14 sisa-sisa pakan dari dalam kolam ke perairan sekitarnya dengan mudah. Kolam
jaring apung berbahan polyethylene yang terapung di permukaan air berbentuk kantung atau kolam dengan ukuran relatif besar, kolam tersebut terapung karena
ada penyangga berupa bambu atau besi pada setiap sisinya yang menyerupai rakit yang berbentuk segi empat dan disangga oleh drum plastik.
2.3 Penelitian Terdahulu
Ikan Mas merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, memiliki kandungan protein yang banyak dan juga harganya
murah. Budidaya Ikan Mas pada keramba jaring apung merupakan usaha pemeliharaan ikan yang menggunakan lahan terbatas, padat penebaran ikan yang
tinggi, keharusan memberikan pakan buatan dan diusahakan pada tempat yang kaya air Asti, 2001.
Usahatani ikan mas di jaring apung dapat dikatakan menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Mungky 2002, dengan judul Analisis
Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan pada Jaring Apung di Waduk Cirata yang bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi usaha budidaya perikanan
dengan analisis usaha dan finansial. Kriteria yang digunakan adalah keuntungan, RC Ratio, NPV, IRR dan Net BC serta Analisis Sensitivitas. Kriteria tersebut
digunakan untuk mengukur kelayakan finansial akibat perubahan biaya produksi, menurunnya harga produk dan menurunnya jumlah produksi.
Pada tingkat suku bunga 16 persen menunjukkan usaha budidaya jaring apung layak diusahakan dengan nilai NPV positif, IRR sebesar 34 persen yang
artinya rata-rata pendapatan per tahun adalah 34 persen dari investasi yang ditanamkan. Net BC yang dihasilkan 1,93 artinya setiap Rp 100 yang dikeluarkan
akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 193. Dalam menjalankan usahatani maka petani perlu memperhatikan faktor-
faktor produksi yang dikelolanya karena hal tersebut akan mempengaruhi usahanya. Widadi 2000, telah melakukan penelitian di Waduk Cirata dengan
judul Analisis Produksi dan Kelayakan Finansial Usaha Kolam Jaring Apung. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi yang menentukan
15 usaha kolam jaring apung adalah : pakan, tenaga kerja, benih, luas lahan dan
waktu pembesaran. Alat analisis yang digunakan adalah metode Cobb-Douglas dan Analisis Komponen Utama AKU. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk
mengetahui pengaruh nyata dari faktor-faktor produksi terhadap usaha yang dikembangkan.
Hasil penelitian menunjukkan nilai elastisitas faktor produksi benih adalah 0,879, pakan 0,713, tenaga kerja 0,297, lama pembesaran 0,288 dan jumlah kolam
0,253. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan usaha budidaya jaring apung sangat menguntungkan bila dijalankan.
Selain itu, Lindawati 2005 menganalisi mengenai Optimalisasi Produksi Usaha Pembesaran Ikan Mas pada Kolam Air Deras di Desa Situ Daun,
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Secara nyata variasi hasil
produksi ikan mas dapat dijelaskan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan yaitu, luas kolam, benih, pakan dan tenaga kerja. Faktor produksi variabel yang
secara parsial berpengaruh nyata terhafap hasil prodiksi ikan mas adalah benih, pakan dan tenaga kerja. Besarnya penjumlahan elastisitas faktor-faktor produksi
yang digunakan dalam usaha budidaya ikan mas menunjukkan kondisi kenaikan hasil yang semakin bertambah increasing Return to scale.
Penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan pada usaha budidaya ikan mas di kolam air deras belum menunjukkan kondisi optimal. Pada kondisi
optimal, perlu adanya pengurangan benih sebesar 17,561 kg per rata-rata luas kolam, serta penambahan pakan dan tenaga kerja masing-masing sebesar 189,437
kg per rata-rata luas kolam dan 65,291 HKP per rata-rata luas kolam. Hasil analisis keuntungan menunjukkan bahwa kondisi optimal lebih menguntungkan
daripada kondisi aktual. Pada kondisi actual optimal jumlah yang diperoleh sebesar Rp.6.908.619.50, sedangkan pada kondisi optimal jumlah keuntungan
yang diperoleh sebesar Rp. 51.603.332. Santy 2002 melakukan penelitian di Pasar Ikan Cibaraja, Kecamatan
Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan komoditi benih ikan mas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi
penawaran benih ikan mas ukuran 5-8 cm serta respon dari penawaran benih ikan
16 mas terhadap perubahan faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi fluktuasi penawaran adalah harga benih ikan mas, harga benih ikan sepat, harga benih ikan lele, dan penawaran benih ikan mas satu bulan
sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari enam faktor yang diduga mempengaruhi penawaran, hanya penawaran benih ikan masa satu bulan
sebelumnya yang signifikan berpengaruh trerhadap penawaran benih ikan mas. Hasil analisis elastisitas silang menunjukkan respon penawaran benih ikan mas
terhadap harga benih ikan mas, harga benih ikan mas satu bulan sebelumnya, dan penawaran benih ikan mas satu bulan sebelumnya bersifat inelastic. Nilai
elastisitas silang menunjukkan bahwa benih ikan mas memiliki hubungan competitive product dengan benih ikan nila dan benih ikan sepat, sedangkan benih
ikan lele menunjukkan hubungan joint product. Perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi ikan mas dengan penelitian terdahulu terdapat pada objek dan lokasi dan waktu penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah produksi
ikan mas di Waduk Cirata. Alat analisis yang digunakan adalah metode Cob- Douglas dan alat analisis untuk mengukur pendapatan usaha yang digunakan
dalam penelitian ini adalah RC ratio yang juga digunakan oleh penelitian sebelumnya. Beberapa peubah penjelas yang signifikan di penelitian terdahulu
juga digunakan oleh penelitian ini antara lain dari penelitian Widadi 2000, yaitu benih, pakan dan tenaga kerja. Peubah yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan penelitian Lindawati 2005 adalah luas lahan, dalam hal ini adalah luasan keramba jaring apung yang dimiliki oleh petani. Adapun peubah penjelas
yang berhubungan dalam menganalisis kriteria petani adalah pendidikan, umur dan jumlah anggota keluarga, seperti yang diteliti oleh Santy 2002.
18
III. KERANGKA TEORITIS 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis