Budidaya Rumput Laut Development of marine culture-based minapolitan model in Kupang Regency

6 TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KUPANG Abstrak Dalam rangka pembangunan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan, kementerian kelautan dan perikanan mencanangkan program minapolitan. Salah satu tujuan dari program minapolitan adalah mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Kupang dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan. Metode analisis data yang dipakai mencakup analisis tipologi, skalogram, sentralitas, AHP, MPE, dan ISM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah studi di Kabupaten Kupang ini termasuk dalam strata pra kawasan minapolitan II dengan 6 desa dengan tingkat perkembangan lebih maju, 7 desa dengan tingkat perkembangan sedang, dan 11 desa dengan tingkat perkembangan tertinggal. Jenis budidaya laut yang dikembangkan adalah minapolitan rumput laut dimana peran nelayanpembudidaya sangat dibutuhkan dalam hal peningkatan sumberdaya manusia untuk tujuan peningkatan pendapatan masyarakat. Prioritas lokasi industri pengolahan budidaya laut adalah Desa Tablolong dan lokasi pasar produk budidaya laut bertempat di Kota Kupang sebagai sentra pasar pusat. Kendala yang dihadapi adalah lemahnya tanggung jawab pemerintah terhadap potensi budidaya laut dan cara mengatasinya adalah dengan penyediaan infrastruktur, dan sarana dan prasarana produksi budidaya laut yang memadai. Kata kunci : perkembangan wilayah, minapolitan

6.1 Pendahuluan

Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN tahun 1999-2004 Bab IV Butir G mengamanatkan arah kebijakan pembangunan daerah kawasan timur Indonesia yaitu 1 mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan memberdayakan pelaku dan potensi daerah, serta memperhatikan penataan ruang, baik fisik maupun sosial sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan 2 meningkatkan pembangunan di seluruh daerah, terutama di kawasan timur Indonesia dengan berlandaskan pada prinsip desentralisasi dan otonomi daerah. Berdasarkan komitmen pemerintah tersebut di atas, maka Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP mencanangkan program minapolitan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayanpembudidaya yang adil dan merata dan mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam rangka penetapan suatu wilayah untuk pengembangan minapolitan, sebaiknya terlebih dahulu dikaji sejauhmana tingkat perkembangan wilayah tersebut sehingga dapat diketahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Kupang untuk pengembangan kawasan minapolitan. Adapun metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini seperti analisis tipologi, skalogram, sentralitas, AHP, MPE, dan ISM. Analisis tipologi digunakan untuk mengindentifikasi berbagai karakteristik dari masing-masing kawasan, analisis skalogram digunakan untuk mengetahui jumlah dan jenis sarana pelayanan fasilitas yang dimiliki oleh setiap wilayah, AHP dipakai dalam menentukan elemen-elemen kunci untuk ditangani, MPE digunakan untuk menentukan prioritas alternatif keputusan lokasi industri pengolahan dan lokasi pasar, dan ISM digunakan untuk mengkaji alternatif-alternatif yang dapat dipilih dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang sesuai dengan karakteristik wilayah dan kondisi masyarakat setempat.

6.2 Metode Analisis Kajian Tingkat Perkembangan Wilayah di Kabupaten Kupang

6.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan data yang diperlukan dalam kaitannya dengan analisis tingkat perkembangan wilayah untuk pengembangan kawasan minapolitan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan berupa data persepsi masyarakat dan pendapat pakar berkaitan dengan alternatif pengembangan kawasan minapolitan, sedangkan data sekunder yang diperlukan berupa data jumlah dan tingkat kepadatan penduduk, jumlah kepala keluarga kk, jumlah keluarga sejahtera, jumlah keluarga pra sejahtera, keluarga pemakai PLN, banyak desa terpencil, jarak desa ke kecamatan dan Kabupaten, sarana dan prasarana umum, sarana dan prasarana budidaya laut, sarana dan prasarana kesejahteraan sosial, luas kawasan minapolitan, komoditas unggulan, produksi budidaya laut, tingkat pendidikan, jumlah dan jenis sarana pelayanan fasilitas, keberadaan kelembagaan pasar, keberadaan kelembagaan budidaya, kelembagaan sosial, dan kebijakan atau peraturan-peraturan yang ada. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dari para stakeholder yang berperan dalam menyusun strategi pengembangan minapolitan, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil studi kepustakaan pada berbagai instansi yang terkait.

6.2.2 Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari hasil diskusi, kuisioner, wawancara, dan survei lapangan dengan responden pakar dan masyarakat di wilayah studi, sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan dan dokumen dari beberapa instansi yang terkait dengan penelitian.

6.2.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam mengkaji tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Kupang terdiri atas analisis tipologi, skalogram, analisis hirarki proses AHP, metode perbandingan eksponensial MPE, dan interpretatif struktural modeling ISM.

a. Analisis Tipologi Kawasan

Analisis tipologi kawasan diperlukan untuk mengidentifikasi berbagai karakteristik dari masing-masing kawasan. Dalam analisis tipologi kawasan ini digunakan analisis berstrata, analisis komponen utama principal component analysis PCA, dan analisis cluster. Dalam analisis strata Deptan, 2002, membagi wilayah untuk pengembangan kawasan minapolitan atas tiga strata yaitu strata pra kawasan minapolitan I, strata pra kawasan minapolitan II, dan strata kawasan minapolitan. Ada lima variabel penciri yang digunakan sebagai indikator penilaian yaitu komoditas unggulan yang dikembangkan, kelembagaan pasar, kelembagaan nelayan, kelembagaan balai penyuluh perikanan BPP dan kelengkapan sarana dan prasarana wilayah yang dimiliki. Dalam analisis komponen utama digunakan untuk menentukan peubah- peubah yang paling dominan mempengaruhi strata kawasan minapolitan. Penggunaan analisis komponen utama dimaksudkan untuk mendapatkan variabel baru dalam jumlah lebih kecil dari sejumlah variabel yang dianalisis dimana variabel baru tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan strata kawasan. Variabel yang lebih kecil dapat 2 atau 3 atau lebih tergantung subjektivitas analis, tetapi menurut Iriawan dan Astuti 2006, bahwa apabila total variasi populasi sekitar 80-90 untuk jumlah variabel yang besar dapat diterangkan oleh 2 atau 3 komponen utama Principal Component, maka kedua atau ketiga komponen dapat menggantikan variabel semula tanpa menghilangkan banyak informasi dan multikolinearitas hubungan korelasi antar