31 DKP, Dinas Peternakan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Badan Pengelolaan
Waduk Cirata BPWC, LSI IPB dan bahan pustaka lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dengan bantuan kuisioner dan observasi secara langsung. Informasi
yang diperoleh secara langsung mengenai pembudidaya ikan mas di wilayah Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur dan kelembagaan terkait guna melakukan
analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan pembudidaya dalam membudidayakan ikan mas. Selain itu berbagai data seperti
buku, artikel, literature, jurnal dan penelitian terdahulu diperlukan dalam menunjang penelitian ini.
4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif meliputi analisis penerimaan dan biaya produksi
ikan mas. untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi maka digunakan pendugaan dengan fungsi Cobb-Douglas. Analisis data secara kualitatif digunakan
untuk mengetahui gambaran umum atau karakteristik pembudidaya ikan mas di Waduk Cirata. Data yang ada dijelaskan dengan menggunakan beberapa tahap,
yaitu transfer data, editing data, pengolahan data dan tahap penyusunan dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dibaca dan dianalisis. Pengolahan data dilakukan
dengan bantuan software Minitab Release 14 dan program Microsoft Excel.
4.5.1 Pendugaan Fungsi Produksi
Menurut Soekartawi 2003, fungsi produksi menjelaskan hubungan antara produksi dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhinya. Fungsi produksi
Cobb-Douglass melibatkan dua atau lebih variabel. Variabel yang pertama
disebut variable dependen atau variabel tidak bebas Y dan variabel lainnya disebut variabel indipenden atau peubah bebas X. Fungsi Cobb-Douglas
32 ditransformasikan ke dalam bentuk linier, sehingga fungsi produksi dapat ditulis
sebagai berikut : Ln Y = ln b
+ b
1
ln X
1
+ b
2
lnX
2
+ b
3
lnX
3
+ b
4
lnX
4
+ b
5
lnX
5
+b
6
lnX
6
+ u Keterangan :
Y = Hasil Produksi ikan per proses produksi kg dalam 1 kali musim tanam X
1
= Jumlah jaring apung yang digunakan unit X
2
= Jumlah benih ikan yang ditanam kg X
3
= Jumlah pakan pelet per satu musim tanam kg X
4
= Jumlah obat-obatan yang digunakan per satu musim tanam ml X
5
= Lama Produksi ikan mas untuk satu kali musim tanam. X
6
= Jumlah tenaga kerja per musim tanam HOK b
= Intercept b
1
= koefisien regresi jaring apung b
2
= koefisien regresi benih b
3
= koefisien regresi pelet b
4
= koefisien regresi obat-obatan b
5
= koefisien regresi Lama produksi b
6
= koefisien regresi tenaga kerja u = Penyimpangan pendugaan
Persamaan regresi dianalisis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dari faktor-faktor produksi terhadap output yang dihasilkan. Nilai yang diperoleh
dari analisis regresi yaitu besarnya nilai t-hitung, F-hitung dan koefisien determinan R
2
. Nilai t-hitung digunakan untuk menguji secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas Xn yang dipakai secara
terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap parameter tidak bebas Y. pengujian secara statistik adalah sebagai berikut :
Hipotesis : H
:
β n
= 0 H
1
:
β n
≠ 0 Dimana :
- Terima H
apabila koefisien regresi sama dengan 0 -
Tolak H apabila koefisien regresi tidak sama dengan 0
33 Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik-t :
Dimana : b
i
= Koefisien regresi ke-i Sb
i
= Standar deviasi koefisien regresi ke-i β
i
= Parameter ke-i yang dihipotesiskan n = Banyaknya pasangan data
p = Jumlah parameter regresi Kriteria Uji :
t-hitung t-tabel α, maka tolak H t-hitung t-tabel α, maka terima H
Sumber : Soekartawi 2003
Jika t-hitung lebih besar dari t-tabel maka parameter yang diuji atau faktor-faktor produksi X
i
berpengaruh nyata terhadap peubah tidak bebas atau output Y. sebaliknya jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai tabel, maka
parameter yang diuji X
i
tidak berpengaruh nyata terhadap peubah tidak bebas Y.
Nilai F-hitung digunakan untuk melihat apakah parameter yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap parameter dalam fungsi
produksi. Pengujian terhadap model penduga dapat dilihat sebagai berikut: Hipotesis ;
H : β
1
= β
2
= … = β
k-1
= 0 H
1
: paling tidak ada 1 β
i
≠ 0 Uji statistik yang digunakan adalah uji F, yaitu :
t-hitung = b
i
- β
i
Sb
i
t-tabel = t
α n-p
F-hitung = R
2
k-1 1-R
2
n-k
34 Dimana :
R
2
= Koefisien Determinan k = Jumlah variabel termasuk intersep
n = Jumlah pengamatan
Kriteria Uji : F-hitung F tabel
k-1, n-k
, maka terima H F-hitung F tabel
k-1, n-k
, maka tolak H
Sumber : Soekartawi 2003
Apabila F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka secara bersama-sama parameter bebas dalam produksi X
i
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap hasil produksi. Sebaliknya, jika F-hitung lebih kecil daripada F-tabel, maka secara
bersama-sama parameter bebas tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. Nilai koefisien determinan R
2
digunakan untuk melihat sejauh mana besar keragaman yang dapat diterangkan oleh parameter bebas terhadap parameter
tidak bebas. Koefisien determinan dirumuskan sebagai berikut :
Dimana: JKR = Jumlah kuadrat regresi
JKT = Jumlah kuadrat total R2 = Koefisien determinasi
Sumber : Soekartawi 2003
Variance Inflation Factor VIF digunakan untuk mengidentifikasi antar variabel adanya multikolinear dalam model. Multikolinear adalah suatu keadaan
dimana antar variabel prediktor terdapat hubungan sangat erat r
ij
~ 1. Dalam regresi, apabila ada korelasi antar variabel prediktor, maka akan ada
ketidaksesuaian model yang telah dibuat. Apabila nilai VIF 10, berarti ada korelasi antar veriabel prediktor sehingga ada ketidaksesuaian model atau apabila
nilai VIF lebih dari 10, maka taksiran parameter kurang baik. R
2
= Jumlah Kuadrat Regresi JKR
Jumlah Kuadrat Total JKT
35
4.5.2 Analisis Pendapatan Usahatani