Jumlah Kelompok Skala Mikro Kecil Yang Memiliki Daya Saing

Grafik III.39 Jumlah Kelompok Skala Mikro Kecil yang Memiliki Daya Saing Dalam pencapaian target indikator kinerja ini terdapat kendalahambatan, yaitu: Keterbatasan modal; Pembelian bahan baku harus secara tunai; Pemasaran terbatas pada daerah-daerah tertentu; Sulit memperoleh pembeli konsumen baru; Margin keuntungan yang semakin rendah; Pembeli sebagai penentu harga; Lambatnya pembayaran hasil penjualan produk; Tidak dimilikinya desainer sendiri; Harga bahan baku yang terus meningkat; Ketergantungan pada pembeli; Produktivitas mesin peralatan rendah; Menurunnya omzet penjualan; Peniruan desain produk merek oleh perusahaan lain; Segmen pasar kalangan menengah ke bawah; Sulitnya melakukan diversifikasi bahan baku; Tata letak pabrik yang kurang efisien; 117.24 100 100.00 101.69 98.00 100.00 102.00 104.00 106.00 108.00 110.00 112.00 114.00 116.00 118.00 120.00 2011 2012 2013 2014 C apai an Tahun AKUNTABILITAS KINERJA 81 Pelaksanaan pembangunan sentra pada kegiatan penataan tempat berusaha bagi Pedagang Kaki Lima PKL dan asongan masih belum dapat terlaksana akibat adanya kendala lahan masih ditempati warga; Belum terlaksananya pembinaan pedagang pada kegiatan pengawasan mutu dagangan PKL di sentra wisata karena masih terdapat pembangunan sentra, sehingga aktivitas di sentra belum ada masih tahap sosialisasi pedagang yang akan menempati sentra; Penyelenggaraan promosi produk usaha mikro kecil menengah belum optimal; Masih adanya warga yang enggan menghadiri sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman koperasi, peningkatan konsistensi pengelolaan koperasi ber-RAT, dan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi aktif belum RAT karena masih bekerja atau mempunyai kesibukan lain pada waktu yang bersamaan. Kegiatan revitalisasi koperasi tidak aktif dan tidak ber-RAT tidak tercapai karena koperasi yang bersangkutan memilih untuk aktif kembali dan meminta penyuluhan maupun sosialisasi dari Dinas Koperasi dan UMKM. Namun demikian terdapat dukungan berupa ketersediaan biaya, tenaga pendamping dan adanya semangat masyarakat untuk berkoperasi. Sedangkan upaya-upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: Fasilitasi pengembangan sentra-sentra industri potensial. Fasilitasi pengembangan UKM; Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industry; Penyelenggaraan promosi dalam dan luar negeri; Para UKM dapat memanfaatkan program KUR Kredit Usaha Rakyat agar dapat membentuk koperasi yang berbadan usaha AKUNTABILITAS KINERJA 82 dan koperasi dapat melakukan melakukan kerjasama dengan pihak perbankan untuk pemberian kredit pada anggota; Membangun kepercayaan dan bernegoisasi dengan supplier yang dapat menguntungkan kedua belah pihak; Melakukan fasilitasi pemasaran produk dengan memperluas wilayah pemasaran dengan cara berkerjasama dengan agen- agen penjualan diluar daerah dengan tidak meninggalkan kualitas produk yang harus dipenuhi; Memfasilitasi UKM dengan melakukan promosi bersama-sama, dengan cara mendirikan pusat penjualan UKM, serta merekomendasikan konsumen untuk menggunakan produk- produk UKM; Memfasilitasi UKM untuk beralih ke segmen pasar yang lebih atas agar tidak terlalu sensitif dengan harga dan menjaga kualitas produk agar tetap meyakinkan; Memfasilitasi UKM untuk beralih ke segmen pasar yang tidak banyak digarap oleh orang ceruk pasar agar dapat menjadi penentu harga; Memberikan pelatihan pada UKM tentang strategi penjualan misalnya dengan memberikan diskon untuk pembayaran dengan tunai atau pembayaran dalam tempo yang lebih cepat; Memberikan fasilitasi pelatihan bagi staf perusahaan yang memiliki bakat dan keterampilan khusus; Membantu UKM dengan melakukan diversifikasi bahan baku dan subsidi harga dengan bahan baku jika produknya digunakan masyarakat banyak; Memberikan fasilitas pemasaran produk untuk wilayah-wilayah yang lain; Memberikan fasilitasi alat bagi UKM; Memfasilitasi UKM dengan konsumen-konsumen baru, serta memperluas wilayah pemasaran, memperluas segmentasi pasar, memperbaiki kualitas dan desain produk; AKUNTABILITAS KINERJA 83 Memfasilitasi produk-produk UKM dengan merkdesain produk; Memperluas pemasaran produk ke segmen pasar kalangan menengah dan atas dengan tetap memperhatikan spesifikasi produk agar memenuhi standar yang telah ditetapkan; Memfasilitasi UKM dengan memperkenalkan bahan-bahan baru yang telah diujicobakan oleh balai penelitian terkait; Memberikan sosialisasi pada para UKM tentang penataan ulang tata letak pabriktempat usaha produksi dengan tetap memperhatikan faktor-faktor keamanan, keselamatan kerja K3 dan efisiensi ruang. Capaian indikator jumlah kelompok skala mikro kecil yang memiliki daya saing dilaksanakan melalui program “Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah” dengan kegiatan sebagai berikut: Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil, dan industri menengah; Penyelanggaraan promosi produk usaha mikro kecil menengah; Pengembangan Sarana Pemasaran Produk UMKM; Peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga; Fasilitasi Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial; Fasilitasi Pengembangan bagi 380 UKM; Pemberian dan Penerbitan Perijinan Perdagangan dan Industri; Pembinaan Wajib Daftar Perusahaan; Penerbitan Surat Keterangan dan Pemberian Rekomendasi Perdagangan; Penyelenggaraan Promosi Dalam dan Luar Negeri.

b. Peningkatan Jumlah Koperasi Berkualitas

Pada tahun 2014 dari total 1.295 koperasi aktif di Surabaya, sebanyak 306 unit diantaranya adalah koperasi berkualitas. Didibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebanyak 172 unit maka capaian kinerjanya adalah 177,91. Perbandingan AKUNTABILITAS KINERJA 84 pencapian target indikator peningkatan jumlah koperasi berkualitas 4 empat tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik III.40. Grafik III.40 Peningkatan Jumlah Koperasi Berkualitas