Saluran Tataniaga I Saluran Tataniaga II Saluran Tataniaga III

78 Saluran III 20,75 Saluran I 23,63 Saluran II 30,15 Saluran IV 25,47 Gambar 12 . Saluran Tataniaga Tembakau Voor Oogst Kasturi Jumlah petani yang memasarkan tembakau voor oogst kasturi ke saluran I sebanyak delapan orang dengan hasil tembakau voor oogst kasturi sebanyak 23,63 persen dari total keseluruhan hasil tembakau voor oogst kasturi, saluran II sebanyak sembilan orang dengan hasil tembakau voor oogst kasturi sebanyak 30,15 persen. Saluran III sebanyak delapan orang dengan hasil tembakau voor oogst kasturi sebanyak 20,75 persen dan saluran IV sebanyak sepuluh orang dengan hasil tembakau voor oogst kasturi sebanyak 25,47 persen. Nama responden, tujuan penjualan, hasil tembakau dan harga jual petani di setiap saluran tataniaga dapat dilihat pada Lampiran 10.

6.3.1 Saluran Tataniaga I

Saluran tataniaga I merupakan saluran tataniga yang paling pendek dibandingkan saluran tiga dan saluran empat. Volume penjualan sebanyak 5.684 kg atau sebanyak 23,63 persen. Petani menjual langsung kepada pabrik yaitu PT Sampoerna. Alasan petani menggunakan saluran ini adalah harga tembakau di PT Sampoerna lebih tinggi dibandingkan dijual kepada pedagang. PT Sampoerna pada saluran ini masih berada di Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember. Sistem pembelian antara petani dan PT Sampoerna dilakukan secara tunai dan petani melakukan kegiatan pengangkutan karena tembakau voor oogst kasturi sudah dikemas dalam bentuk bal oleh petani. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan mobil pick up jika patani masing- masing petani menjual hasil tembakau voor oogst kasturi lebih dari satu kwintal Petani Pedagang Pedagang PT Djarum PT Sampoerna 79 tetapi jika tembakau voor oogst kasturi kurang dari satu kwintal petani menggunakan sepeda motor karena letak lokasi tujuan penjualan sangat dekat dengan petani.

6.3.2 Saluran Tataniaga II

Saluran tataniaga II sama dengan saluran tataniaga I tetapi pabrik yang dituju berbeda yaitu PT Djarum. Petani yang menggunakan saluran ini dengan volume penjualan sebanyak 8.158 kg atau sebanyak 30,15 persen. Petani menjual langsung kepada PT Djarum sebagai konsumen akhir dengan alasan bahwa setiap tahun petani menjual hasil tembakaunya kepada PT Djarum dan harga yang diberikan oleh PT Djarum lebih tinggi dibandingkan dijual ke pedagang. Sistem pembayaran dilakukan adalah secara tunai. PT Djarum berada diluar Desa Pakusari yaitu Desa Tamanan, Kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso. Kegiatan pengangkutan dilakukan petani dengan menggunakan mobil pick up. Tembakau sudah dikemas dalam bentuk bal.

6.3.3 Saluran Tataniaga III

Volume penjualan saluran tataniaga III sebanyak 4.990 kg atau sebanyak 20,75 persen.. Saluran tataniaga III ini terdiri dari petani, pedagang dan pabrik tembakau yaitu PT Sampoerna. Petani menjual hasil produksinya ke pedagang yang mendatangi petani. Petani yang menjual ke pedagang adalah petani yang hasil tembakau voor oogst kasturi di bawah tiga kwintal. Alasan petani menjual kepedagang adalah penjualan yang cepat tanpa mengeluarkan biaya untuk pengemasan, pengangkutan atau transportasi karena hasil tembakau tidak terlalu banyak. Harga yang ditawarkan oleh pedagang tidak jauh berbeda dengan harga yang ditawarkan oleh pabrik. Sistem pembayaran yang dilakukan antara petani dan pedagang adalah secara tunai. Pedagang pada saluran ini langsung menjual barangnya ke pabrik PT Sampoerna setelah melakukan pengemasan tembakau karena tidak mengemas tembakau jika dijual ke pedagang. Pengangkutan tembakau voor oogst kasturi dilakukan dengan menggunakan mobil pick up. Biaya pengemasan atau pengebalan, biaya transportasi dan pengangkutan tembakau dari mobil pick up ke 80 dalam pabrik ditanggung oleh pedagang. Biaya transportasi yang dikeluarkan tidak terlalu mahal dikarenakan PT Sampoerna masih berada di Desa Pakusari. Alasan pedagang menjual ke pabrik PT Sampoerna adalah setiap tahun pedagang sudah menjadi langganan pabrik tersebut dan lokasi pabrik tidak begitu jauh.

6.3.4 Saluran Tataniaga IV