5 Dari total 31 Kecamatan di Kabupaten Jember hampir seluruh dari
Kecamatan menjadi area penanaman tembakau sebagai tumpuan perekonomian, hanya terdapat 10 Kecamatan yang tidak membudidayakan tembakau sebagai
tumpuan perekonomian. Luas areal jenis tembakau voor oogst kasturi paling besar dibandingkan dengan jenis tembakau lainnya. Tahun 2007 sampai dengan
2008 luas tembakau voor oogst kasturi mengalami kenaikan yaitu 3.181 ha menjadi 5.739,85 ha. Salah satu Kecamatan yang membudidayakan tembakau
voor oogst kasturi adalah Kecamatan Pakusari dengan luas lahan tahun 2007
sebesar 516 ha meningkat pada tahun 2008 menjadi 581 ha. Rekapitulasi areal tembakau menurut Kecamatan tahun 2007-2008 pada Lampiran 3.
Terdapat tujuh desa di Kecamatan Pakusari yang setiap Desa terbentuk kelompok tani. Salah satu Desa yang membudidayakan tembakau adalah Desa
Pakusari. Ada delapan kelompok tani di Desa Pakusari yang digabung dalam satu kelompok tani yang diberi nama Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Permata
VII yang didirikan pada tanggal 29 Januari 2009. Sampai saat ini anggota Gapoktan Permata VII berjumlah 792 orang. Gapoktan Permata VII memiliki
anggota terbanyak dari Gapoktan yang ada di Kecamatan Pakusari serta luas lahan sawah yang tertinggi.
Komoditas utama yang diproduksi oleh anggota Gapoktan Permata VII adalah padi, cabai, jagung, dan tembakau. Komoditas tembakau voor oogst kasturi
adalah salah satu komoditas yang paling banyak diproduksi oleh petani yang tergabung dalam Gapoktan Permata VII pada musim kemarau. Tembakau voor
oogst kasturi sudah diproduksi setiap tahun bahkan sebagian petani menanam
tembakau secara turun temurun karena menaman tembakau voor oogst kasturi menjadi warisan nenek moyang. Jalur tataniaga yang dilakukan oleh petani untuk
menjual hasil tembakau adalah dari petani ke pedagang dan petani ke pabrik tembakau kecil atau ke pabrik tembakau besar.
1.2 Perumusan Masalah
Tahun 2010 ada peningkatan bagi hasil cukai rokok dan tembakau untuk Jember. Pada tahun 2009 Jember mendapat Rp 8,7 miliar, meningkat pada tahun
2010 sebesar Rp 9,02 miliar dari sektor ini. Penambahan bagi hasil tersebut
6 direspon baik oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember. Secara
keseluruhan, daerah-daerah lain di Jawa Timur salah satunya di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo juga mengalami
peningkatan. Penambahan bagi hasil cukai membawa konsekuensi yaitu perbaikan mutu tembakau dan rokok produk Jember. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Jember diharuskan meningkatkan kualitas pabrik rokok lokal, baik dari sisi bahan baku maupun produksi
2
Tahun .
Dalam perkembangan pengusahaan tembakau di Kabupaten Jember, luas dan produksi tembakau berfluktuatif. Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tahun
2007 mengalami penurunan luas dan produksi tembakau voor oogst kasturi karena pada tahun 2006 petani mengalami kerugian. Kerugian tersebut disebabkan
oleh faktor alam sehingga tembakau petani menjadi rusak dan harga tembakau menjadi rendah dipasaran. Pada tahun 2007 petani beralih pada tanaman lain
karena melihat pengalaman pada tahun 2006 harga tembakau rendah sementara biaya produksi semakin meningkat sehingga pada tahun 2007 produksi tembakau
voor oogst kasturi menurun. Pada tahun 2007 banyak petani yang tidak
memproduksi tembakau voor oogst kasturi dengan demikian pasokan tembakau menjadi berkurang sehingga harga tembakau pada tahun 2007 menjadi meningkat.
Tahun 2008 dan 2009 luas dan produksi tembakau voor oogst kasturi mengalami peningkatan dikarenakan harga tembakau voor oogst kasturi mulai naik berawal
dari tahun 2007 walaupun biaya produksi juga semakin meningkat.
Tabel 4.
Luas dan Produksi Tembakau Voor Oogst Kasturi di Kabupaten Jember Tahun 2007-2009
Luas ha Produksi kw
Produktivitas KwHa 2005
2.659,40 40.422,88
15,20 2006
3.566,00 60.265,40
16,90 2007
3.181,00 32.128,10
10,10 2008
6.423,90 96.358,50
15,00 2009
8.901,00 125.064,90
14,05
Sumber: Dinas Perkebunan, Kehutanan dan Konversi SDA Kabupaten Jember, 2010
2
Tembakau Beri Rp 9,02 M untuk Jember . beritajatim.com. 22 Juni 2010
7 Petani yang tergabung dalam Gapoktan Permata VII melakukan produksi
tembakau voor oogst kasturi sekali dalam setahun yaitu pada musim kemarau.
Tabel 5. Luas Tanam, Produksi dan Produktivitas Tembakau Voor Oogst Kasturi
Menurut Kelompok Tani Tahun 2009 Jumlah produksi tanaman adalah 14.000-15.000 tanaman per hektar. Ada lima
kelompok tani yang memproduksi tembakau voor oogst kasturi yaitu kelompok tani sejahtera I, Sejahtera II, Gempal II, Harapan dan Karya Tani. Tiga kelompok
tani lainnya menanam padi dan jagung yaitu kelompok tani Tegal Ajung I, Tegal Ajung II dan Tegal Ajung III. Luas lahan yang dimiliki oleh petani mempengaruhi
hasil produksi tembakau voor oogst kasturi. Luas lahan yang paling besar yaitu pada kelompok tani Gempal II dan yang paling kecil pada luas lahan karya tani.
Lokasi di daerah Gempal II merupakan persawahan yang digunakan untuk memproduksi tembakau voor oogst kasturi sementara lokasi pada kelompok tani
Karya Tani merupakan lahan pekarangan dan tegalan yang ditanami buah-buahan seperti rambutan, mangga, durian serta tanaman lainnya sehingga luas lahan
sawah yang ditanami tembakau voor oogst kasturi hanya enam hektar. Luas tanam, produksi dan produktivitas tembakau voor oogst kasturi menurut
kelompok tani tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.
No Nama Kelompok Tani Luas Ha
Hasil Produksi Tanaman
Tembakau Kw Produktivitas
Tanaman Tembakau
KwHa 1.
Tani Sejahtera I 38
539,6 14,2
2. Tani Sejahtera II
31,2 452,4
14,5 3.
Gempal II 56,6
837,68 14,8
4. Harapan
52 754
14,5 5.
Karya Tani 6
85,8 14,3
Sumber: Gabungan Kelompok Tani Permata VII, 2009
Tembakau voor oogst kasturi adalah tanaman yang paling banyak diproduksi pada waktu musim kemarau. Sedangkan tanaman padi yang diproduksi
oleh petani pada saat musim kemarau tidak begitu banyak dikarenakan kekurangan air. Petani yang memproduksi padi setiap tahun adalah petani yang
8 mempunyai lahan sawah dengan banyak air atau irigasi yang cukup baik, sehingga
petani tidak memproduksi tembakau voor oogst kasturi. Menurut petani yang memproduksi padi, tanaman padi adalah tanaman yang mudah untuk diproduksi
selain biaya produksi tidak terlalu tinggi perawatan juga tidak terlalu sulit. Pendapatan yang dihasilkan oleh petani tergantung hasil produksi yang diperoleh.
Jika hasil padi bagus atau tidak terserang hama dan penyakit maka hasil akan diperoleh tinggi sedangkan harga padi yang diterima petani cukup tinggi yaitu
sebesar Rp 230.000 per kwintal. Petani yang memproduksi jagung adalah petani yang kekurangan modal untuk memproduksi tembakau voor oogst kasturi dan
lahan sawah yang dimiliki jauh dari irigasi. Harga jagung per kwintal adalah Rp 125.000 per kwintal.
Menghadapi permasalahan yang disebabkan karena adanya biaya usahatani yang semakin meningkat dalam pembudidayaan tembakau voor oogst
kasturi sehingga berdampak kepada penjualan hasil tembakau voor oogst kasturi tidak membuat anggota Gapoktan Permata VII beralih ketanaman lainnya.
Permasalahan yang dihadapi petani tembakau voor oogst kasturi dari tahun ketahun selalu sama, dimana harga jual di pasaran sangat bergantung pada pihak
pabrik tembakau dan harga yang diberikan kepada petani tergantung pada kualitas tembakau voor oogst kasturi yang dijual. Selain biaya produksi semakin
meningkat masalah yang dihadapi oleh petani tembakau voor oogst kasturi untuk mempertahankan kualitas agar tembakau voor oogst kasturi mempunyai kualitas
yang tinggi adalah faktor alam. faktor alam yang terjadi adalah musim penghujan yang masuk pada musim kemarau, dimana petani masih melakukan proses
budidaya dan pengeringan tembakau voor oogst kasturi. Petani yang terlambat melakukan panen karena hujan berakibat pada hasil tembakau voor oogst kasturi
yaitu tembakau voor oogst kasturi akan menjadi busuk dan kualitas akan menjadi jelek sehingga harga tembakau voor oogst kasturi akan menjadi rendah.
Pendapatan yang dihasilkan petani tembakau voor oogst kasturi ditentukan oleh produksi yang dihasilkan, biaya produksi yang dikeluarkan dan harga output
yang diterima pada saat panen. Biaya produksi dalam kegiatan budidaya tembakau voor oogst
kasturi cenderung semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari harga pupuk, bibit tembakau voor oogst kasturi serta biaya tenaga kerja yang semakin
9 meningkat. Saat ini yaitu tahun 2010 harga bibit per 1.000 pohon sebesar Rp
50.000 hingga Rp 60.000, padahal pada tahun 2009 hanya sebesar Rp 15.000–Rp 20.000 per 1.000 pohon. Apabila petani tidak menerapkan pola produksi yang
baik dan efisien maka petani akan memperoleh kerugian dengan penerimaan yang rendah.
Petani menjual tembakau voor oogst kasturi kering dengan empat sampai lima tahapan atau panen. Tingginya harga tembakau voor oogst kasturi yang
ditawarkan pabrik tembakau saat ini di daerah Jember cukup merangsang pedagang atau petani tembakau luar daerah untuk menjual hasil produksinya ke
Kabupaten Jember. Karena banyaknya tembakau yang masuk ke pabrik Kabupaten Jember maka menyebabkan kelebihan produksi, sehingga sering
mendengar bahwa sebagian produksi tidak terbeli atau terbeli dengan sangat murah.
Harga tembakau voor oogst kasturi yang diterima petani jika petani menjual ke pedagang sesuai dengan kualitas, yaitu panen pertama dengan harga
Rp 8000-12.000 per kilogram, panen kedua dengan harga Rp 12.000-18.000 per kilogram, panen ketiga dengan harga Rp 18.000-23.000 per kilogram, dan panen
yang ke empat dan terakhir dengan harga Rp 23.000-29.000 per kilogram. Sementara harga yang dibayarkan konsumen akhir pabrik lebih besar
dibandingkan harga dari pedagang. Petani dapat mengalami kerugian apabila harga tembakau voor oogst kasturi kering dibeli di bawah harga yang diharapkan
karena kualitas yang rendah. Tataniaga produk tembakau dilakukan petani biasanya melalui pedagang
pengumpul, pedagang besar atau langsung dijual ke pabrik tembakau, dengan melakukan produk pengeringan dan pengebalan produk. Tetapi untuk tataniaga
produk tembakau voor oogst kasturi hanya melalui pedagang saja, dan pedagang langsung menjual ke pabrik tembakau. Sifat dari tembakau ini adalah fancy
Product , artinya petani tidak mengetahui kualitas dari tembakau yang dihasilkan,
sifat inilah yang menyebabkan petani pada posisi yang kurang menguntungkan. Penjualan terjadi kesepakatan antara petani, padagang dan pabrik sebagai
konsumen akhir, yaitu pabrik Gudang Garam, Djarum, Bentoel, Sampoerna, dan pabrik-pabrik lokal lainnya.
10 Usahatani tembakau voor oogst kasturi
membutuhkan biaya yang cukup tinggi, disamping biaya bibit dan harga pupuk yang semakin meningkat upah
tenaga kerja juga meningkat. Sedangkan harga tembakau voor oogst kasturi tergantung pada pedagang atau pabrik tembakau. Semakin banyak tembakau yang
ada di pasar atau semakin berlimpahnya tembakau voor oogst kasturi yang
dihasilkan oleh petani maka harga tembakau voor oogst kasturi semakin rendah. Petani akan mendapatkan harga yang maksimal jika petani menjual tembakau
voor oogst kasturi langsung ke pabrik tembakau dibandingkan dengan petani
menjual ke pedagang tembakau. Pedagang tembakau akan mengambil keuntungan sebesar 20 sampai 30 persen.
Hal ini menjadi menarik untuk dikaji dan ditelusuri lebih dalam mengenai pendapatan petani dan saluran tataniaga tembakau voor oogst kasturi yang
tergabung dalam Gapoktan Permata VII untuk menganalisis pendapatan petani dan saluran tataniaga tembakau voor oogst kasturi. Apakah saluran tataniaga yang
dilakukan petani sudah efisien.
Maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana keragaan usahatani tembakau voor oogst kasturi pada petani
Gapoktan Permata VII di Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember?
2. Seberapa besar pendapatan petani tembakau voor oogst kasturi menurut luas lahan yang dimiliki oleh petani Gapoktan Permata VII di Desa Pakusari,
Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember? 3. Apakah saluran tataniaga tembakau voor oogst kasturi pada petani Gapoktan
Permata VII di Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember sudah efisien?
11
1.3 Tujuan Penelitian