Analisis Prospektif Development of marine culture-based minapolitan model in Kupang Regency

Dengan tersedianya industri pengolahan, dapat menambah penghasilan bagi masyarakat setempat, dengan demikian masyarakat mendapat penghasilan tambahan di saat musim hujan dan produksi budidaya tidak berjalan. 4 teknologi pakanbenih bibit budidaya laut merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian serius dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang. Hal ini penting karena pakanbenih bibit merupakan bahan baku utama yang perlu ditangani khusus, agar produktivitas budidaya dapat berlanjut dan menguntungkan. Informasi mengenai teknologi budidaya didapat dari instansi terkait seperti departemen kelautan dan perikanan, perguruan tinggi maupun lembaga sosial lainnya. Untuk itu peran pemerintah adalah menjamin keberadaan kelompok nelayan mendapat informasi teknologi ini dan tentunya perlu pendampingan didalam praktik di lokasi budidaya.

e. Status Keberlanjutan Dimensi Hukum dan Kelembagaan

Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi hukum dan kelembagaan terdiri dari sembilan atribut, yaitu 1 keberadaan balai penyuluh perikanan BPP, 2 keberadaan lembaga sosial, 3 keberadaan lembaga keuangan mikro LKM, 4 keberadaan lembaga kelompok nelayan LKN, 5 mekanisme kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan minapolitan, 6 ketersediaan peraturan perundang- undang pengembangan kawasan minapolitan, 7 sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah, 8 ketersediaan perangkat hukum adatagama, dan 9 badan pengelola usaha budidaya laut. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan hukum dan kelembagaan yaitu 1 sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah, 2 mekanisme kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan minapolitan, dan 3 keberadaan lembaga kelompok nelayan LKN. Hasil analisis leverage dimensi keberlanjutan hukum dan kelembagaan dapat dilihat pada Gambar 43. Gambar 43 Peran masing-masing atribut aspek hukum dan kelembagaan yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms root mean square Atribut-atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi hukum dan kelembagaan yaitu 1 sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah sangat diperlukan dalam pengembangan minapolitan Kabupaten Kupang. Kebijakan pembangunan antara pusat dan daerah, khususnya di wilayah Kabupaten Kupang masih dirasakan belum sinkron. Ini terlihat dari kebijakan minapolitan dari pemerintah pusat yang mengutamakan penggaraman daripada budidaya laut, padahal wilayah pesisir Kabupaten Kupang sesuai dengan budidaya laut salah satunya rumput laut. Di sisi lain, penyusunan kebijakan pembangunan secara top down dari pusat sering tidak sinkron dengan pembangunan atau kenyataan didaerah. Hal ini disebabkan kebijakan pembangunan dari pusat yang diberlakukan secara menyeluruh semua wilayah di Indonesia, sementara kondisi wilayah setiap daerah berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah lainnya, sehingga seringkali kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kondisi wilayah setempat. Walaupun program pengklasteran melalui program minapolitan ini dapat menjadi solusi, namun basis penggaraman yang menjadi unggulan dalam program minapolitan untuk Kabupaten Kupang

0.09 0.22

0.44 5.09

5.37 0.73

4.25 0.78

1.33 1 2 3 4 5 6 Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 Keberadaan Balai Penyuluh Perikanan BPP Keberadaan lembaga sosial Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro LKM Keberadaan Lembaga Kelompok Nelayan LKN Mekanisme kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kaw asan minapolitan Ketersediaan peraturan pperundang-undang pengembangan kaw asan minapolitan Sinkronisasi antara kebijakan pusat daerah Ketersediaan perangkat hukum adatagama Badan pengelola usaha budidaya laut A t r ib u t Analisis Leverage Atribut dari Dimensi Hukum dan Lembaga sangat disayangkan karena tidak sesuai dengan kondisi wilayah Kabupaten Kupang. 2 mekanisme kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan minapolitan sangat penting dalam menentukan keberhasilan pengembangan kawasan, terutama pada penyusunan dan pelaksanaan program-program pengembangan kawasan. Namun perlu diingat bahwa penyusunan dan pelaksanaan program tidak diarahkan pada pelaksanaan proyak semata, melainkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat berkelanjutan. 3 keberadaan lembaga kelompok nelayan dibutuhkan agar mendukung program pengembangan kawasan minapolitan, dimana LKN ini merupakan sarana penghubung masyarakat dengan pelaku mina bisnis lainnya seperti lembaga keuangan, pemerintah, dan pengusaha. Demikian status masyarakat nelayanpembudidaya menjadi jelas dan mudah untuk difasilitasi.

f. Status Keberlanjutan Multidimensi

Hasil analisis Rap-MINAKU multidimensi keberlanjutan Kabupaten Kupang untuk pengembangan kawasan minapolitan berdasarkan kondisi existing, diperoleh nilai indeks keberlanjutan sebesar 59,36 dan termasuk dalam status cukup berkelanjutan. Nilai ini diperoleh berdasarkan penilaian 48 atribut dari lima dimensi keberlanjutan yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial- budaya, infrastruktur dan teknologi, dan hukum dan kelembagaan. Hasil analisis multidimensi dengan Rap-MINAKU mengenai keberlanjutan Kabupaten Kupang untuk pengembangan kawasan minapolitan dapat dilihat pada Gambar 44. Atribut-atribut yang sensitif memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan multidimensi berdasarkan analisis leverage masing-masing dimensi sebanyak 20 atribut. Atribut-atribut ini perlu dilakukan perbaikan ke depan untuk meningkatkan status keberlanjutan Kabupaten Kupang untuk pengembangan kawasan minapolitan. Perbaikan yang dimaksudkan adalah meningkatkan kapasitas atribut yang mempunyai dampak positif terhadap peningkatan nilai indeks keberlanjutan dan sebaliknya menekan sekecil mungkin atribut yang berpeluang menimbulkan dampak negatif atau menurunkan nilai indeks keberlanjutan kawasan. Gambar 44 Indeks keberlanjutan multidimensi Kabupaten Kupang Hasil analisis monte carlo menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang pada taraf 95, memperlihatkan hasil yang tidak banyak mengalami perubahan dengan hasil analisis Rap-MINAKU. Ini berarti bahwa kesalahan dalam analisis dapat diperkecil baik dalam hal pemberian skoring setiap atribut, variasi pemberian skoring karena perbedaan opini relatif kecil, dan proses analisis data yang dilakukan secara berulang-ulang stabil, serta kesalahan dalam menginput data dan data hilang dapat dihindari. Perbedaan nilai indeks keberlanjutan analisis MDS dan monte carlo disajikan pada Tabel 33. Tabel 33 Perbedaan nilai indeks keberlanjutan analisis monte carlo dengan analisis Rap-MINAKU Dimensi keberlanjutan Nilai indeks keberlanjutan Perbedaan MDS Monte carlo Ekologi 72,26 70,44 1,82 Ekonomi 62,84 61,90 0,94 Sosial-budaya 78,67 77,03 1,64 Infrastruktur dan teknologi 46,93 46,71 0,22 Hukum dan kelembagaan 49,84 49,12 0,72 Multi dimensi 59,36 56,93 2,43 RAPMINAKU Ordination DOWN UP BAD GOOD -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Status Keberlanjutan Multidimensi 59.36 O th e r D is ti n g is h in g F e a tu re s Real Index References Anchors