Sistem Informasi Geografi Development of marine culture-based minapolitan model in Kupang Regency
Day, 1977. Menurut bentuknya, model dapat dibedakan antara lain Hardjomidjojo, 2006 :
1. Model fisik dan mental. Model fisik menggambarkan sistem secara nyata fisik, sedangkan model mental menggambarkan sistem melalui penjelasan
secara deskriptif atau persamaan matematis. 2. Model deskriptif dan numerik. Model deskriptif menjelaskan sistem tanpa
menggunakan hubungan kuantitatif, umumnya menggunakan diagram atau berupa konsep. Sedangkan model numerik menggunakan persamaan
matematis sehingga mempunyai kemampuan prediksi. 3. Model empirik dan model mekanistik. Model empirik juga disebut model
statistik, yang mengandalkan hubungan kausal berdasarkan pengamatan empirik hubungan input-output
. Model ini kadang disebut „black box‟ karena tidak menjelaskan mekanisme proses yang terjadi. Sedangkan model
mekanistik menjelaskan mekanisme proses yang terjadi, namun tergantung pada level model tersebut.
4. Model statis dan model dinamik. Model statis tidak memperhitungkan waktu yang selalu berubah tidak ada fungsi waktu. Sedangkan model dinamik
memperhitungkan waktu sebagai variabel. Dalam model dinamis, variabel yang tidak berubah dengan waktu disebut „parameter‟ atau „konstanta‟.
5. Model deterministik dan model stokastik. Model deterministik menghasilkan keluaran output yang pasti determined atau tunggal dan tidak
memperhitungkan berbagai kemungkinan lain akibat ketidak-pastian berbagai faktor eksternal. Sedangkan model stokastik dengan masukan
input yang sama dapat memiliki berbagai kemungkinan. Pada model semacam ini, biasanya digunakan perhitungan peluang probability dari
keluaran output model. Model-model tersebut digunakan untuk membantu dalam pengambilan
keputusan lintas disiplin, sehingga permasalahan yang kompleks dapat diselesaikan secara komprehensif. Dalam melakukan suatu pemodelan, maka
langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan struktur model yang akan memberikan gambaran bentuk dan perilaku sistem dimana perilaku
tersebut dibentuk oleh kombinasi perilaku simpul umpan balik causal loop yang menyusun struktur model. Struktur model suatu sistem dapat dijelaskan dengan
jalan menentukan pengaruh yang akan memberikan hubungan sebab-akibat antara faktor-faktor yang ada.
Hubungan sebab akibat ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu hubungan positif dan hubungan negatif. Hubungan positif adalah hubungan sebab akibat
dimana makin besar nilai faktor penyebab akan makin besar pula nilai faktor akibatnya, sedangkan hubungan negatif adalah hubungan sebab akibat dimana
makin besar nilai faktor penyebab akan makin kecil nilai faktor akibat. Akibat yang ada dapat juga mempengaruhi balik penyebab sehingga terdapat hubungan
sebab akibat yang memiliki arah yang berlawanan dengan hubungan sebab akibat yang lain atau dikenal dengan feedback. Pemodelan dengan sistem
dinamik dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak powersim construtor 2.5d
. Kelebihannya adalah mudah menghubungkan suatu sistem yang lain sepanjang ada hubungan matematis atau asumsi-asumsi yang dapat
menghubungkan berbagai sistem tersebut, sedangkan kelemahan pemodelan dengan sistem dinamik terletak pada pendefinisian dan penggunaan asumsi-
asumsi, penentuan hubungan variabel dengan variabel yang lain Eriyatno dan Sofyar, 2007. Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan sistem dinamik
meliputi : 1. Analisis kebutuhan merupakan permulaan pengkajian suatu sistem. Pada
tahap ini dicari kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing aktor dalam kaitannya dengan tujuan sistem. Tujuan analisis kebutuhan ini adalah untuk
mendefinisikan kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam suatu kegiatan. 2. Formulasi masalah merupakan rincian dari kebutuhan aktor yang saling
bertentangan yang memerlukan solusi pemecahan. Munculnya pertentangan dapat disebabkan oleh adanya konflik kepentingan dari para stakeholder dan
keterbatasan sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan yang menimbulkan masalah dalam sistem.
3. Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan masalah yang harus dipecahkan
dalam rangka memenuhi kebutuhan. Identifikasi sistem ini bertujuan untuk mencari pemecahan terbaik dari permasalahan yang dihadapi. Identifikasi
sistem dapat digambarkan dalam bentuk diagram input-output black box dan diagram lingkar sebab akibat causal loop.
4. Pemodelan sistem merupakan simplifikasi dari sistem yang dihadapi. Model juga didefinisikan sebagai suatu penggambaran abstrak dari sistem dunia
nyata real yang akan bertindak seperti dunia nyata terhadap aspek-aspek tertentu.
5. Simulasi model adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses tersebut. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat
analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses di masa depan. Untuk membuat simulasi diperlukan tahapan berikut : a penyusunan konsep, b
pembuatan model, c simulasi, dan d validasi hasil simulasi. 6. Validasi model merupakan salah satu kriteria penilaian keobjektifan dari
suatu pekerjaan ilmiah. Validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Dalam
validasi model dapat dilakukan dua pengujian yaitu uji validasi struktur dan uji validasi kinerja. Uji validasi struktur lebih menekankan pada keyakinan
pemeriksaan kebenaran logika pemikiran, sedangkan uji validasi kinerja lebih menekankan pemeriksaan kebenaran yang taat data empiris. Model
yang baik adalah yang memenuhi kedua syarat tersebut yaitu logis-empiris logico-empirical.