Hasil Belajar Kajian Pustaka

30 membesarkan semangat belajar dan 5 menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat diartikan sebagai suatu yang menimbulkan dorongan agar siswa dapat memiliki perilaku belajar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar dalam proses pembelajaran baik yang bersumber dalam diri individu itu sendiri motivasi instrinsik maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik. Dalam penelitian ini, motivasi yang diukur terdiri dari tujuh aspek motivasi. Aspek-aspek yang diukur antara lain adalah: 1 adanya kemauan untuk belajar, 2 tersedianya strategi belajar yang aktif, 3 nilai belajar yang diperoleh siswa, 4 kompetisi dalam belajar, 5 penghargaan yang diperoleh siswa, 6 kepuasan hasil belajar dan 7 tersedianya lingkungan belajar yang menyenangkan Godelfridus Hadung Lamanepa, 2016: 208

5. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat katannya dengan rumusan tujuan pembelajaran yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam merancang proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada umumnya dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotor Moh. Uzer Usman, 2011: 34. Domain kognitif mencakup tujuan yang 31 berhubungan dengan ingatan recall, pengetahuan dan kemampuan intelektual. Domain afektif mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan, dan minat. Domain psikomotor mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan manipulasi dan gerak motor. Hasil belajar sains yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya pada ranah kognitif saja. Menurut Purwanto 2009: 50 hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi.Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Klasifikasi yang paling banyak digunakan adalah yang dibuat oleh Benjamin S. Bloom. Taksonomi Bloom untuk ranah kognitif Mundilarto, 2012: 8-9 adalah sebagai berikut. a. Pengetahuan Knowledge Tingkat kemampuan ini adalah yang paling rendah dalam ranah kognitif. Pada tingkatan ini siswa memiliki kemampuan mengingat materi istilah, satuan, simbol, lambang, definisi, nama, ciri-ciri, faktor yang dipelajari. Kata kerja operasional, misalnya: mendefinisikan, mengidentifikasi, mengenal, menyebutkan, menggambarkan, membuat daftar, menunjukkan, menyatakan, dsb. b. Pemahaman Comprehesion Pemahaman adalah langkah pertama setelah pengetahuan. Tingkat kemampuan ini siswa mampu memahami materi konsep, 32 prinsip, pengertian rumus, grafik, tabel, diagram, metode, prosedur yang dipelajari. Kata kerja operasional, misalnya: menjelaskan, menyimpulkan, membedakan, menyatakan kembali, mengidentifikasi, menginterpretasi, menggambarkan, mendeskripsikan, mengubah, merumuskan, memberi contoh, memprediksi, dsb. c. Penerapan Application Dalam tingkat aplikasi, siswa dituntut kemampuannya untuk menerapkan apa yang telah diketahuinya dalam suatu situasi yang baru baginya. Tingkat kemampuan ini siswa mampu menggunakan informasi pengetahuan yang telah diikuasai untuk memecahkan masalah dalam situasi baru dan nyata. Kata kerja operasional, misalnya: menerapkan, menghubungkan, memecahkan, menggunakan, menunjukkan, menentukan, menghitung, memprediksi, meyusun, menemukan, mengubah, mendemonstrasikan, mengembangkan, mengoperasi, menginterpretasi, mengilustrasikan, memilih, mempraktikan, dsb. d. Analisis Analysis Kemampuan siswa untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya. Dalam tingkat ini siswa mampu menganalisis, merinci, mengurai suatu pokok yang bersifat umum ke dalam komponen atau bagian dan menelaah bagian-bagian itunserta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian dan pemahaman 33 yang tepat asti keseluruhan. Kata kerja operasional, misalnya: menganalisis, membedakan, membandingkan,melakukan eksperimen, membukyikan, mengklarifikasi, mengamati, menemukan, menyelidiki, menjabarkan, dsb. e. Sintesis Synthesis Sintesis merupakan kemampuan berpikir kebalikan dari analisis. Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Dalam tingkat ini siswa mampu untuk menggabungkan beberapa komponen atau bagian dari suatu informasi menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum. Kata kerja operasional, misalnya: menyusun, mendesain, mengembangkan, merancang, merumuskan, menghasilkan, merencanakan, memformulasikan, menciptakan, mengorganisasi, mengkonstruk, membangun, menggeneralisasi, mengkombinasikan, menghubungkan memodifikasi, mempresiksi, dsb. f. Evaluasi Evaluation Evaluasi merupakan peringkat tertinggi pada ranah kognitif. Dalam tingkat ini siswa mampu mempertimbangkan hal yang baik dan hal yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu. Kata kerja operasional, misalnya: menyimpulkan, mengkritisi, menilai, memilih, membandingkan, memperimbangkan, memutuskan, meyeleksi, mengevaluasi, mengapresiasi, berargumentasi, mengukur, dsb. 34 Berdasarkan uraian diatas, tahapan-tahapan taksonomi Bloom dapat disajikan dalam bagan taksonomi Bloom pada Gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Bagan Taksonomi Bloom Leigton, 2007: 14 Berdasarkan bagan taksonomi Bloom pada Gambar 2 di atas, terlihat bahwa secara hirarkis tingkat hasil belajar kognitif dimulai dari tingkat yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai tingkat yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka kompleks dan penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. Enam tingkat tersebut adalah hafalan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , analisis C 4 , sintesis C 5 dan evaluasi C 6 . Hasil belajar ranah kognitif yang diteliti dalam penelitian ini meliputi C 1 hingga C 4. Hal ini didasarkan pada kisi-kisi UN SMAMA Tahun 20162017 mata pelajaran fisika 2017: 25-26 yang menunjukkan bahwa kemampuan umum siswa SMA pada ranah kognitif berada pada tingkat C 1 hingga C 4 yaitu meliputi aspek pengetahuan dan pemahaman, aspek aplikasi dan aspek penalaran. Knowlegde Comprehesion Application Analysis Synthesis Evaluation 35

6. Fluida Statis

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 37

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 24

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA.

0 0 38

Pengembangan Modul Fisika Sma Berbasis Science Technology Society Pada Materi Elastisitas Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa.

0 0 16

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Saintifik untuk Meningkatkan motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMA/MA.

0 0 17

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 19

Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Media Sosial Instagram Sebagai Sumber Belajar Mandiri Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA.

0 4 299

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 0 1

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMA MA BERBASIS SIKLUS BELAJAR 7E (LEARNING CYCLE 7E) BERBANTUAN VIDEO PADA MATERI FLUIDA DINAMIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI | Permatasari | Inkuiri 9670 20543 1 SM

0 0 9

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analitis Siswa - UNS Institutional Repository

0 0 15