Tabel 19. Hasil analisis sensitivitas kelayakan usaha perikanan tangkap terhadap penurunan output penerimaan usaha
Usaha Perikanan Tangkap
Output Rptahun Sensitivitas Terhadap
Penurunan Ouput
Jaring Arad 244.867.500,-
17,0 Cantrang
477.387.500,- 15,3
Gillnet Monofilamen 100.720.000,-
1,0 Gillnet
558.877.500,- 12,7
Jaring Rampus 111.127.500,-
1,0 Purse Seine
549.850.000,- 16,7
Pancing Layangan 83.475.000,-
9,6 Sumber : Hasil olahan data 2012
Berdasarkan Tabel 19, gillnet monfilamen dan jaring rampus termasuk sangat sensitif dengan penurunan output, dimana tidak layak lagi dilakukan bila
terjadi penurunan penerimaan usaha sebesar 1,0 . Jaring arad, purse seine, cantrang, dan gillnet termasuk usaha perikanan tangkap yang dapat mentolerir
terjadinya penurunan output, dimana masih layak dikembangkan bila penurunan output tersebut tidak mencapai 17,0 , 16,7 , 15,3 , dan 12,7 . Pancing
layangan cukup stabil selama penurunan output penerimaan usaha tidak turun melebihi 9,6 . Tabel 20 menyajikan hasil analisis sensitivitas kelayakan usaha
perikanan tangkap di Kota Tegal dari sisi input berupa peningkatan semua harga kebutuhan operasional melaut.
Tabel 20. Hasil analisis sensitivitas kelayakan usaha perikanan tangkap terhadap kenaikan semua input kebutuhan operasional
Usaha Perikanan Tangkap
Input Rptahun Sensitivitas Terhadap
Peningkatan Semua Input
Jaring Arad 125.256.250
33,3 Cantrang
228.742.500 31,9
Gillnet Monofilamen 75.250.000
1,3 Gillnet
273.656.250 26,0
Jaring Rampus 76.700.000
1,4 Purse Seine
297.183.000 30,8
Pancing Layangan 50.017.500
16,0 Sumber : Hasil olahan data 2012
Jaring arad, cantrang, gillnet, dan purse seine merupakan jenis usaha perikanan tangkap yang relatif tidak sensitif terhadap peningkatan harga atau
kebutuhan biaya operasional melaut, seperti minyak tanah, bensin, solar, oli, es balok air tawar, dan perbekalan ABK. Jaring arad, cantrang, gillnet, dan purse
seine baru tidak layak dilakukan bila peningkatan harga atau kebutuhan biaya operasional melaut masing-masing mencapai 33,3 , 31,9 , 26,0, dan 30,8
Tabel 20. Sementara kebutuhan melaut jaring arad, cantrang, dan purse seine di Kota Tegal saat ini masing-masing Rp 125.256.250,-, Rp 228.742.500,-, Rp
273.656.250,- dan Rp 297.183.000,-. Gillnet monofilamen dan jaring rampus menjadi usaha perikanan tangkap yang paling sensitif terhadap peningkatan semua
input. Hasil analisis sensitivitas kelayakan usaha perikanan tangkap di Kota Tegal dari sisi input BBM solar saja disajikan pada Tabel 21.
Secara khusus untuk peningkatan harga atau kebutuhan solar, jaring arad, cantrang, gillnet, dan purse seine juga termasuk usaha perikanan tangkap yang
relatif tidak sensitif. Keempat usaha perikanan tangkap ini, baru tidak layak dilakukan di Kota Tegal, bila terjadi peningkatan kebutuhan atau alokasi biaya
solar hingga 62,3 untuk jaring jaring arad, 81,3 untuk cantrang, 71,6 untuk gillnet, dan 71,9 untuk purse seine. Sedangkan gillnet monofilamen dan
jaring rampus termasuk usaha perikanan tangkap yang paling sensitif dengan kenaikan harga kebutuhan solar dari operasi penangkapan ikan di Kota Tegal.
Tabel 21. Hasil analisis sensitivitas kelayakan usaha perikanan tangkap terhadap kenaikan input solar
Usaha Perikanan Tangkap
Input Solar Rptahun Sensitivitas Terhadap
Peningkatan Input Solar
Jaring Arad 66.937.500
62,3 Cantrang
89.775.000 81,3
Gillnet Monofilamen 43.537.500
2,3 Gillnet
99.225.000 71,6
Jaring Rampus 33.750.000
3,2 Purse Seine
127.440.000 71,9
Pancing Layangan 17.550.000
45,7 Sumber : Hasil olahan data 2012
4.2 Hasil Analisis Faktor Produksi Dalam Operasi Usaha Perikanan
Tangkap
Untuk mendukung kelancaran operasi usaha perikanan tangkap termasuk di Kota Tegal, dibutuhkan beberapa faktor produksi yang berhubungan langsung
dengan kegiatan teknis operasi penangkapan ikan. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor
produksi dan output produksi Soekartawi, 2002
.
Ketidaksiapan faktor produksi dapat menyebabkan kegiatan operasi tidak dapat berjalan maksimal. Dalam
analisis faktor produksi pada bagian ini faktor-faktor produksi yang akan dianalisis mencakup ukuran jaring, lama trip, stok BBM, stok es, anak buah kapal
ABK, stok air tawar, dan perbekalan. Pada Bagian 4.1 telah dijelaskan bahwa usaha perikanan tangkap yang
berkembang di Kota Tegal ada tujuh jenis, yaitu jaring arad, cantrang, gillnet monofilamen, gillnet, jaring rampus, purse seine, dan pancing layangan. Setiap
usaha perikanan tangkap tersebut tentu akan membutuhkan faktor produksi dengan intensitas berbeda-beda, tergantung pada operasi penangkapan ikan yang
dilakukannya. Analisis faktor produksi pada bagian ini akan menggunakan analisis regresi berganda.
4.2.1 Faktor Produksi Dalam Operasi Usaha Perikanan Jaring Arad
Hasil analisis regresi berganda tentang hubungan produksi ikan oleh jaring arad dengan faktor produksi berupa ukuran jaring, lama trip, stok BBM, stok es,
anak buah kapal ABK, stok air tawar, dan perbekalan didapatkan nilai signifikansi sig 0,007. Nilai sig tersebut berada di dalam range kepercayaan
suatu hasil analisis regresi berganda, yaitu sig 0,05 Lampiran 27. Tabel 22 menyajikan hasil analisis pengaruh faktor produksi terhadap operasi penangkapan
ikan menggunakan jaring arad. Berdasarkan Tabel 22, maka model hubungan antara produksi ikan jaring
arad Y dengan faktor produksi panjang jaring X1, lama trip X2, stok BBM X3, stok es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 dapat
diilustrasikan sebagai berikut : Y = 21,637 +9,654 X1
– 90,550 X2 – 0,111 X3 + 7,558 X4 – 22,569 X5 + 0,272 X6
– 103,968 X7
Tabel 22. Pengaruh faktor produksi terhadap operasi penangkapan ikan menggunakan jaring arad
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
21.637 27.559
.785 .515
X1 9.654
1.695 .674
5.696 .029
X2 -90.550
25.378 -.769
-3.568 .070
X3 -.111
.107 -.184
-1.038 .408
X4 7.558
2.583 .502
2.926 .100
X5 -22.569
8.480 -.157
-2.662 .117
X6 1.588
.272 1.582
5.850 .028
X7 -103.968
24.978 -.727
-4.162 .053
a. Dependent Variable: Y
Model hubungan tersebut mempunyai koefisien determinasi R2 sekitar 0,999. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh bersama-sama ukuran jaring X1,
lama trip X2, stok BBM X3, stok es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 dapat menjelaskan sekitar 99,99 naik turun produksi ikan
menggunakan jaring arad. Sedangkan sisanya dipengaruh faktor lain di luar yang dikaji. Bila melihat nilai signifikansi setiap faktor produksi terhadap produksi
ikan menggunakan jaring arad di Kota Tegal, maka hanya ukuran jaring X1 dan stok air tawar X6 yang mempunyai nilai signifikansi 0,05 masing-masing
0,029 dan 0,028, sedangkan lima faktor produksi lainnya 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ukuran jaring dan ketersediaan stok air yang serius
atau benar-benar nyata dapat mempengaruhi kegiatan produksi ikan pada jaring arad di Kota Tegal. Lima faktor produksi lainnya tidak menyebabkan perubahan
nyata terhadap kinerja jaring arad dalam memproduksi ikan di Kota Tegal.
4.2.2 Faktor Produksi Dalam Operasi Usaha Perikanan Cantrang
Sebagaimana halnya jaring arad, faktor produksi dapat operasi penangkapan ikan menggunakan cantrang dapat berupa ukuran jaring, lama trip,
stok BBM, stok es, anak buah kapal ABK, stok air tawar, dan perbekalan. Hasil analisis pengaruh faktor-faktor produksi tersebut terhadap produksi ikan oleh
cantrang disajikan pada Tabel 23. Hasil analisis regresi pada Tabel 23, dapat diilustrasikan dalam model
matematis hubungan antara produksi ikan menggunakan cantrang Y dengan faktor produksi ukuran jaring X1, lama trip X2, stok BBM X3, stok es X4,
ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 sebagai berikut : Y = -2207,274
– 57,885 X1 + 88,738 X2 + 4,704 X3 + 55,172 X4 + 182,810 X5 – 0,423 X6
– 10,290 X7
Tabel 23. Pengaruh faktor produksi terhadap operasi penangkapan ikan menggunakan cantrang
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-2207.274 739.490
-2.985 .041
X1 -57.885
21.495 -.304
-2.693 .054
X2 88.738
46.749 .155
1.898 .131
X3 4.704
.789 .927
5.964 .004
X4 55.172
18.820 .268
2.932 .043
X5 182.810
84.969 .148
2.151 .098
X6 -.423
.725 -.067
-.583 .591
X7 -10.290
17.812 -.050
-.578 .594
a. Dependent Variable: Y Mengacu pada model tersebut, maka ada kecenderungan produksi
meningkat dengan bertambahnya lama trip operasi, stok BBM dan es di kapal, dan jumlah ABK yang ikut serta. Sedangkan jaring yang lebih panjangbesar, stok air
tawar dan perbekalan yang lebih banyak di kapal tidak menyebabkan peningkatan produksi ikan pada usaha perikanan cantrang. Model hubungan tersebut
mempunyai koefisien determinasi R2 sekitar 0,997 yang menunjukkan bahwa pengaruh bersama-sama ukuran jaring X1, lama trip X2, stok BBM X3, stok
es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 tersebut dapat menjelaskan sekitar 99,7 naik turun produksi ikan menggunakan cantrang di
Kota Tegal. Model hubungan tersebut dapat dipercaya karena mempunyai nilai signifikansi sig 0,00, sedangkan sig yang dipersyaratkan secara statistik adalah
0,05. Namun demikian, bila melihat nilai signifikansi pengaruh untuk setiap faktor produksi terhadap produksi ikan menggunakan cantrang tersebut, maka
hanya pengaruh stok BBM X3 dan stok es X4 yang bersifat signifikan, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi masing-masing 0,004 dan 0,043.
4.2.3 Faktor Produksi Dalam Operasi Usaha Perikanan Gillnet
Monofilamen
Berdasarkan analisis regresi berganda, pengaruh bersama-sama faktor ukuran jaring, lama trip, stok BBM, stok es, anak buah kapal ABK, stok air
tawar, dan perbekalan dapat dipercaya karena mempunyai nilai signifikansi sig 0,003 Lampiran 29. Hasil analisis regresi berganda tentang pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap produksi ikan menggunakan gillnet monofilamen disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Pengaruh faktor produksi terhadap operasi penangkapan ikan menggunakan gillnet monofilamen
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-40.468 83.199
-.486 .675
X1 .153
.021 .632
7.449 .018
X2 -23.462
18.332 -.080
-1.280 .329
X3 -3.603
1.467 -.219
-2.457 .133
X4 48.591
17.935 .499
2.709 .114
X5 -28.526
21.878 -.067
-1.304 .322
X6 .498
.804 .072
.620 .599
X7 135.697
65.230 .153
2.080 .173
a. Dependent Variable: Y Mengacu kepada Tabel 24, maka hubungan antara produksi ikan gillnet
monofilamen Y dengan faktor produksi panjang jaring X1, lama trip X2, stok BBM X3, stok es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7
dapat diilustrasikan dalam model matematis : Y = -40,468 + 0,153 X1
– 23,462 X2 – 3,603 X3 + 48,591 X4 -28,526 X5 + 0,498 X6 + 135,697 X7
Model tersebut mempunyai koefisien determinasi R2 sekitar 0,999, yang berarti pengaruh bersama-sama ukuran jaring X1, lama trip X2, stok BBM
X3, stok es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 dapat menjelaskan sekitar 99,99 naik turun produksi ikan menggunakan gillnet
monofilamen. Sedangkan 0,01 naik turun produksi ikannya dijelaskan oleh faktor lain. Bila melihat nilai signifikansi pengaruh setiap faktor produksi
terhadap produksi ikan gillnet monfilamen ini, maka hanya pengaruh panjang jaring X1 yang signifikan, karena nilai signifikansinya 0,018 di bawah 0,05
sebagai nilai sig yang dipersyaratkan.
4.2.4 Faktor Produksi dalam Pengembangan Usaha Perikanan Gillnet
Hubungan produksi ikan oleh gillnet dengan faktor produksi berupa ukuran jaring, lama trip, stok BBM, stok es, anak buah kapal ABK, stok air
tawar, dan perbekalan didapatkan nilai signifikansi sig 0,00 Lampiran 30. Hasil analisis pengaruh faktor produksi terhadap operasi penangkapan ikan
menggunakan gillnet disajikan pada tabel 25. Tabel 25. Pengaruh faktor produksi terhadap operasi penangkapan ikan
menggunakan gillnet
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-10107.229 740.291
-13.653 .005
X1 .838
.104 .247
8.067 .015
X2 -542.948
35.210 -.820
-15.420 .004
X3 4.121
.391 .493
10.550 .009
X4 188.914
10.082 1.639
18.738 .003
X5 931.179
76.191 .269
12.222 .007
X6 -3.203
.417 -.532
-7.674 .017
X7 -47.518
5.573 -.289
-8.526 .013
a. Dependent Variable: Y Bila mengacu kepada Tabel 25, model hubungan antara produksi ikan
menggunakan gillnet Y dengan faktor produksi ukuran jaring X1, lama trip
X2, stok BBM X3, stok es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 dapat diilustrasikan :
Y = -10107,229 + 0,838 X1 – 542,948 X2 + 4,121 X3 + 188,914 X4 + 931,179 X5
– 3,203 X6 – 3,203 X7 Berdasarkan ilustrasi model tersebut, maka ada kecenderungan produksi
meningkat dengan bertambahnya ukuran jaring , stok BBM dan es yang banyak di kapal, serta jumlah ABK yang ikut serta lebih banyak. Namun trip operasi yang
lebih lama, penyetokan air tawar dan perbekalan yang lebih banyak di kapal tidak menyebabkan peningkatan produksi ikan pada usaha perikanan gillnet. Model
hubungan tersebut mempunyai koefisien determinasi R2 sekitar 1,000, sehingga menunjukkan pengaruh bersama-sama ukuran jaring X1, lama trip X2, stok
BBM X3, stok es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 dapat menjelaskan sekitar 100 naik turun produksi ikan menggunakan gillnet di
Kota Tegal. Pada Tabel 25 juga ditunjukkan nilai signifikansi pengaruh setiap faktor
produksi terhadap produksi ikan menggunakan gillnet di Kota Tegal. Semua faktor produksi yang ada mempunyai nilai signifikansi di bawah 0,05, yang
berarti bahwa ukuran jaring X1, lama trip X2, stok BBM X3, stok es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 berpengaruh nyata terhadap
naik turunnya produksihasil tangkapan ikan yang didapat nelayan gillnet di Kota Tegal. Nilai signifikansi ukuran jaring, lama trip, stok BBM, stok es, ABK, stok
air tawar X6, dan perbekalan dalam kaitannya dengan produksi ikan menggunakan gillnet berturut-turut 0,015, 0,004, 0,009, 0,003, 0,007, 0,017, dan
0,013.
4.2.5 Faktor Produksi dalam Pengembangan Usaha Perikanan Jaring Rampus
Usaha perikanan jaring rampus merupakan salah satu usaha perikanan tangkap kecil yang dinyatakan tidak layak dikembangkan di Kota Tegal.
Ketidaklayakan pengembangan jaring rampus dipengaruh oleh kurang berimbangnya penerimaan dan pengeluaran serta sifat sensitifnya terhadap
peningkatan kebutuhan input yang tidak lain adalah faktor produksi yang habis
dipakai. Hasil analisis terkait pengaruh faktor produksi terhadap produksi ikan menggunakan jaring rampus ini di Kota Tegal disajikan pada Tabel 26.
Bila hasil analisis regresi pada Tabel 26 diinterperasikan secara matematis, maka hubungan antara produksi ikan jaring rampus Y dengan faktor
produksi ukuran jaring X1, lama trip X2, stok BBM X3, stok es X4, ABK X5, stok air tawar X6, dan perbekalan X7 dapat diilustrasikan :
Y = -390,589 + 1,809 X1 + 87,062 X2 – 43,586 X3 + 357,492 X4 -305,636 X5 +
10,447 X6 + 652,778 X7 Ilustrasi hubungan tersebut mempunyai nilai signifikansi sig 0,05, yaitu 0,016.
Tabel 26. Pengaruh faktor produksi terhadap operasi penangkapan ikan menggunakan jaring rampus
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-390.589 46.488
-8.402 .014
X1 1.809
.211 1.582
8.579 .013
X2 87.062
30.284 .693
2.875 .103
X3 -43.586
8.912 -2.615
-4.891 .039
X4 357.492
55.082 2.661
6.490 .023
X5 -305.636
48.985 -2.432
-6.239 .025
X6 10.447
2.393 .945
4.366 .049
X7 652.778
187.699 .515
3.478 .074
a. Dependent Variable: Y Mengacu kepada model matematis tersebut, maka produksi ikan jaring
rampus cenderung meningkat bila ukuran jaring lebih panjang, trip lebih lama, stok es, stok air tawar, dan perbekalan lebih banyak. Sedangkan stok BBM dan
jumlah ABK tidak mempengaruhi secara positif produksi ikan pada jaring rampus. Bila melihat nilai signifikansi pengaruh untuk setiap faktor produksi
terhadap produksi ikan menggunakan jaring rampus ini, maka hanya pengaruh lama trip X2 dan perbekalan X7 yang kurang nyata karena nilai