Jenis dan Sumber Data

kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang. Namun demikian, keragaman tipologi wilayah yang disebabkan oleh keseluruhan variabel yang dapat dianalisis dapat disederhanakan menjadi kelompok variabel yang lebih kecil yang dapat menggambarkan keseluruhan informasi yang terkandung dalam semua variabel. Berdasarkan ketetapan total persentasi kumulatif sebagaimana ditetapkan oleh Iriawan dan Astuti yaitu sebesar 80 –90, maka dari 14 variabel yang dianalisis, dapat disederhanakan menjadi 5 variabel yang menyebar dalam dua komponen utama PC yaitu komponen utama 1 PC1, dan komponen utama 2 PC2 dengan nilai proposi eigenvalue masing-masing 61,4 dan 38,6 atau persentase kumulatifnya menjadi 100. Hasil analisis komponen utama seperti terlihat pada Lampiran 17. Adapun variabel-variabel dari kedua komponen utama PC1 dan PC2 hasil penyederhanaan variabel meliputi jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, jumlah sarana dan prasarana umum, jumlah komoditas budidaya laut, dan banyaknya keluarga pra sejahtera. Ini berarti kelima variabel tersebut di atas dapat menjelaskan variabilitas keempat belas variabel yang berpengaruh terhadap tipologi wilayah pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang atau dengan kata lain kelima variabel baru hasil analisis komponen utama dapat menjelaskan sekitar 100 totalitas variabilitas variabel. Adanya perbedaan tipologi wilayah terhadap kecamatan di Kabupaten Kupang sangat dipengaruhi oleh keragaman variabel-variabel spesifisik yang dimiliki oleh setiap desa pada setiap kecamatan. Namun demikian keragaman setiap variabel pada setiap desa dapat dikelompokkan menjadi kelompok variabel yang lebih kecil dan homogen berdasarkan kemiripan setiap variabel yang dimiliki oleh setiap desa. Untuk mengelompokkan desa-desa yang memiliki kemiripan berdasarkan keragaman variabel, dapat dilakukan dengan analisis cluster . Tujuan dari analisis cluster terhadap desa-desa di kecamatan adalah memaksimumkan keragaman antar kelompok desa dan meminimumkan keragaman antar kelompok desa. Dalam analisis cluster ini, ada 24 desa di tiga kecamatan wilayah studi masing-masing 9 desa di Kecamatan Kupang Barat, 8 desa di Kecamatan Semau, dan 7 desa di Kecamatan Sulamu, dimana 24 desa tersebut akan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan kemiripan karakateristik yang dimiliki. Karakteristik setiap desa disajikan pada Lampiran 18 dan hasil analisis cluster dapat dilihat pada Gambar 19. Berdasarkan kemiripan karakteristik desa yang dimiliki setiap tipologi wilayah kecamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum tipologi wilayah I terlihat lebih berkembang dibandingkan dengan tipologi wilayah II dan III. Namun demikian untuk tujuan pengembangan kawasan minapolitan ke depan di Kabupaten Kupang, maka semua kelompok desa baik yang termasuk dalam tipologi I, II dan III ini memerlukan penanganan yang serius terutama dalam melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan, baik sarana dan prasarana umum maupun sarana dan prasarana pendukung kegiatan perikanan budidaya. Hasil analisis tipologi kawasan Kabupaten Kupang disajikan pada Tabel 25. Sarana dan prasarana budidaya laut yang perlu dibenahi seperti lahan budidaya laut perairan yang kesesuaiannya sesuai peruntukan jenis budidaya laut, lembaga usaha koperasi, kelompok usaha atau usaha skala menengah dan atas, penyuluhan dan pelatihan lembaga dan sumberdaya manusia untuk penyuluhan dan pelatihan, prasarana budidaya alat dan mesin budidaya laut, industri pengolahan, energi jaringan listrik dan air yang memadai, dan penerapan teknologi tepat guna yang mampu meningkatkan daya saing budidaya laut seperti teknologi kantung berkarbon untuk budidaya rumput laut , selain itu juga, dibutuhkan aksesibilitas nelayanpembudidaya dan pengolah hasil budidaya yang baik sehingga dapat meningkatkan produktifitas budidaya laut. Prasarana infrastruktur seperti jalan, jembatan, sistem dan alat transportasi baik darat maupun laut perlu dibenahi sehingga proses budidaya dari hulu ke hilir sehingga akses terhadap jaringan pengadaan bahan baku, pengolahan, dan pemasaran mata rantai pemasokan-supply chains dapat terhubung dengan baik. Karakteristik kawasan minapolitan salah satunya adalah mempunyai sarana dan prasarana yang memadai sebagai pendukung keanekaragaman aktivitas ekonomi sebagaimana layaknya sebuah kota. Dari analisis tipologi wilayah yang telah dilakukan pada desa-desa di 3 kecamatan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana umum yang telah ada di masing-masing desa dalam keadaan baik dan mencukupi kebutuhan masyarakat sekarang. Namun demikian, hasil analisis tipologi wilayah di Kabupaten Kupang yang terbagi atas 3 kelas perlu dibenahi sarana dan prasarana umum dan budidaya laut agar dapat dikembangkan menjadi kawasan minapolitan berbasis budidaya laut dan mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kupang.