15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hakekat Pembelajaran Fisika
Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton Evelin Siregar, 2010: 4 mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan invidu dan individu dengan lingkungannya. Hal tersebut juga
dikemukankan oleh Sugihartono 2013: 74 yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
ineraksi indivudu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Sardiman 2012: 22 belajar merupakan perubahan
tigkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya, juga
belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep
maupun teori. Secara umum, belajar dapat juga dikatakan sebagai proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang yang berangsung sepanjang hidupnya karena adanya interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terdapat perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku ini berkaitan
16 dengan perubahan yang berifat pengentahuan atau kognitif, ketrampilan
atau afektif dan juga yang menyangkut nilai dan sikap atau afektif. Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian- kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung dialami siswa Eveline Siregar, 2010 : 12. Pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 merupakan upaya sadar
dan disengaja, 2 pembelajaran harus membuat siswa belajar, 3 tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan dan 4
pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya. Istilah belajar dan pembelajaran memiliki keterkaitan yang sangat erat dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu alam atau sains yang
mempelajari gejala-gejala alam. Menurut Herbert Druxes, dkk 1986: 4, fisika menguraikan dan menganalisa struktur dan peristiwa-peristiwa dalam
alam, teknik dan dunia di sekeliling kita. Dalam pada itu akan ditemukan aturan-aturan atau hukum-hukum dalam alam, yang mungkin dapat
menerangkan gejala-gejalanya berdasarkan struktur logika antara sebab adan akibat. Menurut Wospakrik dalam Mudilarto, 2010: 3 fisika adalah
salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman baik secara kualitatif maupun
kuantitatif tentang berbagai gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya.
17 Collette dan Chiappetta 1995: 30 menyatakan bahawa sains pada
hakikatnya merupakan sebuah kumpulan pengetahuan “a body of
knowledge ”, sains sebagai sikap untuk pengganti pernyataan sains sebagai
cara atau jalan berpikir “a way of thinking”, dan sains sebagai proses
untuk pengganti pernyataan sains sebagai cara untuk penyelidikan “a way
of investigating ”. Menurut Collette dan Chiappetta hakikat sains atau sains
dipandang sebagai ilmu yang komprehensif. The way of thinking merupakan hakikat fisika dimana gagasan kreatif, atau ide-ide untuk
menjelaskan suatu gejala alam dapat disusun. Sikap tersebut mampu mendasari dalam setiap kegiatan pengukuran, penyelidikan, dan percobaan.
Dalam Collette Chiappetta 1995: 33 dijelaskan sikap tersebut meliputi rasa percaya diri, rasa ingin tahu.
Fisika sebagai proses juga disebut a way of investigating memberikan penjelasan bagaimana memahami fisika melalui studi objek, dan peristiwa.
Banyak sekali metode yang digunakan untuk membangun hakikat ini. Seperti demonstrasi, observasi, eksperimen dan lain sebagainya. The way
of investigating diharapkan dalam menemukan ilmu pengetahuan fisika melalui pengambilan hipotesis, penyelesaian masalah, serta mampu
memanipulasi variabel. Menurut Franz dalam Collette Chiappetta 1995: 36 aspek yang dapat dikembangkan dalam hakikat the way of investigating
yaitu: 1 observing, 2 collecting data, 3 developing a hypothesis, 4 experimenting dan 5 concluding.
.
18 Menurut Stachowiak Herbert Druxes, dkk, 1986: 4 pelajaran fisika
menggunakan model untuk menerangkan fenomena yang diamati, menjelaskan gagasan-gagasan pada waktu menyusun teori, atau dengan
cara sederhana memberikan bantuan untuk mengenal dan memahaminya saja. Pembelajaran sains sebagai produk dimaknai bahwa pembelajaran
sains mampu mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan pembelajaran sains sebagai sikap dimaknai bahwa pembelajaran sains dapat menciptakan
keingintahuan siswa yang tinggi, ketekunan serta membentuk moral yang baik yang harus diterapkan siswa dalam setiap aktivitas kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas, proses pembelajaran fisika menekan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran sains diarahkan untuk inkuiri sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
pengalaman dan pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran sains menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai aspek penting.
2. Modul