Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional

41

4.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung observasi dan metode kuisioner diisi langsung oleh peneliti sesuai dengan hasil wawancara yang diperoleh dari responden. Pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati proses terjadinya beberapa kegiatan budidaya dan kegiatan tataniaga yang berlangsung dilokasi penelitian. Penelitian ini juga melakukan wawancara dengan ketua Gapoktan Permata VII, para anggota petani Gapoktan, pedagang dan salah satu dari pekerja pabrik tembakau untuk mengetahui kegiatan tataniaga dan kegiatan usaha tembakau voor oogst kasturi.

4.5 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang sudah diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang Gapoktan permata VII, kegiatan produksi tembakau voor oogst kasturi, sistem tataniaga pada usahatani tembakau voor oogst kasturi di lokasi penelitian dan beberapa hal lain yang terkait diuraikan secara deskriptif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis pendapatan dan analisis RC rasio. Analisis pendapatan usahatani dan RC rasio dibedakan berdasarkan luas lahan yang dimiliki oleh responden yaitu luasan lahan skala besar diatas 5.336 m 2 dan luasan lahan skala kecil dibawah 5.336 m 2 Keuntungan usahatani tembakau voor oogst kasturi dikaji dalam dua indikator yaitu pendapatan usahatani dan RC rasio. Pendapatan usahatani dibagi menjadi dua yaitu pendapatan petani berdasarkan luas lahan skala besar dan . Luas lahan petani Gapoktan Permata VII skala besar dapat di lihat pada Lampiran 5 dan Luas lahan petani Gapoktan Permata VII skala kecil dapat di lihat pada Lampiran 6. Analisis pendapatan, analisis RC rasio, analisis marjin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga dihitung dengan menggunakan alat bantu berupa kalkulator dan komputer window XP 2007.

4.5.1 Analisis Pendapatan Usahatani

42 pendapatan petani berdasarkan luas lahan skala kecil. RC rasio juga dianalisis berdasarkan luas lahan skala besar dan skala kecil. Perhitungan analisis pendapatan usahatani dan RC rasio tersebut menggunakan penjabaran rumus diuraikan sebagai berikut:

4.5.1.1 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani tembakau voor oogst kasturi dibagi ke dalam dua bagian yaitu penerimaan usahatani dengan luas lahan skala besar dan luas lahan skala kecil. Menurut Soekartawi 2006, penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual yaitu dengan rumus: Keterangan: TR = Total penerimaan Rp Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani Kg Py = Harga Y Rp

4.5.1.2 Biaya Usahatani

Menurut Soekartawi 2006, Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variabel cost. Biaya tetap ini didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Disisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, sedangkan jumlah dari biaya tetap fix cost dan biaya variabel variable cost disebut biaya total total cost. Perhitungan biaya tetap dan biaya variabel yaitu sebagai berikut: Cara menghitung biaya tetap, Soekartawi, 2006. FC = ∑ n x = 1 X i . Px i TR i = Y i . Py i 43 Keterangan: FC = Biaya tetap X i = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap Px i FC biasanya diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam usahatani yangbesar kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya output yang diperoleh. Misalnya pada produksi tembakau voor oogst kasturi adalah pajak, alat-alat pertanian, sewa lahan dan mesin. Sedangkan VC biaya tidak tetap diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output, misalnya sarana produksi tembakau voor oogst kasturi dan tenaga kerja. Biaya penyusutan perlu diperhitungkan karena usahatani tembakau voor oogst kasturi menggunakan peralatan pertanian dalam aktivitasnya. Biaya penyusutan alat-alat yang digunakan dalam usahatani tembakau voor oogst kasturi dihitung dengan cara harga pembelian yang dikalikan dengan jumlah alat dikurangi nilai sisa kemudian dibagi dengan jangka usia ekonomis pemakaian. Metode yang digunakan adalah Metode Garis Lurus, metode ini digunakan dengan asumsi nilai sisa dianggap nol. Rumus yang digunakan yaitu: Nb – Ns = Harga input n = Macam input Rumus biaya tetap juga bisa digunakan untuk menghitung biaya variabel. Total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC, maka rumus yang dipakai adalah sebagai berikut: Biaya Penyusutan = n Keterangan : Nb = Nilai pembelian Rp Ns = Nilai sisa Rp n = Jangka usia ekonomis tahun TC = FC + VC 44

4.5.1.3 Pendapatan usahatani

Pendapatan usahatani dibagi kedalam dua bagian yaitu pendapatan usahatani berdasarkan luas lahan skala besar dan luas lahan skala kecil. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Soekartawi 2006. Dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: = Pendapatan Rp

4.5.1.4 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya

Analisis imbangan penerimaan dan biaya atau RC ditujukan untuk mengetahui efisiensi usahatani yang diketahui dari perbandingan antara total penerimaan pada masing-masing usahatani dan jumlah biaya. Analisis RC rasio dibagi ke dalam dua bagian yaitu RC rasio berdasarkan luas lahan skala besar dan luas lahan skala kecil. Analisis RC rasio merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya usahatani. Analisis ini tidak memiliki satuan khusus rasio. Soekartawi 2006, pernyataan tersebut dapat dinyatakan secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut: R = Py.Y C = FC + VC a = { Py.YFC+VC} Keterangan : R = Penerimaan C = Biaya Py = Harga output Y = Output a = RC π = TR - TC 45 FC = Biaya tetap fixed cost VC = Biaya variabel variable cost RC menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dilakukan dalam usahatani tembakau voor oogst kasturi. Semakin tinggi nilai RC, maka usahatani tembakau voor oogst kastuti tersebut akan semakin menguntungkan. Jika nilai RC lebih dari satu RC 1 maka usahatani tersebut menguntungkan untuk diusahakan, sementara jika RC kurang dari satu RC 1 maka usahatani tersebut tidak menguntungkan. Secara rinci komponen penyusunan usahatani tembakau voor oogst kasturi dapat disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 . Komponen Penyusun Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi A Penerimaan Total Harga x hasil panen yang dijual Kg B Biaya variabel VC a. Biaya sarana produksi: - Bibit - Pupuk, dll b. Upah tenaga kerja di luar keluarga dan dalam keluarga c. Sewa alat bajak C Biaya Tetap FC a. Sewa Lahan b. Penyusutan c. Pajak d. Bunga Pinjaman D Total Biaya TC B + C E Pendapatan A – D F RC rasio AD Sumber: soekartawi, 2006

4.5.2 Analisis Tataniaga

4.5.2.1 Analisis Saluran Tataniaga

Analisis saluran tataniaga dilakukan dengan cara mengidentifikasikan lembaga tataniaga yang terlibat serta mendeskripsikan alur tataniaga yang terjadi 46 dalam bentuk skema. Skema tataniaga dapat terbentuk beberapa pola alur tataniaga yang terjadi pada petani tembakau voor oosgt kasturi di Desa Pakusari. Kemudian diidentifikasi kedalam fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan masing- masing lembaga tataniaga dalam proses penyaluran tembakau voor oosgt kasturi dari petani sampai ke konsumen dalam bentuk produk tertentu sehingga dapat meningkatkan nilai guna.

4.5.2.2 Analisis Fungsi-fungsi Tataniaga

Analisis fungsi tataniaga digunakan untuk mengetahui kegiatan tataniaga yang dilakukan lembaga tataniaga dalam proses menyalurkan tembakau voor oogst kasturi dari produsen sampai ke konsumen. Analisis fungsi tataniaga dapat dilihat dari fungsi pertukaran, fungsi pengadaan secara fisik dan fungsi pelancar.

4.5.2.3 Analisis Struktur Pasar

Metode analisis struktur pasar digunakan untuk mengetahui apakah struktur pasar cenderung mendekati bentuk pasar persaingan sempurna atau tidak sempurna. Untuk mengetahui analisis struktur pasar tembakau voor oogst kasturi dapat dilakukan pengamatan dan penelusuran terhadap jumlah lembaga tataniaga, mudah tidaknya memasuki pasar, sifat dan produk serta sistem informasi pasar. Analisis Perilaku Pasar Analisis struktur pasar digunakan untuk meliput kegiatan yang tercipta diantara lembaga-lembaga tataniaga. Analisis perilaku pasar tersebut meliputi praktek pembelian dan penjualan yang mencakup: a. Praktek pembelian dan penjualan di tingkat petani, pedagang dan pabrik. b. Sistem penentuan harga ditingkat petani, pedagang, dan pabrik. c. Kerjasama antar lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat dalam tataniaga tembakau voor oogst kasturi. 47

4.5.2.4 Marjin Tataniaga

Marjin tataniaga merupakan perbedaan harga yang diterima petani produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Untuk menganalisis marjin tataniaga dalam penelitian ini, data harga yang digunakan adalah harga tingkat petani dan harga di tingkat lembaga tataniaga, secara matematis rumus yang digunakan dalam perhitungan marjin tataniaga Dahl and Hammond, 1977, yaitu: Dimana: Mm = Marjin tataniaga di tingkat petani Pr = Harga di tingkat kelembagaan tataniaga dari petani Pf = harga di tingkat petani Berdasarkan rumus di atas, marjin pada setiap tingkat lembaga tataniaga dapat dihitung selisih antara harga jual dengan harga beli pada setiap tingkat lembaga tataniaga, dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: Mmi = Marjin tataniaga pada setiap tingkat lembaga tataniaga Ps = Harga jual setiap tingkat lembaga tataniaga Pb = Harga beli pada setiap lembaga tataniaga Marjin tataniaga mengandung komponen biaya dan komponen keuntungan, maka: Dimana: c = Biaya tataniaga = keuntungan lembaga tataniaga M m = P r – P f M mi = P s – P b M mi = c i + i 48 Saluran tataniaga yang efisien ditujukan oleh perolehan marjin setiap pelaku pasar yang merata.

1. Farmer’s Share

Farmer’s share adalah proporsi dari harga yang diterima petani produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir yang dinyatakan dalam persentase. Farmer’s share berhubungan dengan marjin tataniaga, artinya semakin tinggi marjin tataniaga maka bagian yang akan diperoleh petani semakin rendah. Farmer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut: Pf Fs = x 100 Pr Dimana: Fs = Farmer’s share

2. Rasio Keuntungan dan biaya

Distribusi marjin tataniaga dapat dilihat dengan persentase keuntungan terhadap biaya rasio BC yang dikeluarkan pada masing-masing saluran tataniaga, rumus yang digunakan yaitu: BC rasio = x 100 c i i dimana: i = Keuntungan lembaga tataniaga ke-i c i

4.6 Definisi Operasional

= Biaya lembaga tataniaga ke-i Beberapa variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi pendapatan usahatani dan tataniaga tembakau voor oogst kasturi antara lain: 1. Umur tembakau voor oogst kasturi adalah jumlah hari atau lamanya antara tanam dan panen. 49 2. Musim tanam tembakau voor oogst kasturi yang digunakan pada penelitian dilakukan adalah bulan Mei-Agustus 2010. 3. Pensujenan adalah proses penusukan tembakau dengan menggunakan sujen dengan kapasitas enam sampai delapan buah daun tembakau voor oogst kasturi. 4. Sujen terbuat dari bambu yang salah satu ujungnya tajam dan tipis berukuran kurang lebih 30 cm. 5. Pemeraman awal adalah proses pemeraman selama dua hari dengan cara digantung dan pemeraman ke dua adalah proses pemeraman dengan cara menutup tembakau dengan plastik atau terpal. 6. Hasil produksi adalah hasil produksi fisik berupa daun kering tembakau voor oogst kasturi dalam satu kilogram. 7. Untingan tembakau adalah tembakau kering yang sudah disortasi dengan cara mengikat gagang tembakau menggunakan bambu tipis. 8. Harga jual petani dalam analisis usahatani adalah harga tembakau voor oogst kasturi yang diterima petani dalam satuan Rpkilogram. 9. Harga beli pedagang atau lembaga tataniaga adalah harga tembakau voor oogst kasturi yang bersedia dibayar pada masing-masing lembaga dalam satuan Rpkilogram. 10. Penerimaan usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usahatani yaitu hasil panen tembakau voor oogst kasturi yang dijual. 11. Pengeluaran total usahatani terdiri dari biaya variabel dan biaya tunai. 12. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli input- input dalam memproduksi tembakau voor oogst kasturi, biaya variabel dipengaruhi oleh jumlah produksi. 13. Biaya tenaga kerja dalam keluarga juga diperhitungkan ke dalam biaya variabel. 14. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. 15. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan total usahatani dikurangi biaya total. 50 16. Margin pemasaran merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima produsen. 17. Farmer’s share merupakan perbandingan antara harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Keadaan Wilayah