71
6.2.1 Penerimaan Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi
Penerimaan usahatani dihitung pertama kali untuk bisa menganalisis pendapatan usahatani. Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi
yang diperoleh dengan harga jual. Hasil penjualan tembakau yang merupakan output dalam usahatani merupakan pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan
biaya-biaya yang digunakan dalam usahatani. Pada analisis penerimaan ini peneliti menggunakan asumsi bahwa tembakau yang dihasilkan oleh petani
seluruhnya dijual dan tidak menjadi konsumsi petani itu sendiri. Petani tembakau voor oogst kasturi pada umumnya menjual hasil
panennya dalam bentuk tembakau kering yang telah dipilih sesuai dengan jenis tembakau. Petani menjual hasil panennya dengan empat jenis tembakau yaitu
jenis hank, eksport, semi lokal dan lokal. Analisis penerimaan dibagi dua yaitu analisis penerimaan dengan luas lahan skala besar dan luas lahan skala kecil.
Penerimaan usahatani tembakau voor oogst kasturi dengan luas lahan skala besar adalah luas lahan yang dimiliki petani diatas rata-rata yaitu sebesar 5.336 meter
persegi. Petani yang membudidayakan tembakau voor oogst kasturi luas lahan di atas rata-rata sebanyak 15 orang. Penerimaan usahatani tembakau voor oogst
kasturi per hektar dengan luas lahan skala besar dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23.
Penerimaan Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi Per Hektar dengan Luas Lahan Skala Besar 5.336 m
2
No Tahun 2010
Jenis Tembakau
Jumlah Kg Harga
satuan Rp Nilai Rp
1 Hank
277,51 19,30
9.500 2.636.345,08
2 Eksport
287,67 20,01
24.300 6.990.381,30
3 Semi lokal
393,57 27,37
27.300 10.744.461,38
4 Lokal
479,17 33,32
30.733 14.726.332,18
Penerimaan 1.437,92
100 35.097.519,95
Dari Tabel 23 dapat diketahui bahwa penerimaan yang diperoleh petani tembakau voor oogst kasturi pada luasan satu hektar rata-rata dengan luas lahan
skala besar 5.336 m
2
untuk musim panen 2010 adalah sebesar 1.437,92 kg tembakau kering yang sudah di unting. Hasil tersebut dibagi empat kualitas dan
72 disetiap kualitas tembakau berbeda-beda. Hasil tembakau voor oogst kasturi
pertama yaitu tembakau kualitas hank rata-rata sebesar 277,51 kg dengan harga rata-rata Rp 9.500kg, tembakau eksport rata-rata sebesar 287,67 kg dengan harga
rata-rata Rp 24.300kg, tembakau semi lokal rata-rata sebesar 393,57 kg dengan rata-rata harga Rp 27.300kg, dan tembakau jenis lokal rata-rata sebesar 479,17 kg
dengan harga Rp 30.733kg. Penerimaan usahatani tembakau voor oogst kasturi dengan luas lahan
skala kecil adalah luas lahan yang dimiliki petani dibawah rata-rata yaitu sebesar 5.336 meter persegi. Petani yang membudidayakan tembakau voor oogst kasturi
dengan luas lahan dibawah rata-rata sebanyak 20 petani. Penerimaan usahatani tembakau voor oogst kasturi per hektar dengan luas lahan skala kecil dapat dilihat
pada Tabel 24.
Tabel 24.
Penerimaan Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi Per Hektar dengan Luas Lahan Skala Kecil 5.336 m
2
No Tahun 2010
Jenis Tembakau
Jumlah Kg Harga
satuan Rp Nilai Rp
1 Hank
271,99 19,31
9.375 2.549.906,25
2 Eksport
279,52 19,84
24.275 6.785.348,00
3 Semi lokal
392,30 27,85
26.900 10.552.870,00
4 Lokal
464,74 33,00
30.325 14.093.340,50
Penerimaan 1.408,55
100 33.981.464,75
Tabel 24 menunjukkan bahwa penerimaan usahatani tembakau voor oogst kasturi pada luas lahan skala besar berbeda dengan penerimaan usahatani
tembakau voor oogst kasturi dengan luas lahan skala kecil karena rata-rata luas lahan pada skala besar berbeda yaitu 7.750 meter persegi dan rata-rata luas lahan
skala kecil 3.525 meter persegi. Hasil tembakau voor oogst kasturi pertama yaitu tembakau kualitas hank rata-rata sebesar 271,99 kg dengan harga rata-rata Rp
9.375kg, tembakau eksport rata-rata sebesar 279,52 kg dengan harga rata-rata Rp 24.275kg, tembakau semi lokal rata-rata sebesar 392,30 kg dengan rata-rata harga
Rp 26.900kg, dan tembakau jenis lokal rata-rata sebesar 464,74 kg dengan harga Rp 30.325kg. Hasil penerimaan pada luas lahan skala besar sebesar Rp
73 35.097.519,95 dan penerimaan pada luas lahan skala kecil sebesar Rp
33.981.464,75. Hal tersebut menggambarkan bahwa penerimaan luas lahan skala besar dan skala kecil tidak jauh berbeda karena hasil output pada luas lahan skala
besar tidak maksimal meskipun luas lahan yang di usahakan cukup besar, sedangkan pada luas lahan skala kecil menunjukkan bahwa hasil output stabil
karena skala yang diusahan kecil. Hasil tinjauan di lapangan bahwa tidak semua tembakau voor oogst kasturi
menghasilkan hasil yang maksimal dikarenakan curah hujan dan kurangnya perawatan dari petani yaitu pupuk yang diberikan petani terbatas. Banyak
tembakau voor oogst kasturi petani khususnya pada luas lahan skala besar mengalami penurunan hasil dan kualitas yang tidak bagus karena terlambat panen
dan terjadinya hujan, sehingga petani tidak mampu mengatasi kondisi tersebut. Terjadinya hujan mengakibatkan banyaknya tembakau voor oogst kasturi rusak
atau busuk sehingga kualitas tembakau jelek dan hasil kering menjadi hitam dan harga tembakaupun menjadi rendah.
6.2.2 Biaya Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi