Keragaan Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Keragaan Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi

Sebagian besar masyarakat di Desa Pakusari adalah petani. Petani yang tergabung didalam kelompok tani sebagian besar membudidayakan tembakau voor oogst kasturi, kegiatan tersebut merupakan sifat turun menurun sejak dulu. Kegiatan pembudidayaan tembakau voor oogst kasturi diwarisi dari orang tuanya, sejak masih kecil mereka sudah diikut sertakan dalam pembudidayaan tembakau voor oogst kasturi sehingga secara tidak langsung mereka sudah mempelajari teknik budidaya dan pengolahan usahatani tembakau voor oogst kasturi. Proses penanaman tembakau voor oogst kasturi dimulai dengan pengolahan lahan yang dilakukan dengan menggunakan mesin pembajak sawah, penggemburan tanah dilakukan sampai tanah menjadi halus kemudian tanah didiamkan selama dua hari sebelum penanaman. Pengolahan dilakukan pada lahan sawah yang basah sementara ada sebagian petani yang tidak mengolah lahan tersebut dikarenakan lahan sudah kering sehingga langsung melakukan penanaman tembakau voor oogst kasturi. Kelompok tani yang tidak melakukan pengolahan lahan seperti kelompok tani harapan dimana letak sawah tidak perlu dilakukan pembajakan. Penanaman tembakau voor oogst kasturi dilakukan pada waktu sore hari. Jarak tanam 100 cm x 90 cm, 90 cm x 60 cm atau 80 cm x 60 cm. Jarak bedengan 90 cm x 90 cm dan di antara bedengan dibuat selokan dengan lebar 50 cm dan dalam 25 cm. Tanah dari galian selokan digunakan untuk menambah tinggi bedengan. Secara umum tembakau voor oogst kasturi pada lokasi pengamatan ditanam mulai awal bulan April sampai dengan awal bulan Agustus. Umur pembibitan yaitu selama 40 hari sedangkan umur tanaman tembakau voor oogst kasturi mulai dari tanam pertama sampai dengan panen pertama adalah 90 hari. Pada umur 90 hari tembakau siap untuk dilakukan pemanenan dengan kondisi daun yang sudah tua. Tembakau voor oogst kasturi merupakan tanaman tahunan dan ditanam sekali dalam setahun. Tembakau voor oogst kasturi dipanen empat kali yaitu panen pertama dilakukan pada tembakau voor oogst kasturi berumur 90 hari dan panen selanjutnya dilakukan seminggu setelah panen pertama sampai panen 63 terakhir. Panen pertama dimulai dengan memetik daun tembakau yang paling bawah sekitar tiga sampai empat lembar tembakau, dan panen kedua sampai panen terakhir dilakukan pemetikan yang sama. Satu pohon tembakau voor oogst kasturi memiliki daun sebanyak 15-20 lembar daun tembakau. Pemanenan tembakau voor oogst kasturi dilakukan pada saat pagi hari karena jika dipanen pada siang hari tembakau daun tembakau yang sudah merah di pohon akan menjadi keras.. Proses pemanenan dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 . Proses Pemanenan Tembakau Voor Oogst Kasturi Tembakau yang sudah dipanen diangkut ke gudang tembakau untuk disujen menusuk tembakau dengan menggunakan bambu lancip. Tempat proses tembakau voor oogst kasturi setelah panen disebut dengan gudang oleh petani. Gudang sebuah tempat petani melakukan kegiatan pensujenan, pemeraman awal sortasi dan pengemasan. Gudang tersebut terbuat dari bambu dengan atap terpal atau plastik. Daun tembakau voor oogst kasturi yang di sujen sebanyak 5-8 lembar, hasil dari pensujenan tembakau dipisah antara tembakau voor oogst kasturi yang merah dan hijau karena tembakau voor oogst kasturi yang merah dilakukan penjemuran lebih awal. Pengangkutan dan pensujenan Tembakau voor oogst kasturi dapat dilihat pada Gambar 8. 64 Gambar 8 . Pengangkutan Tembakau dan Pensujenan Tembakau Setelah proses pensujenan selanjutnya adalah proses pemeraman. Pemeraman tembakau ada dua tahap yaitu tahap pertama pada saat tembakau selesai di sujen dilakukan dengan cara digantung selama kurang lebih enam hari, proses pemeraman ini dilakukan supaya warna tembakau menjadi cerah atau berubah menjadi merah disebut juga proses pemasakan tembakau. Proses pemeraman pertama dan proses pemeraman kedua dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 . Proses Pemeraman Pemeraman dan Pemeraman Kedua Tembakau Setelah dilakukan Pemeraman awal proses selanjutnya adalah penjemuran secara langsung dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Proses pengeringan turut menentukan kualitas akhir daun yang diperoleh, proses pengeringan memerlukan waktu rata-rata sekitar dua hari. Pemeraman tahap dua dilakukan setelah tembakau voor oogst kasturi dijemur dengan menutupi tembakau voor oogst kasturi dengan terpal atau plastik. Tujuan dari pemeraman kedua tersebut untuk membusukkan batang tembakau selama dua hari kemudian dilakukan penjemuran kembali selama dua hari. Proses selanjutnya setelah penjemuran ke 65 dua atau tembakau voor oogst kasturi yang telah kering dilakukan sortasi. Proses penjemuran dan Proses pemeraman tembakau voor oogst kasturi dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 . Proses Penjemuran Tembakau Voor Oogst Kasturi Proses pengemasan tembakau voor oogst kasturi dilakukan setelah proses sortasi racak berdasarkan ukuran dan kualitas tembakau voor oogst kasturi untuk kemudian diunting sesuai ukuran dan kualitas bagus dan jelek tembakau voor oogst kasturi. Tembakau voor oogst kasturi yang telah disortasi kemudian diunting sesuai dengan ukuran dan kualitas. Pengemasan tembakau voor oogst kasturi dilakukan pada malam hari karena jika dilakukan pada siang hari tembakau voor oogst kasturi akan menjadi keras dan daun tembakau voor oogst kasturi menjadi rusak atau hancur. Proses Pengemasan tembakau voor oogst kasturi dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 . Proses pengemasan Tembakau Voor Oogst Kasturi 66 Setelah dilakukan pengemasan petani melakukan proses penjualan ke pabrik tembakau dengan menggunakan mobil pick up. Petani yang melakukan penjualan ke pedagang tidak melakukan proses pengemasan, biaya angkut dan transportasi karena pedagang langsung membeli tembakau langsung ditempat petani. Biaya pengangkutan dan transportasi ditanggung oleh pedagang. Para petani tembakau voor oogst kasturi yang tergabung dalam gabungan kelompok tani permata VII umumnya melakukan pergiliran tanaman. Setiap kelompok tani melakukan pergiliran tanaman yang berbeda sesuai dengan letak lahan yang dimiliki oleh petani. Sebelum menanam tembakau voor oogst kasturi petani rata-rata disetiap kelompok menanam padi kemudian tembakau voor oogst kasturi dan selanjutnya adalah jagung, cabai serta padi. Pola pergiliran tanaman setiap kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 . Pola Tanaman disetiap Kelompok Tani Gapoktan Permata VII Tahun 2010 Kel. Tani Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Sejahtera I pd pd pd pd vo vo vo vo pd pd pd pd Sejahtera II pd pd pd pd vo vo vo vo jg jg jg jg Gempal II pd pd pd pd vo vo vo vo pd pd pd pd Harapan pd pd pd pd vo vo vo vo cb cb cb cb Karya Tani pd pd pd pd vo vo vo vo jg jg jg jg Keterangan: cb = Tanaman Cabai vo = Tanaman Tembakau Voor Oogst Kasturi pd = Tanaman Padi jg = Tanaman Jagung Setiap kelompok tani melakukan pola tanaman yang berbeda, pembibitan tembakau dimulai pada bulan akhir april dan pemanenan dimulai pada akhir agustus. Varietas tembakau voor oogst kasturi yang ditanam oleh petani adalah varietas Jepon, Mawar, dan Merakot. Meskipun varietas tersebut berbeda-beda tetapi hasil yang diperoleh sama, dan pasar tembakau tidak membandingkan varietas mana yang lebih bagus. Perolehan bibit yang digunakan oleh petani sebagian besar adalah membeli bibit dari petani lainnya dengan harga yang 67 relative sama. Harga bibit tembakau voor oogst kasturi varietas Jepon, Mawar, dan Merakot adalah sama yaitu dengan harga Rp 50.000 per 1.000 pohon. Harga yang relatif mahal dikarenakan bibit semakin sulit untuk didapatkan bukan karena varietas yang diinginkan petani. Para petani tembakau voor oogst kasturi pada umumnya menggunakan beberapa jenis pupuk yaitu pupuk Urea, SP 36 dan ZA. Pemupukan dilakukan tiga sampai empat kali pemupukan yaitu pada saat tanaman tembakau berumur 15 hari dengan menggunakan pupuk Urea dan SP36, pemupukan kedua pada saat tanaman berumur 30 hari dengan menggunakan pupuk ZA, dan pemupukan yang ketiga pada saat tanaman berumur 40 hari dengan diberikan pupuk ZA kembali. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan kondisi tanaman dan kapasitas tanaman. Sebagian besar petani mendapatkan pupuk Urea melalui ketua kelompok tani, karena anggota kelompok tani diberikan pinjaman pupuk Urea yang dibayarkan diakhir panen tembakau. Harga pupuk Urea adalah Rp 2.000 per kg, SP 36 Rp 2.000 per kg dan ZA sebesar Rp 1.400 per kg. Untuk pengendalian hama dan penyakit petani tembakau voor oogst kasturi menggunakan pestisida kimia. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan. Obat-obatan yang digunakan adalah Drusband, Lanet dan Agrotanik pupuk daun. Menurut data yang didapat dilapangan hanya beberapa petani yang menggunakan pupuk daun, karena dari pengalaman yang telah dilakukan yaitu tanaman tanpa pupuk daun juga mendapatkan hasil yang bagus. Petani yang menggunakan pupuk daun dikarenakan sudah terbiasa menggunakan nya supaya menghasilkan tanaman daun tembakau yang bagus. Jenis pestisida yang diberikan berdasarkan pengalaman petani yang telah lama membudidayakan tembakau voor oogst kasturi dan berdasarkan tanaman yang ditanam. Harga untuk obat-obatan seperti Drusband Rp 12.500 per botol isi 100 ml, Lanet Rp15.000 per bungkus isi 100 gram, Agrotanik pupuk daun Rp 25.000 per botol isi 1 liter. Penyemprotan hama dan penyakit pada tembakau voor oogst kasturi dilakukan tiga sampai dengan empat kali penyemprotan. Penyemprotan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari dengan menggunakan Drusband dan Lanet, selanjutnya pada umur 20 hari dengan menggunakan pestisida yang sama yaitu Drusband dan Lanet, dan penyemprotan ke tiga ke empat pada umur 68 30 dan 40 hari yaitu dengan menggunakan Dulsband, Lanet dan Agrotanik pupuk daun. Output yang dihasilkan dari tembakau voor oogst kasturi adalah tembakau kering. Petani mengklarifikasikan sendiri jenis tembakau kering yang dihasilkan. Hasil panen pertama disebut dengan tembakau voor oogst kasturi Hank, hasil panen kedua disebut tembakau voor oogst kasturi Eksport, hasil panen ketiga disebut tembakau voor oogst kasturi Semi lokal dan hasil panaen ke empat disebut tembakau voor oogst kasturi Lokal. Hasil output dan input yang digunakan dalam usahatani tembakau voor oogst kasturi per hektar dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 . Hasil Output dan Input yang digunakan dalam Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi per Hektar Tahun 2010 No Komponen Jumlah Satuan A Output : Tembakau Hank 274,36 Kg 7,51 Tembakau Eksport 283,01 Kg 19,95 Tembakau Semi Lokal 392,85 Kg 30,86 Tembakau Lokal 470,92 Kg 41,68 Jumlah 1.421,14 Kg 100 B Input : Bibit 15.466,25 Buah 100 Pupuk 100 a. Pupuk Urea 644,46 Kg 62,08 b. Pupuk ZA 350,23 Kg 33,74 c. Pupuk SP36 43,36 Kg 4,18 Hama dan Penyakit 100 a. Drudband 620,87 Ml 98,62 b. Lanet 6,55 Ons 1,04 c. Agrotonik 2,13 Liter 0,34 Tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan dalam pembudidayaan tembakau voor oogst kasturi adalah tenaga kerja pada proses penyiangan rumput, 69 dimana pada proses penyiangan rumput dilakukan pembuatan bedengan. Petani responden yang tidak melakukan pembajakan sawah pada proses awal penanaman akan lebih membutuhkan tenaga kerja yang banyak pada proses penyiangan rumput karena tanah terlalu keras. Sedangkan tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan setelah proses panen adalah tenaga kerja penjemuran. Kebutuhan tenaga kerja usahatani tembakau voor oogst kasturi dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi Tahun 2010 No Kegiatan Usahatani Kebutuhan Tenaga Kerja HOKHa Luar Keluarga Jml Dalam Keluarga Jml Pria Want Pria Want GTR Pengolahan Lahan 5,40 5,40 2,21 0,19 0,19 0,08 1. Penanaman 2,70 0,51 3,25 1,33 3,22 2,65 37,34 43,21 17,29 2. Penyulaman 0,42 0,42 0,17 3,14 2,69 5,83 2,33 3. Penyiangan 54,50 54,50 22,22 8,10 8,10 3,24 4. Topping 9,89 2,53 12,42 5,07 12,26 10,78 23,04 9,22 5. Pemupukan 5,62 0,78 6,40 2,61 8,84 7,75 16,59 6,64 6. Penyemprota n HPT 3,74 3,74 1,53 7,51 7,51 3,00 7. Pengaturan air 2,56 2,56 1,05 7,05 7,05 2,82 8. Pemanenan 16,63 19,63 36,26 14,81 10,11 8,91 19,02 7,61 9. Penjusenan 49,44 49,44 20,20 10,37 10,37 4,15 10. Penjemuran 32,87 26,46 59,33 24,24 49,00 44,18 93,18 37,28 11. Sortasi 4,20 4,20 1,72 8,91 8,91 3,56 12. Pengemasan 6,98 6,98 2,85 6,96 6,96 2,78 Jumlah 244,80 100 249,96 100 Peralatan yang digunakan oleh petani responden pada Gabungan Kelompok Tani Permata VII pada umumnya merupakan milik sendiri. Adapun macam-macam peralatan yang digunakan untuk budidaya tembakau voor oogst kasturi adalah cangkul, arit, cor ember, tangki racun, dan mesin air. Rata-rata jumlah alat yang dimiliki petani adalah cangkul 1 buah, arit 1 buah, corember 3 buah, tangki racun 1 buah, dan mesin air 1 buah. Rata-rata harga cangkul adalah Rp 28.714, arit sebesar Rp 18.286, ember sebesar Rp 10.000, tangki racun sebesar Rp 203.571, dan mesin air sebesar Rp 185.714. Sedangkan untuk membuat tempat 70 penyimpanan tembakau petani membuat semacam gubuk dari bambu yang menggunakan terpal atau plastik. Terpal dan plastik juga digunakan untuk menutup tembakau yang sudah kering. Penyusutan alat pertanian dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Perhitungan Penyusutan Alat Pertanian Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi Tahun 2010 No Nama Alat Harga Beli Rp Jumlah Buah Umur Ekonomis Tahun Nilai Penyusutan Rp 1 Cangkul 28.714 1 6 4.785,67 2 Arit 18.286 1 5 3.766,92 3 Tangki Racun 203.571 1 5 40.714,20 4 Ember 10.000 3 5 Mesin Air 185.714 1 4 46.428,50 6 Terpal 250.857 4 3 362.906,46 7 Plastik 66.714 2 Jumlah 763.856 13 458.601,74

6.2 Analisis Pendapatan Usahatani Tembakau Voor Oogst Kasturi