Model Pembelajaran Siklus Belajar Learning Cycle

22 menjadi lebih bermakna dan juga dapat mendorong siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Modul juga disusun dengan tampilan yang menarik, sehingga dapat mendorong motivasi siswa untuk belajar dan materi hingga latihan soal dalam modul membantu siswa dalam menguasai konsep.

3. Model Pembelajaran Siklus Belajar Learning Cycle

Menurut Lorsbach 2012: 1 Learning Cycle merupakan metode perencanaan yang cukup berpengaruh dalam ilmu pendidikan dan konsisten dengan berbagai teori kontemporer mengenai bagaimana individu belajar. Metode ini mudah dipelajari dan sangat bermanfaat dalam menciptakan kesempatan dalam belajar sains dan model pembelajaran yang didasarkan pada penyelidikan. Learning Cycle merupakan strategi pengajaran yang secara formal digunakan di program sains sekolah dasar yaitu Science Curriculum Improvement Study SCIS 1974. Meskipun strategi ini diterapkan pertama kali di sekolah dasar, beberapa studi menunjukkan bahwa penerapan teknik pengajaran ini telah menyebar luas di berbagai tingkat kelas, termasuk Universitas. Model pengajaran ini diajukan oleh Robert Karplus awal tahun 1960- an, sebagai “guided discovery” dan digunakan istilah exploration, invention dan discovery Collette dan Chiappetta, 1995: 95. Banyak versi siklus belajar bermunculan dalam kurikulum sains dengan fase yang berkisar dari tiga 3E, ke empat 4E, kemudian ke lima 5E sampai tujuh 7E. Siklus belajar 5E berdasarkan pengajaran yang dibangun oleh Biological Sciences Curriculum Study BSCS pada 23 tahun 1989, terdiri atas lima fase yaitu Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration dan Evaluation. Sejak tahun 1980-an BSCS telah menggunakan model 5E sebagai inovasi sentral di sekolah dasar, menengah dan atas program biologi serta program sains terintegrasi Collette dan Chiappetta, 1995: 96 Setelah siklus belajar mengalami pengkhususan menjadi 5 tahapan, maka Eisenkraft 2003 mengembangkan siklus belajar menjadi 7 tahapan. Perubahan yang terjadi pada tahapan siklus belajar 5E menjadi 7E terjadi pada fase Engage menjadi 2 tahapan yaitu Elicit dan Engage, sedangkan pada tahapan Elaborate dan Evaluate menjadi 3 tahapan yaitu menjadi Elaborate, Evaluate dan Extend. Perubahan tahapan siklus belajar dari 5E menjadi 7E ditunjukan pada Gambar 2 berikut: Gambar 1. Bagan Perubahan 5E menjadi 7E Eisenkraft, 2003:57 24 Setelah siklus belajar mengalami pengkhususan menjadi 5 tahapan, maka Eisenkraft 2003 mengembangkan siklus belajar menjadi 7 tahapan. Perubahan yang terjadi pada tahapan siklus belajar 5E menjadi 7E terjadi pada fase Engage menjadi 2 tahapan yaitu Elicit dan Engage, sedangkan pada tahapan Elaborate dan Evaluate menjadi 3 tahapan yaitu menjadi Elaborate, Evaluate dan Extend. Lebih lanjut Eisenkraft 2003:57-59 memberikan penjelasan setiap fase diatas sebagai berikut. 1. Elicit mendatangkan pengetahuan awal siswa Fase elicit merupakan fase untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa seperti kejadian sehari-hari yang secara umum memang terjadi. 2. Engage ide, rencana pembelajaran dan pengalaman Fase engange merupakan fase dimana siswa dan guru akan saling memberikan informasi dan pengalaman tetang pertanyaan-pertanyaan awal tadi, memberitahukan siswa tentang ide dan rencana pembelajaran sekaligus memotivasi siswa agar lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat 25 dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa. 3. Explore menyelidiki Fase explore merupakan fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari bahan-bahan pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya. 4. Explain menjelaskan Fase explain merupakan fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi. Kemudian dari definisi dan konsep yang telah ada didiskusikan sehingga pada akhirnya menuju konsep. 5. Elaborate menerapkan Fase elaborate merupakan fase yang bertujuan untuk membawa siswa menjelaskan definisi-defiisi, konsep-konsep, dan keterampilan- keterampilan pada permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari. 6. Extend memperluas Fase extend yang bertujuan untuk berfikir, mencari menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan 26 kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.dan definisi yang lebih formal. 7. Evaluate menilai Fase fase evaluate evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi penilaian formal dan informal. Guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa terhadap kemampuan dan keterampilannya untuk menilai tingkat pengetahuan dan atau kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya. Semua tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan siswa untuk menerapkan siklus belajar 7E pada pembelajaran di kelas. Guru dan siswa mempunyai peran masing- masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari siklus belajar. Model Siklus Belajar Learning Cycle Model merupakan suatu strategi pembelajaran yang berbasis pada paham konstruktivisme dalam belajar, dengan asumsi dasar bahwa “pengetahuan dibangun di dalam pikiran pebelajar” Bodner, 1986. Pendekatan teori kontruktivistik pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatannya dalam proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar lebih berpusat pada siswa student-centered dari pada teacher-centered. 27 Pada prinsipnya, seluruh rangkaian penerapan model Siklus Belajar Learning Cycle membantu siswa untuk membangun pengetahuan yang baru dengan membuat perubahan secara konseptual melalui interaksi dengan lingkungan dan dunia nyata agar siswa terlibat secara langsung saat proses pembelajaran. Colburn Clough 1997: 33 mengemukakan, “research support the learning cycle as an effective way to help students enjoy science, understand content, and apply scientific processes and concepts to authentic situations ”. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Siklus Belajar Learning Cycle efektif untuk membantu siswa lebih menikmati proses pembelajaran, memahami materi dan membantu siswa untuk menerapkan proses sains dan konsep sains pada pembelajaran sesungguhnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Siklus Belajar Learning Cycle dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berfikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi – kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, pengembangan produk penelitian yang berupa modul sekaligus pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan model pembelajaran Siklus Belajar Learning Cycle 7E. 28

4. Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 37

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 24

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA.

0 0 38

Pengembangan Modul Fisika Sma Berbasis Science Technology Society Pada Materi Elastisitas Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa.

0 0 16

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Saintifik untuk Meningkatkan motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMA/MA.

0 0 17

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 19

Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Media Sosial Instagram Sebagai Sumber Belajar Mandiri Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA.

0 4 299

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 0 1

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMA MA BERBASIS SIKLUS BELAJAR 7E (LEARNING CYCLE 7E) BERBANTUAN VIDEO PADA MATERI FLUIDA DINAMIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI | Permatasari | Inkuiri 9670 20543 1 SM

0 0 9

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analitis Siswa - UNS Institutional Repository

0 0 15