Menyusun struktur hirarki dari kriteria dan alternatif penyelesaian. Analisis Metode Perbandingan Eksponensial MPE
semakin banyaknya jenis dan jumlah fasilitas yang dimiliki dan demikian sebaliknya, semakin sedikitnya fasilitas yang dimiliki terutama dari segi jenis
fasilitas, menggambarkan semakin rendahnya hirarki wilayah. Fasilitas-fasilitas yang dapat dikaji berupa fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial,
dan fasilitas penunjang lainnya seperti fasilitas pendukung budidaya laut. Hirarki wilayah desa berdasarkan hasil analisis skalogram pada tiga kecamatan di
Kabupaten Kupang dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Hirarki wilayah desa dari tiga kecamatan pesisir di Kabupaten
Kupang berdasarkan kelengkapan fasilitas
No Kecamatan
Desa Jumlah penduduk
Jiwa Jumlah
jenis Jumlah unit
1 Kupang
Barat Tablolong
1010 14
484 Lifuleo
986 12
175 Tesabela
1015 19
259 Sumlili
1492 16
346 Oematnunu
1643 20
368 Kuanheun
1336 13
229 Nitneo
1073 14
255 Bolok
2273 15
736 Oenaek
567 11
138 2
Semau Bokonusan
978 20
493 Otan
767 23
636 Uitao
745 23
473 Huilelot
699 21
331 Uiasa
1153 25
381 Hansisi
1276 24
673 Batuinan
333 14
198 Letbaun
474 14
121 3
Sulamu Sulamu
4589 26
932 Pitai
942 19
246 Pariti
3203 21
1276 Oeteta
2435 24
1030 Bipolo
1792 21
567 Pantulan
1134 16
174 Pantai
Beringin 515
14 177
Sumber : BPS Kabupaten Kupang, 2010
Hasil analisis skalogram pada Tabel 26 menunjukkan bahwa desa yang menduduki hirarki wilayah tertinggi berdasarkan kelengkapan jenis fasilitas yang
dimiliki adalah Kelurahan Sulamu dengan jumlah jenis dan banyaknya fasilitas
sebanyak 26 jenis dan 932 unit. Jumlah penduduk yang bermukim di desa ini sekitar 4589 jiwa dengan kepadatan penduduk hanya sekitar 139 jiwakm
2
. Kelurahan Sulamu merupakan ibukota Kecamatan Sulamu dengan jarak tempuh
yang dekat ke Kota Kupang jika ditempuh dengan transportasi laut seperti feri. Desa ini lebih terlihat lebih berkembang dibandingkan desa-desa lainnya, hal ini
dicirikan dari kelengkapan fasilitas yang dimiliki baik fasilitas umum maupun fasilitas pendukung, seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas
sosial, dan fasilitas penunjang lainnya seperti fasilitas pendukung budidaya laut. Fasilitas pendidikan cukup lengkap seperti Sekolah Dasar SD sampai Sekolah
Menengah Umum SMU baik negeri maupun swasta. Fasilitas kesehatan juga tersedia cukup lengkap. Desa ini telah memiliki fasilitas kesehatan seperti
puskesmas, puskesmas pembantu, BKIApolindes dan posyandu. Sedangkan fasilitas sosial dan kelembagaan juga sudah tersedia seperti sarana ibadah baik
agama kristen protestan, kristen khatolik dan islam, sarana telekomunikasi, koperasi unit desa KUD dan lembaga penyuluh dan pelatihan untuk
nelayanpembudidaya. Hirarki wilayah desa paling rendah adalah desa Oenaek di kecamatan
Kupang Barat. Jumlah penduduk yang bermukim di desa ini sekitar 567 jiwa dengan kepadatan penduduk hanya sekitar 40 jiwakm
2
. Jumlah jenis dan banyaknya fasilitas sebanyak 11 jenis dan 138 unit yang merupakan jumlah yang
sangat minim dibandingkan dengan desa-desa lainnya. Desa Oenaek cukup jauh dari ibukota kecamatan maupun ibukota kabupaten. Untuk menuju ke wilayah ini
dibutuhkan perjalanan sejauh 32,5 km dari ibukota kabupaten. Di desa ini hanya memiliki satu SD swasta, satu polindes dengan satu tenaga bidan, dua
posyandu, dua gereja bagi agama kristen protestan, tidak ada lembaga koperasi dan perputaran ekonomi hanya pada sembilan kios kecil. Fasilitas lainnya tidak
tersedia pada desa ini. Pengelompokkan hirarki wilayah desa dapat dilakukan dengan analisis
sentralitas. Dalam analisis sentralitas, parameter yang diukur adalah kelengkapan fasilitas yang dimiliki tiap desa. Hasil analisis ini akan
menggambarkan tingkat perkembangan desa yang dapt dibagi atas tiga kelompok yaitu :
a. Kelompok I adalah desa dengan tingkat perkembangan tinggi maju yaitu apabila memiliki nilai indeks sentralitas jenis fasilitas sebesar nilai rata-rata +
2 kali standar deviasi.