Sistem Dinamik Pendekatan Sistem

analisis interpretative structural modeling ISM, analisis multidimensional scaling MDS modifikasi dari Rapfish, dan analisis prospektif, serta analisis sistem dinamik dengan powersim constructor 2.5d. Adapun tahapan-tahapan penelitian dan metode analisis data yang digunakan disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Tahapan dan metode analisis data dalam penelitian pengembangan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang 4 KONDISI UMUM WILAYAH

4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Kupang

Kabupaten Kupang terletak antara 121 30’ - 124 11’ Bujur Timur dan 9 19’ - 10 57’ Lintang Selatan. Kabupaten Kupang di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Laut Sawu, sementara sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia serta sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Negara Timor Leste. Wilayah Kabupaten Kupang mencakup 27 pulau, dimana diantaranya terdapat 8 pulau yang belum memiliki nama. Dari kedua puluh tujuh pulau tersebut yang telah dihuni hingga saat ini hanya sebanyak lima pulau yaitu Pulau Timor, Pulau Sabu, Pulau Raijua, Pulau Semau, dan Pulau Kera. Permukaan tanah di wilayah Kabupaten Kupang umumnya berbukit-bukit, bergunung-gunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah dengan tingkat kemiringan rata-rata mencapai 45 dan wilayah Kabupaten Kupang berada pada ketinggian dari permukaan laut 0-500 m. Hampir sebagian besar flora di Kabupaten Kupang terdiri dari padang rumput, pohon lontar, pohon pinus, cendana, dan gewang. Sedangkan fauna terdiri dari hewan-hewan menyusui besar misalnya, kerbau, sapi, kuda. Luas wilayah laut Kabupaten Kupang adalah 4.086,33 km 2 dengan panjang garis pantai 551,61 km dari luas wilayah laut Propinsi NTT 1.999.526 km 2 dan panjang garis pantai 5700 km DKP NTT, 2008. Dengan banyaknya pulau yang dhuni inhabitted ada 5 pulau dan yang tidak dihuni not inhabitted ada 22 pulau, sedangkan pulau yang tidak ada nama 8 pulau dan yang sudah memiliki nama ada 19 pulau BPS, 2010. Luas wilayah Kabupaten Kupang per kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 3, sedangkan pulau-pulau di Kabupaten Kupang ada pada Lampiran 4. 4.2 Keadaan Iklim Kabupaten Kupang Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Kupang hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Secara umum Bulan Juni sampai September, arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada Desember sampai Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Dari Tabel 4 jumlah curah hujan setahun bervariasi tiap bulan. Pada tahun 2009 jumlah curah hujan setahun tertinggi pada Bulan Desember dan terendah pada Bulan Mei. Rata-rata kelembaban udara di Kabupaten Kupang tahun 2009 sebesar 76,5, tekanan udara 1.010,42 mb, dan rata-rata suhu udara di atas 27,26 o C. Tabel 4 Rata-rata curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Kupang menurut bulan, tahun 2008-2009 stasiun meteorologi klas II Kupang Bulan Curah hujan mm Hari hujan hh 2008 2009 2008 2009 Januari 235,4 420,7 20 23 Februari 851,4 408,3 26 21 Maret 149,8 117,4 25 18 April 50,0 108,0 6 4 Mei 22,8 5 Juni 8,6 5 Juli Agustus September Ttu Ttu 1 1 Oktober 3,0 2 November 130,8 72,1 19 7 Desember 481,0 469,8 24 19 Ttu : Tidak terukur

4.3 Pemerintahan dan Kependudukan Kabupaten Kupang

Pada tahun 2009 Kabupaten Kupang terdiri dari 24 kecamatan, 159 desa dan 18 kelurahan. Jumlah desa terbanyak di Kecamatan Kupang Timur 13 desakelurahan, sedangkan yang paling sedikit jumlah Desakelurahannya adalah Kecamatan Amarasi Timur, Fatuleu Tengah, Amfoang Barat Daya dan Amfoang Tengah 4 desakelurahan. Tabel 5 menyajikan jumlah ibukota kecamatan dan banyaknya desakelurahan tahun 2009. Laju pertumbuhan penduduk suatu wilayah pada hakekatnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu kelahiran fertilitas, kematian mortalitas, dan perpindahan penduduk migrasi. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kupang dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 1,75. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kupang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian, namun saat ini faktor perpindahan penduduk juga mempunyai pengaruh yang cukup besar. Tabel 5 Jumlah ibukota Kecamatan dan banyaknya desakelurahan tahun 2009 BPS Kabupaten Kupang, 2010 No Kecamatan Ibukota Banyaknya Desa Banyaknya Kelurahan 1 Semau Uitao 8 2 Semau Selatan Akle 6 3 Kupang Barat Batakte 10 2 4 Nekemese Oemasi 11 5 Kupang Tengah Tarus 6 2 6 Taebenu Baumata 8 7 Amarasi Oekabiti 8 1 8 Amarasi Barat Baun 7 1 9 Amarasi Selatan Buraen 3 2 10 Amarasi Timur Pakubaun 4 11 Kupang Timur Babau 8 5 12 Amabi Oefeto Timur Oemofa 10 13 Amabi Oefeto Fatuknutu 7 14 Sulamu Sulamu 6 1 15 Fatuleu Camplong 9 1 16 Fatuleu Barat Nuataus 5 17 Fatuleu Tengah Oelbiteno 4 18 Takari Takari 9 1 19 Amfoang Selatan Lelogama 6 1 20 Amfoang Barat Daya Manubelon 4 21 Amfoang Utara Naikliu 5 1 22 Amfoang Barat Laut Soliu 6 23 Amfoang Timur Oepoli 5 24 Amfoang Tengah Fatumonas 4 Jumlah 159 18

4.4 Keadaan Sosial Kabupaten Kupang

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah tersedianya cukup sumber daya manusia SDM yang berkualitas. Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya pasal 31 ayat 2, maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk Indonesia. Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, gerakan nasional orang tua asuh GNOTA, dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era globalisasi. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah umur 7 sampai 24 tahun. Badan Pusat Statistik BPS secara kontinu setiap tahunnya mengumpulkan data pendidikan melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas. Beberapa informasi pendidikan yang dikumpulkan dalam Susenas antara lain mengenai penduduk buta huruf, penduduk usia sekolah 7 sampai 24 tahun, status sekolah. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf. Makin rendah persentase penduduk yang buta huruf menunjukkan keberhasilan program persentase penduduk yang buta huruf mengindikasikan kurang berhasilnya program pendidikan. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa persentase penduduk berusia 10 tahun keatas yang buta huruf mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008. Penduduk yang berumur 10 tahun keatas pada tahun 2009 dengan status masih sekolah sebesar 22,13 dan yang tidak bersekolah lagi sebesar 66,51 sedang untuk yang tidakbelum pernah bersekolah sebesar 11,36. Hasil Susenas juga menunjukkan bahwa penduduk yang masih bersekolah pada kelompok umur 7 sampai 12 tahun mempunyai persentase paling tinggi. Sementara itu, untuk penduduk yang belum atau tidak pernah sekolah paling tinggi persentasenya pada kelompok umur 19 sampai 24 tahun. Pada tahun ajaran 20092010 di tingkat sekolah dasar SD terjadi peningkatan jumlah murid dan jumlah sekolah dibandingkan tahun ajaran sebelumnya, sedangkan jumlah guru mengalami penurunan. Berbeda dengan tingkat SD, pada tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP jumlah murid dan guru mengalami peningkatan sedangkan jumlah sekolah berkurang. Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Mempertimbangkan bahwa pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari ajang peningkatan SDM penduduk Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Kupang pada khususnya, maka program-program kesehatan telah dimulai atau bahkan lebih diprioritaskan pada calon generasi penerus, khusus calon bayi dan anak usia dibawah lima tahun balita. Pentingnya pembangunan bidang kesehatan ini paling tidak tercermin dari deklarasi millenium development goals MDGs yang mana lebih dari sepertiga indikatornya menyangkut bidang kesehatan. Agama mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam meletakkan landasan moral, etika dan spiritual yang kuat. Sebagian besar penduduk Kabupaten Kupang memeluk agama kristen protestan 85,65, diikuti oleh pemeluk agama Katolik sebesar 11,19. Dalam hidupnya, manusia membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal dan berinteraksi dengan manusia lainnya serta tempat berlindung sebuah rumah harusnya memenuhi syarat kesehatan, untuk menunjang kehidupan manusia. Salah satu indikator rumah sehat menurut world health organization WHO adalah rumah yang memiliki luas lantai minimal 10m 2 perkapita. Jika satu rumah tangga memiliki empat sampai lima anggota rumah tangga, maka rumahnya dikatakan sehat bila memiliki luas lantai minimal 40-50 m 2 . Hasil susenas tahun 2009 menyatakan bahwa lebih dari 31,25 rumah tangga di Kabupaten Kupang menempati rumah dengan luas lantai 50 m 2 atau lebih. Selain luas lantai minimal, rumah juga harus memiliki fasilitas yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup. Dari hasil susenas tahun 2009 dapat dilihat bahwa sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Kupang sudah mengkonsumsi air minum bersih 50. Sumber air minum yang relatif bersih tersebut berasal dari ledeng, pompa, air kemasan, sumur terlindung dan mata air terlindung. Fasilitas rumah lainnya yang tidak kalah penting adalah penerangan. Fasilitas penerangan ini dapat bersumber dari listrik atau bukan listrik seperti petromakaladin, pelitasentirobor dan lainnya. Berdasarkan hasil susenas 2009, sekitar 36,84 rumah tangga menggunakan fasilitas penerangan listrik, terdiri dari 32,23 menggunakan listrik PLN dan 4,61 menggunakan listrik non PLN. Hasil Susenas tahun 2007 juga memberikan gambaran fasilitas rumah lainnya yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yaitu penggunaan tempat buang air besar. Sekitar 66,30 rumah tangga memiliki tempat buang air besar sendiri. Tetapi, satu hal yang masih perlu perhatian khusus dari pemerintah adalah masih ada sekitar 22 rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas buang air besar.

4.5 Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan KabupatenKupang

Potensi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan Kabupaten kupang terdiri atas : potensi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan laut, data sebaran sarana dan prasarana perikanan, data sebaran sarana dan prasarana penunjang pembangunan perikanan, dan database sumber daya perikanan.

4.5.1 Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Laut

Sebagai salah satu Kabupaten kepulauan yang memiliki sekitar 21 pulau besar dan kecil Lampiran 4, dengan perairan laut yang cukup luas dan garis