Kerangka Pemikiran Operasional KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan

36

3.1.7.7 Farmer’s Share

Salah satu indikator yang berguna dalam melihat efisiensi kegiatan tataniaga adalah dengan membandingkan bagian yang diterima petani farmer’s share terhadap harga yang dibayar konsumen akhir. Bagian yang diterima lembaga tataniaga sering dinyatakan dalam bentuk persentase Limbong dan Sitorus, 1987. Jika harga yang ditawarkan pedagang atau lembaga tataniaga semakin tinggi, maka bagian yang diterima petani farmer’s share akan semakin sedikit. Hal ini dikarenakan petani menjual komoditinya dengan harga yang relatif rendah. Semakin besar marjin maka penerimaan petani semakin kecil.

3.1.7.8 Rasio Keuntungan dan Biaya

Rasio dan keuntungan biaya tataniaga adalah besarnya keuntungan yang diterima atas biaya tataniaga yang dikeluarkan. Dengan demikian semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional sistem tataniaga akan semakin efisien Limbong dan Sitorus 1987.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Petani yang tergabung dalam Gapoktan Permata VII memproduksi tanaman tembakau voor oogst kasturi di musim kemarau. Banyaknya produksi tergantung pada luas lahan yang dimiliki oleh setiap anggota petani. Keberhasilan usahatani tembakau dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan. Untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas tembakau voor oogst kasturi banyak masalah yang dihadapi oleh petani yaitu harga pupuk, bibit tembakau voor oogst kasturi serta biaya tenaga kerja yang semakin meningkat. Banyaknya masalah yang dihadapi oleh petani berdampak pada hasil produksi, karena biaya pupuk semakin mahal sehingga pupuk yang diberikan ke tanaman berkurang. Kekurangan pupuk akan mengakibatkan produksi dan hasil produksi kurang bagus, secara langsung akan mempengaruhi pendapatan usahatani yang diperoleh petani. Rendahnya harga tembakau akan menyebabkan rendahnya pendapatan petani. Tataniaga produk tembakau voor oogst kasturi dilakukan petani biasanya melalui pedagang atau langsung dijual ke pabrik tembakau. Harga 37 ditingkat pedagang berbeda-beda begitu pula dengan harga ditingkat pabrik juga berbeda. Penelitian ini menganalisis pendapatan usahatani tembakau voor oogst kasturi dan saluran tataniaga yang dilakukan oleh anggota petani. Pendapatan usahatani di analisis berdasarkan luas lahan skala besar 5.336 m 2 dan luas lahan skala kecil 5.336 m 2 . Pendapatan usahatani tembakau voor oogst kasturi diukur dengan mengurangkan penerimaan total dengan biaya total. Biaya dalam usahatani meliputi biaya sarana produksi, biaya penyusutan alat-alat produksi, biaya tenaga kerja dan lain-lain. Pendapatan usahatani ini diharapkan bernilai positif atau menguntungkan bagi petani tembakau voor oogst kasturi. Salah satu ukuran untuk mengetahui efisiensi usahatani adalah analisis imbangan penerimaan dan biaya RC yang terdiri dari RC skala besar dan RC atas skala kecil. Jika hasil RC lebih besar dari satu maka usahatani ini efisien untuk diusahakan, tetapi jika RC lebih kecil dari satu maka usahatani ini tidak efisien untuk diusahakan, sedangkan jika RC sama dengan satu maka usahatani ini Break Event Point BEP. Analisis imbangan penerimaan dan biaya RC ini akan dilakukan pada usahatani tembakau voor oogst kasturi. Tataniaga tembakau voor oogst kasturi akan diukur dengan menganalisis saluran tataniaga, lembaga tataniaga yang turut terlibat, fungsi tataniaga terhadap setiap pola dan lembaga tataniaga yang terlibat, struktur pasar, perilaku pasar dan efisiensi tataniaga. Setelah diketahui fungsi tataniaga yang dilakukan oleh masing- masing lembaga tataniaga maka dihitung nilai biaya tataniaga yang dikeluarkan sehingga farmer’s share atau keuntungan yang diperoleh dari masing-masing lembaga tataniaga dapat diketahui. Dengan demikian nilai total margin tataniaga dan efisiensi tataniaganya dapat diketahui. Berdasarkan nilai margin tataniaga tersebut dapat diketahui tingkat rasio keuntungan terhadap biaya yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga. Alur kerangka pemikiran operasional penelitian disajikan dalam Gambar 5. 38 Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi - Gapoktan Permata VII merupakan Gapoktan yang mempunyai anggota terbanyak dari Gapoktan yang ada di Kecamatan Pakusari - Biaya produksi yang semakin mahal bibit, pupuk, tenaga kerja - Pola saluran tataniaga yang bervariasi - Adanya tingkat perbedaan harga dalam setiap saluran tataniaga Analisis Pendapatan Usahatani Skala Besar dan Skala Kecil Analisis Tataniaga - Penerimaan : Harga x Produksi - Total Biaya : Biaya Tetap + Biaya Variabel - Pendapatan - Analisis RC rasio - Saluran Tataniaga - Fungsi-fungsi Tataniaga - Struktur Pasar - Perilaku Pasar - Efisiensi Tataniaga - Margin Tataniaga - Farmer’s share - Rasio Keuntungan dan biaya Informasi dan Rekomendasi Keragaan Usahatani IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian