Analisis Metode Perbandingan Eksponensial MPE

transportasi dan infrastruktur lainnya yang diperlukan dalam pengembangan kawasan minapolitan. 3. Badan perencanaan pembangunan daerah BAPPEDA berperan dalam a melakukan koordinasi penganggaran dan perencanaan pembangunan kawasan dan b merumuskan kebijakan tentang pengaturan kejelasan penggunaan lahan untuk budidaya laut dalam bentuk peraturan daerah Perda.

c. Alternatif Lokasi Industri Pengolahan dan Pasar

Alternatif penentuan lokasi industri pengolahan hasil budidaya laut yang potensial atau paling cocok dijadikan lokasi pengembangan usaha pengolahan budidaya laut. Dalam penelitian ini, terdapat 4 alternatif lokasi industri pengolahan yaitu Desa Tablolong di Kecamatan Kupang Barat, Kelurahan Sulamu di Kecamatan Sulamu, Desa Uiasa di Kecamatan Semau, dan Kota Kupang yang mewakili Ibukota Kupang, sedangkan kriteria yang dipakai dalam pemilihan lokasi industri pengolahan budidaya laut potensial adalah ketersediaan lahan, kemudahan akses dengan sumber bahan baku, ketersediaan sarana transportasi, ketersediaan sarana komunikasi, ketersediaan air, ketersediaan listrik, ketersediaan tenaga kerja, dan kondisi sosial ekonomi. Kriteria yang dipakai merupakan hasil wawancara dengan para pakar. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan eksponensial MPE, urutan prioritas lokasi terpilih ditentukan dengan mencari total dari alternatif-alternatif lokasi pengolahan yang sudah diinput dari nilai yang terbesar hingga terkecil. Lokasi yang dianalisis adalah lokasi yang diharapkan memang untuk lokasi industri dan dekat dengan lokasi produksi budidaya laut di Kabupaten Kupang, sedangkan untuk pertimbangan pemilihan lokasi di Kota Kupang karena adanya pembangunan sarana pelabuhan minapolitan yang akan berlokasi di Kota Kupang. Hasil perhitungan MPE untuk prioritas lokasi industri pengolahan dapat disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 Prioritas lokasi industri pengolahan hasil budidaya laut Prioritas Alternatif Pilihan Nilai MPE Lokasi Potensial 1 Desa Tablolong 522.593.505 Lokasi Potensial 2 Kota Kupang 475.612.981 Lokasi Potensial 3 Kelurahan Sulamu 405.832.098 Lokasi Potensial 4 Desa Uiasa 405.028.437 Dari Tabel 28 dapat disimpulkan bahwa Desa Tablolong menjadi prioritas pertama untuk dijadikan sebagai lokasi usaha industri pengolahan yang paling cocok, dengan nilai MPE 522.593.505. Hal ini dikarenakan desa tersebut merupakan sentra produksi rumput laut, sehingga mudah dalam memasok bahan baku untuk industri rumput laut. Desa Tablolong masih memiliki lahan kosong cukup luas, dekat dengan Ibukota Kupang dan dapat ditempuh dengan transportasi darat, dan cukup baiknya ketersediaan sarana transportasi, komunikasi, listrik, dan tenaga kerja. Hal lain yang menjadikan Desa Tablolong sebagai lokasi prioritas adalah sebagian besar penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayanpembudidaya, sehingga membuat desa ini sebagai desa contoh terutama dalam hal budidaya rumput laut. Daerah yang menjadi lokasi usaha pengolahan budidaya laut urutan kedua adalah Kota Kupang, diikuti dengan Kelurahan Sulamu dan Desa Uiasa. Prakiraan lokasi pasar produk budidaya laut dalam penelitian ini masih memakai alternatif lokasi yang sama seperti lokasi industri pengolahan yaitu Desa Tablolong, Desa Uiasa, Kelurahan Sulamu, dan Kota Kupang. Kriteria yang dipakai dalam analisis MPE prakiraan pasar diambil dari hasil diskusi dengan pakar. Kriteria yang digunakan dalam prakiraan pasar adalah permintaan produk, jarak tempuh ke lokasi pasar, fasilitas pasar, jumlah pengunjung, dan kenyamanan. Dari hasil analisis MPE untuk prakiraan pasar produk hasil budidaya laut disajikan pada Tabel 29. Tabel 29 Prakiraan lokasi pasar hasil budidaya laut Prioritas Alternatif Pilihan Nilai MPE Lokasi Potensial 1 Kota Kupang 531.466.299 Lokasi Potensial 2 Kelurahan Sulamu 175.410.631 Lokasi Potensial 3 Desa Tablolong 174.767.237 Lokasi Potensial 4 Desa Uiasa 81.002.903 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Kota Kupang menjadi prioritas pertama untuk dijadikan sebagai lokasi pasar hasil budidaya laut yang paling cocok, dengan nilai MPE 531.466.299. Kenyataannya, Kota Kupang menjadi pusat perdagangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menjadikannya lokasi pasar unggulan dibandingkan alternatif lokasi lainnya atau dengan kata lain sentra pasar pusat bertempat di Kota Kupang. Kriteria-kriteria pasar yang ada dalam analisis ini seperti permintaan produk, jarak dan fasilitas pasar di Kota