Grafik III.65 Cakupan Layanan Kebersihan
Dalam pencapaian target indikator kinerja ini dilaksanakan program indikator cakupan keberhasilan yaitu “Pengelolaan Kebersihan
Kota” dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Pengadaan
Sarana dan
Prasarana Pengelolaan
Persampahan; 2. Peningkatan operasional dan Pemeliharaan Prasarana dan
sarana persampahan; 3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam Pengelolaan
Persampahan; 4. Pengawasan
Operasional Penyapuan dan Pengangkutan
sampah; 5. Operasional Pengangkutan Sampah;
6. Perencanaan teknis Kebersihan dan Pertamanan; 7. Operasional dan pemeliharaan IPLT Keputih;
8. Operasional dan Pemeliharaan Sarana Kebersihan; 9. Operasional Pengolahan Sampah;
10. Posko Peningkatan Pelayanan Kebersihan; 11. Operasional Penyapuan Jalan;
12. Operasional Pembersihan Sampah di Saluran;
105.77 105.86
104.68 106.06
104.60 104.80
105.00 105.20
105.40 105.60
105.80 106.00
106.20
2011 2012
2013 2014
C apai
an
Tahun
AKUNTABILITAS KINERJA
137
13. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan dan lingkungan.
b. Kualitas Air Limbah Industri dengan Menurunkan Beban
Pencemaran BOD
Pada tahun 2014, realisasi penurunan beban pencemaran BOD adalah 73,26, apabila dibandingkan dengan target capaian tahun
2013 yakni 72 maka capaiannya adalah 101,75. Perbandingan pencapaian target indikator kualitas air limbah industri dengan
penurunan beban pencemaran BOD selama 4 empat tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik III.66.
Grafik III.66 Kualitas Air Limbah Industri BOD
Dalam pencapaian target indikator kinerja
ini terdapat kendalahambatan yaitu:
1. Sarana dan prasarana relatif kurang mencukupi; 2. Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam mendukung
kegiatan kurangnya pengetahuan partisipasi kesadaran masyarakat dalam mentaati peraturan yang terkait dalam
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup juga dalam hal perijinan;
3. Data base lingkungan hidup belum memadai;
101.60 101.70
102.65
101.75
101.40 101.60
101.80 102.00
102.20 102.40
102.60 102.80
2011 2012
2013 2014
C apai
an
Tahun
AKUNTABILITAS KINERJA
138
4. Kurangnya tanaman penghijauan; 5. Adanya ketergantungan dengan laboratorium lain;
6. Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut kegiatan yang dilakukan belum optimal;
7. Penyebaran informasi lingkungan hidup belum optimal; 8. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM aparat BLH;
9. Belum optimalnya koordinasi antar instansi terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Namun demikian terdapat dukungan dimana dalam melaksanakan program kerjakegiatan untuk memenuhi capaian kinerja, Badan
Lingkungan Hidup bekerja sama dan didukung oleh SKPD terkait dilingkungan Pemerintah Kota Surabaya serta di dukung oleh
instansi vertikal Kepolisian dan TNI dan koordinasi dengan instansi pusat.
Sedangkan upaya-upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan sosialisasi
dan pembinaan
secara terus
menerus baik kepada masyarakat maupun pelaku usaha atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap
lingkungan hidup dengan penerapan penyusunan dokumen pengelolaan
lingkungan hidup
AmdalUKL-UPL dan
penegakan hokum 2. Melakukan
sinergi pengawasan
dengan mekanisme
perizinan serta kewajiban
pelaporan pengelolaan
pemantauan lingkungan 3. Melakukan koordinasi
dengan instansi vertical terkait
pengendalian kualitas air udara.
AKUNTABILITAS KINERJA
139