A sebagai kaleng kemasan dan faktor
penggunaan sama dengan 1. Hasil proses netting menunjukkan bahwa kebutuhan bersih R
t
yang harus dipenuhi pada periode 5 sd 8 adalah sebesar 30, 50, 60, dan 50.
Tabel 35 Contoh proses netting untuk produk A Periode t
1 2
3 4
5 6
7 8
Kebutuhan 50 40
75 90
75 50
60 50
Kotor D
t
Penerimaan - 100
- 100
- -
- -
Pesanan Q
t
Persediaan 100
110 35
45 -30
-80 -140
-140 Yg tersedia I
t
Kebutuhan Bersih R
t
30 50
60 50
~ 200 ~
5. Lotting
Lotting adalah proses penentuan besarnya ukurna kuantitas pesanan, yang dimaksudkan untuk memenuhi beberapa periode
kebutuhan bersih R
t
sekaligus. Besarnya ukurna kuantitas pesanan tersebut dapat ditentukan berdasarkan pada jumlah pemesanan yang
tetap, atau keseimbangan antara ongkos pengadaan set-up cpst dengan ongkos simpan carrying cost. Ketiga pendekatan ini
melahirkan sembilan buah teknik yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, tergantung dari kondisi yang dihadapi.
Kesembilan teknik tersebut akan diuraikan secara terinci pada bab- bab berikutnya.
Tabel 39 Contoh proses lotting untuk produk A Perioda t
1 2
3 4
5 6
7 8
Kebutuhan Bersih R
t
Kuantitas Pemesanan Q
t
80 110
Tabel di atas menggambarkan bahwa kuantitas pemesanan sebesar 80 pad aperioda ke-5 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bersih
R
t
perioda ke-5 dan 6, sedangkan kuantitas pemesanan sebesar 110 pada periode ke-8 digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersih R
t
periode 8 dan 9.
6. Offsetting
Offsetting adalah suatu proses penentuan saat atau perioda dilakukannya pemesanan sehingga kebutuhan bersih R
t
dapat dipenuhi. Dengan perkataan lain offsetting bertuju untuk menentukan
kapan kuantitas pesanan yang dihasilkan proses lotting harus dilakukan. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan
cara mengurangkan saat kebutuhan bersih R
t
harus tersedia dengan waktu ancang-ancangnya lead time. Sebagai contoh, tabel 5.5
berikut ini adalah proses offsetting untuk produk A dengan waktu ancang-ancang 1 periode.