Pendapatan usahatani Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya

44

4.5.1.3 Pendapatan usahatani

Pendapatan usahatani dibagi kedalam dua bagian yaitu pendapatan usahatani berdasarkan luas lahan skala besar dan luas lahan skala kecil. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Soekartawi 2006. Dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: = Pendapatan Rp

4.5.1.4 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya

Analisis imbangan penerimaan dan biaya atau RC ditujukan untuk mengetahui efisiensi usahatani yang diketahui dari perbandingan antara total penerimaan pada masing-masing usahatani dan jumlah biaya. Analisis RC rasio dibagi ke dalam dua bagian yaitu RC rasio berdasarkan luas lahan skala besar dan luas lahan skala kecil. Analisis RC rasio merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya usahatani. Analisis ini tidak memiliki satuan khusus rasio. Soekartawi 2006, pernyataan tersebut dapat dinyatakan secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut: R = Py.Y C = FC + VC a = { Py.YFC+VC} Keterangan : R = Penerimaan C = Biaya Py = Harga output Y = Output a = RC π = TR - TC 45 FC = Biaya tetap fixed cost VC = Biaya variabel variable cost RC menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dilakukan dalam usahatani tembakau voor oogst kasturi. Semakin tinggi nilai RC, maka usahatani tembakau voor oogst kastuti tersebut akan semakin menguntungkan. Jika nilai RC lebih dari satu RC 1 maka usahatani tersebut menguntungkan untuk diusahakan, sementara jika RC kurang dari satu RC 1 maka usahatani tersebut tidak menguntungkan. Secara rinci komponen penyusunan usahatani tembakau voor oogst kasturi dapat disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 . Komponen Penyusun Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi A Penerimaan Total Harga x hasil panen yang dijual Kg B Biaya variabel VC a. Biaya sarana produksi: - Bibit - Pupuk, dll b. Upah tenaga kerja di luar keluarga dan dalam keluarga c. Sewa alat bajak C Biaya Tetap FC a. Sewa Lahan b. Penyusutan c. Pajak d. Bunga Pinjaman D Total Biaya TC B + C E Pendapatan A – D F RC rasio AD Sumber: soekartawi, 2006

4.5.2 Analisis Tataniaga