Status Keberlanjutan Dimensi Sosial-Budaya

Tabel 35 Faktor-faktor kunci yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang No Faktor analisis dimensi keberlanjutan 1 2 3 Dimensi Ekologi 5 faktor kunci : Penggunaan benihbibit Daya dukung lahan budidaya laut Kesesuaian perairan untuk budidaya laut 4 5 6 7 8 Dimensi Ekonomi 5 faktor kunci : Jumlah pasar Pemasaran produk perikanan Kelayakan usaha budidaya laut Jenis komoditas unggulan Kontribusi sektor perikanan budidaya laut terhadap PDRB 9 10 11 Dimensi Sosial-budaya 3 faktor kunci : Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan budidaya laut Jumlah Desa dan penduduk yang bekerja di sektor budidaya laut Akses masyarakat dalam kegiatan budidaya laut 12 13 14 15 Dimensi infrastruktur dan teknologi 4 faktor kunci : Penggunaan alat dan mesin budidaya laut perahu, keramba, jaring, dll Ketersediaan industri pengolahan hasil budidaya laut Penerapan sertifikasi produk budidaya laut Teknologi pakanbibitbenih 16 17 18 Dimensi hukum dan kelembagaan 3 faktor kunci : Keberadaan lembaga kelompok nelayan LKN Mekanisme kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan minapolitan Sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan faktor diperoleh 5 lima faktor kuncipenentu yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar faktor tidak terlalu kuat, yaitu : 1 daya dukung lahan budidaya laut, 2 penggunaan benihbibit, 3 kesesuaian perairan untuk budidaya laut, 4 jenis komoditas unggulan, dan 5 pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan budidaya laut. Dengan demikian kelima faktor tersebut perlu dikelola dengan baik dan diprediksi berbagai keadaan state yang mungkin terjadi di masa yang akan datang agar terwujud pengembangan kawasan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Dalam rangka pengembangan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang, kepastian kesesuaian perairan dan daya dukung lahan untuk budidaya laut sangat diperlukan untuk menjamin hasil produksi budidaya laut. Analisis kesesuaian dan daya dukung lahan yang digunakan dalam menilai kesesuaian peruntukan dan daya dukung lahan untuk aktivitas tertentu didasarkan pada kriteria hasil studi literatur yang telah disesuaikan dengan karakteristik kondisi alam dan lingkungan di wilayah studi. Hasil analisis evaluasi kesesuaian dan daya dukung lahan yang dilakukan dalam studi ini merupakan kesesuaian dan daya dukung lahan pada saat ini, dimana kelas kesesuaian dan daya dukung lahan yang dihasilkan berdasarkan pada data yang tersedia dan belum mempertimbangkan asumsiusaha perbaikan bagi tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala fisik atau faktor-faktor penghambat yang ada. Selain itu, penggunaan benihbibit perlu diperhitungkan agar tidak mencemari perairan budidaya laut yang berdampak terhadap penurunan kualitas perairan. Faktor pembatas yang juga merupakan faktor kunci dari budidaya laut ini adalah parameterfaktorkriteria fisik perairan itu sendiri seperti luas lahan dan jumlah unit kegiatan budidaya laut yang dapat mendukung dalam kawasan ini untuk diusahakan. Ketiga faktor kunci ini menjadi dasar bagi pengembangan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang, sehingga perlu adanya perhatian khusus terhadap status berkelanjutan dari dimensi ekologi ini. Dilihat dari hasil analisis kelayakan usaha budidaya laut jenis komoditas unggulan rumput laut yang menjadi primadona di Kabupaten Kupang dan komoditas budidaya laut lainnya seperti ikan kerapu, teripang dan tiram mutiara, secara ekonomi layak untuk dikembangkan karena memberikan keuntungan yang memadai bagi nelayanpembudidaya, ini terlihat dari hasil analisis RC terhadap beberapa komoditas budidaya laut memberikan nilai 1. Namun jika keuntungan budidaya laut ini dikaitkan dengan penggunaan biaya dalam kegiatan budidaya laut yang seharusnya dikeluarkan untuk mendukung peningkatan produksi, dapat dikatakan keuntungan ekonomi ini masih tergolong cukup rendah. Ini disebabkan masih banyaknya biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan untuk industri pengolahan dalam rangka peningkatan usaha budidaya laut ini. Demikian pula dalam hal biaya pemeliharaan dan biaya tenaga kerja penanganan panen dan pasca panen, termasuk biaya pengangkutan hasil panen ke tempat penyimpanan dan konsumen belum banyak diperhitungkan. Apabila biaya-biaya produksi tersebut di atas diperhitungkan tentunya akan berpengaruh terhadap keuntungan budidaya laut yang diperolehnya. Namun demikian, penggunaan biaya yang lebih besar dalam kegiatan budidaya laut diharapkan produksi budidaya laut yang diperoleh juga lebih tinggi. Beberapa program dari pemerintah daerah telah dilakukan dalam rangka lebih memberdayakan masyarakat dalam kegiatan perikanan dan kelautan, seperti peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui penyuluhan, pelatihan;