Sarana dan Prasarana Perikanan a. Data Sebaran Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap

Metode ini menggunakan metode Nearest Neighbour Burrough McDonnell, 1998; Morain, 1999, 4 untuk lahan daratan, pengumpulan data primer dan sekunder berupa data tabular attribute dan spasial yang dihimpun dalam suatu basis data. Peta tematik yang dihasilkan dari hasil interpolasi tersebut, selanjutnya diberikan skor dan bobot kemudian di overlay untuk mendapatkan lokasi yang sesuai bagi berbagai peruntukan berdasarkan berbagai kriteria kesesuaian lahan yang disusun sebelumnya. Pada setiap tahapan tersebut, data diolah dengan menggunakan Software Arc View GIS. Informasi yang diharapkan dari hasil analisis spasial ini adalah kesesuaian peruntukan ruang untuk pengembangan minapolitan budidaya laut berdasarkan hasil analisis peta land system, peta kemiringan lahan slope, peta land use, dan peta RBI. Analisis kesesuaian lahan berdasarkan nilai hasil pembobotan dan skoring pada masing-masing parameter yang menjadi indikator kesesuaian. Pembobotan pada setiap faktor pembatasparameter ditentukan berdasarkan pada dominannya parameter tersebut terhadap peruntukan. Besarnya pembobotan ditunjukkan pada suatu parameter untuk seluruh evaluasi lahan, sebagai contoh : keterlindungan dan kedalaman mempunyai bobot yang lebih tinggi untuk budidaya keramba dan rumput laut dibandingkan dengan penangkapan ikan. Pemberian nilai scoring ditujukan untuk menilai beberapa faktor pembatasparameterkriteria terhadap suatu evaluasi kesesuaian. Adapun kriteria dan matriks kesesuaian lahan lokasi yang dapat digunakan sebagai acuan pada setiap peruntukan dan urutan overlay dapat dilihat pada Lampiran 1. Dalam peneltian ini, penentuan kelas kesesuaian lahan didasarkan pada klasifikasi menurut FAO 1976, namun dengan pertimbangan lahan yang dievaluasi perairan cukup sempit sehingga kelas kesesuaian dibagi ke dalam tiga kelas yaitu kelas sangat sesuai SS, sesuai S dan tidak sesuai TS dengan nilai skor masing-masing 3, 2, dan 1 DKP, 2002. Analisis overlay yang digunakan adalah index overlay model. Benham dan Carter 1994 dalam Subandar 1999, menyatakan bahwa setiap coverage memiliki bobot weight dan setiap kelas dalam model memiliki nilai score sesuai dengan tingkat kepentingannya. Dalam model ini setiap coverage memiliki urutan kepentingan dimana coverage yang memiliki pengaruh yang paling besar diberikan penilaian yang lebih tinggi dari yang lainnya, begitu juga dengan urutan overlay harus berdasarkan urutan tingkat kepentingan atau pengaruh yang paling besar ke tingkat yang paling kecil. Model matematis disajikan sebagai berikut : ………………………………………2 dimana : S = Indeks terbobot pada area objek atau area terpilih Sij = Skor pada kelas ke-j dari peta ke-i Wi = Bobot pada input peta ke-i n = Jumlah peta Hasil analisis kesesuaian lahan untuk kegiatan pengembangan budidaya rumput laut, keramba jaring apung, penangkapan ikan dan kawasan lindung konservasi akan diperoleh peta yang mendeskripsikan pola penggunaan lahan yang sesuai bagi peruntukan kawasan tersebut. Dengan demikian diharapkan pemilihan lokasi untuk berbagai kawasan ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat pengguna ruang maupun pemerintah. b. Analisis Daya Dukung Lahan Berkaitan dengan semakin meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan lahan juga semakin bertambahan yang akhirnya berdampak kepada semakin terbatasnya lahan, baik untuk tempat tinggal permukiman maupun untuk kegiatan pemanfaatan lainnya. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis untuk menentukan seberapa besar daya dukung suatu lahan untuk menampung suatu kegiatan pemanfaatan pada suatu wilayah tanpa merusak kelestarian lingkungan yang ada. Daya dukung yang dianalisis dalam kajian ini hanya dibatasi pada daya dukung kemampuan lahan ruang dalam menampung suatu kegiatan ditinjau dari aspek kesesuaian lahan fisik dan sosial budaya masyarakat setempat, sedangkan daya dukung lingkungan perairan yang berhubungan erat dengan produktifitas lestari perairan tersebut. Hasil analisis ini akan memberikan informasi mengenai seberapa besar luas lahan dan jumlah unit kegiatan dalam mendukung suatu kawasan tertentu untuk diusahakan. Berikut ini uraian analisis daya dukung bagi berbagai peruntukan yang akan dikembangkan pada kawasan Kabupaten Kupang. Pertama, untuk perhitungan daya dukung lahan budidaya rumput laut dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan luas areal budidaya sesuai kategori sangat sesuai dan sesuai, kapasitas lahan dan metode budidaya yang diterapkan. Parameter yang menjadi acuan dalam penentuan daya dukung lahan tersebut menurut Rauf 2008 antara lain :