Berdasarkan kemiripan karakteristik desa yang dimiliki setiap tipologi wilayah kecamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum tipologi
wilayah I terlihat lebih berkembang dibandingkan dengan tipologi wilayah II dan III. Namun demikian untuk tujuan pengembangan kawasan minapolitan ke depan
di Kabupaten Kupang, maka semua kelompok desa baik yang termasuk dalam tipologi I, II dan III ini memerlukan penanganan yang serius terutama dalam
melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan, baik sarana dan prasarana umum maupun sarana dan prasarana pendukung kegiatan perikanan budidaya.
Hasil analisis tipologi kawasan Kabupaten Kupang disajikan pada Tabel 25. Sarana dan prasarana budidaya laut yang perlu dibenahi seperti lahan
budidaya laut perairan yang kesesuaiannya sesuai peruntukan jenis budidaya laut, lembaga usaha koperasi, kelompok usaha atau usaha skala menengah
dan atas, penyuluhan dan pelatihan lembaga dan sumberdaya manusia untuk penyuluhan dan pelatihan, prasarana budidaya alat dan mesin budidaya laut,
industri pengolahan, energi jaringan listrik dan air yang memadai, dan penerapan teknologi tepat guna yang mampu meningkatkan daya saing
budidaya laut seperti teknologi kantung berkarbon untuk budidaya rumput laut , selain itu juga, dibutuhkan aksesibilitas nelayanpembudidaya dan pengolah hasil
budidaya yang baik sehingga dapat meningkatkan produktifitas budidaya laut. Prasarana infrastruktur seperti jalan, jembatan, sistem dan alat transportasi baik
darat maupun laut perlu dibenahi sehingga proses budidaya dari hulu ke hilir sehingga akses terhadap jaringan pengadaan bahan baku, pengolahan, dan
pemasaran mata rantai pemasokan-supply chains dapat terhubung dengan baik.
Karakteristik kawasan minapolitan salah satunya adalah mempunyai sarana dan prasarana yang memadai sebagai pendukung keanekaragaman
aktivitas ekonomi sebagaimana layaknya sebuah kota. Dari analisis tipologi wilayah yang telah dilakukan pada desa-desa di 3 kecamatan menunjukkan
bahwa sarana dan prasarana umum yang telah ada di masing-masing desa dalam keadaan baik dan mencukupi kebutuhan masyarakat sekarang. Namun
demikian, hasil analisis tipologi wilayah di Kabupaten Kupang yang terbagi atas 3 kelas perlu dibenahi sarana dan prasarana umum dan budidaya laut agar dapat
dikembangkan menjadi kawasan minapolitan berbasis budidaya laut dan mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Kupang.
6.3.2 Perkembangan Wilayah berdasarkan Kelengkapan Fasilitas
Tingkat perkembangan wilayah Kabupaten Kupang sangat berhubungan dengan potensi sumberdaya alam, potensi sumberdaya manusia, maupun
kelengkapan fasilitas yang dimiliki. Dilihat dari potensi sumberdaya manusia, wilayah ini memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Dari tiga kecamatan
yang ditetapkan sebagai kawasan pengembangan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang telah memiliki jumlah penduduk sekitar
32.430 jiwa BPS Kabupaten Kupang, 2010. Jumlah penduduk yang cukup besar ini telah memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai satu kawasan
pengembangan minapolitan, hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa sebagian besar penduduk bahkan seluruh penduduk di kecamatan yang berada di wilayah
pesisir mempunyai mata pencaharian sebagai nelayanpembudidaya dan menggantungkan hidupnya dari laut. Namun permasalahan yang dihadapi
adalah bahwa kualitas sumberdaya manusia di wilayah ini masih tergolong rendah, mereka hanya dapat mengecap pendidikan dasar bahkan sedikit yang
melanjutkan ke tingkat lanjutan SLTP dan SLTA. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia di wilayah ini, disebabkan oleh minimnya sarana
pendidikan terutama sarana pendidikan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dilihat dari potensi sumberdaya alam, sektor perikanan merupakan tulang punggung penggerak perekonomian di wilayah Kabupaten Kupang, baik sebagai
sumber konsumsi masyarakat dan penghasilan atau penyedia lapangan kerja sebagian besar penduduknya, maupun sebagai penghasil nilai tambah dan
devisa daerah. Dari keseluruhan penduduk, sekitar 90 masyarakatnya adalah keluarga nelayanpembudidaya. Mereka menggantungkan hidup dan keluarga
dari kegiatan perikanan baik tangkap dan budidaya. Namun demikian fasilitas pendukung untuk meningkatkan produksi perikanan mereka masih minim,
sehingga produksi perikanan mereka masih belum maksimal. Dilihat dari kelengkapan fasilitas yang dimiliki, wilayah ini memiliki fasilitas
yang beragam dari fasilitas yang sangat minim sampai fasilitas yang lebih lengkap yang menyebar pada setiap desa. Untuk mengetahui tingkat
perkembangan kawasan pengembangan minapolitan di wilayah Kabupaten Kupang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis skalogram. Dalam
analisis skalogram, akan dihasilkan hirarki wilayah berdasarkan kelengkapan fasilitas yang dimiliki, dimana hirarki wilayah yang paling tinggi ditentukan oleh
semakin banyaknya jenis dan jumlah fasilitas yang dimiliki dan demikian sebaliknya, semakin sedikitnya fasilitas yang dimiliki terutama dari segi jenis
fasilitas, menggambarkan semakin rendahnya hirarki wilayah. Fasilitas-fasilitas yang dapat dikaji berupa fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial,
dan fasilitas penunjang lainnya seperti fasilitas pendukung budidaya laut. Hirarki wilayah desa berdasarkan hasil analisis skalogram pada tiga kecamatan di
Kabupaten Kupang dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Hirarki wilayah desa dari tiga kecamatan pesisir di Kabupaten
Kupang berdasarkan kelengkapan fasilitas
No Kecamatan
Desa Jumlah penduduk
Jiwa Jumlah
jenis Jumlah unit
1 Kupang
Barat Tablolong
1010 14
484 Lifuleo
986 12
175 Tesabela
1015 19
259 Sumlili
1492 16
346 Oematnunu
1643 20
368 Kuanheun
1336 13
229 Nitneo
1073 14
255 Bolok
2273 15
736 Oenaek
567 11
138 2
Semau Bokonusan
978 20
493 Otan
767 23
636 Uitao
745 23
473 Huilelot
699 21
331 Uiasa
1153 25
381 Hansisi
1276 24
673 Batuinan
333 14
198 Letbaun
474 14
121 3
Sulamu Sulamu
4589 26
932 Pitai
942 19
246 Pariti
3203 21
1276 Oeteta
2435 24
1030 Bipolo
1792 21
567 Pantulan
1134 16
174 Pantai
Beringin 515
14 177
Sumber : BPS Kabupaten Kupang, 2010
Hasil analisis skalogram pada Tabel 26 menunjukkan bahwa desa yang menduduki hirarki wilayah tertinggi berdasarkan kelengkapan jenis fasilitas yang
dimiliki adalah Kelurahan Sulamu dengan jumlah jenis dan banyaknya fasilitas