Hasil Analisis Interaksi Komponen Utama Pembiayaan

baik terutama di tingkat lokal, peran aktif bank umum dan BPD, pola konsumsi produk perikanan yang terus meningkat di masyarakat, kebijakan alokasi kredit atau pembiayaan pada UKM, dan trend investasi pada usaha perikanan tangkap yang cenderung membaik. Tabel 38 menyajikan hasil penilaian kelompok faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kota Tegal, Propinsi Jawa Tengah. Tabel 38 Kelompok faktor eksternal yang mempengaruhi pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kota Tegal Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang : Pemanfaatan kredit ketahanan pangan energi KKPE 0,10 3 0,30 Bunga kredit yang kompetitif 0,09 3 0,27 Kondisi sosial politik yang baik 0,12 2 0,24 Peran aktif Bank Umum dan BPD 0,08 3 0,24 Pola konsumsi konsumen produk perikanan 0,06 3 0,18 Kebijakan kredit pembiayaan pada UKM 0,04 4 0,16 Trend investasi pada usaha perikanan tangkap 0,04 3 0,12 Ancaman : Birokrasi kredit pembiayaan yang rumit 0,12 2 0,24 Praktek monopoli dan pengaturan harga 0,05 3 0,15 Ulah pesaing yang merusak citra produk 0,07 2 0,14 Pasokan BBM, es, air tawar yang belum stabil 0,10 2 0,20 Penegakan saksi pelanggaran oleh pihak terkait 0,05 2 0,10 Trip penangkapan yang bergantung cuaca 0,05 2 0,10 Pungutan liar oknum yang memberatkan cicilan kredit 0,03 1 0,03 1,00 2,47 Faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi keberhasilan usaha dan pembiayaan perikanan di Kota Tegal diantaranya adalah birokrasipersyaratan kredit atau pembiayaan yang cukup rumit, praktek monopoli dan pengaturan harga, ulah pesaing yang merusak citra produk, pasokan BBM, es, dan air tawar yang belum stabil, penegakan sanksi pelanggaran oleh pihak terkait cenderung tidak konsisten, trip penangkapan ikan yang bergantung pada cuaca, dan pungutan liar oknum yang memberatkan cicilan kredit. Berdasarkan Tabel 38, tetap terbukanya kesempatan pemanfaatan KKPE dianggap sebagai peluang karena kredit ini terbukti berpengaruh positif dan signifikan membantu pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kota Tegal. Beberapa nelayan di lokasi ada yang memanfaatkan kredit tersebut melalui bank umum rating =3, baik. Bunga kredit yang kompetitif yang diterapkan oleh lembaga perbankan menjadi peluang penting yang dapat dimanfaatkan usaha perikanan tangkap untuk mendapat bantuan pembiayaan. Dalam realisasi kredit pembiayaan selama ini ke UMKM, bunga kredit cukup menarik sekitar 14 -16 per tahun rating = 3, tinggi dan banyak UMKM yang telah memanfaatkannya meskipun pada bidang perikanan belum banyak. Kondisi sosial politik terutama di tingkat lokal Kota Tegal diharapkan selalu kondusif sehingga mendukung kegiatan perikanan termasuk dalam penyaluran kredit atau pembiayaan rating = 2, cukup. Kestabilan kondisi sosial politik ini sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat, yang mana bila tidak stabil dan mengakibatkan suplai ke pasar terganggu, harga menjadi tidak menentu hal ini dapat mengakibatkan cicilan kredit menjadi macet. Oleh karena itu faktor sosial politik yang kondusif ini sangat vital bagi kinerja usaha perikanan tangkap maupun lainnya bobot = 0,15. Bank umum dan BPD cukup aktif berpartisipasi menyalurkan kreditpembiayaan yang diperuntukkan bagi usaha kecil dan menengah. Untuk bank umum, BRI termasuk yang paling aktif di Kota Tegal dalam menyalurkan kreditpembiayaan rating = 3, baik. Pola konsumsi masyarakat saat ini yang cenderung lebih menyukai produk kelesterol rendah terutama dari produk perikanan juga menjadi peluang yang besar untuk bagi pemanfaatan kredit atau pembiayaan pada usaha perikanan tangkap rating =3, tinggi. Selama ini, ikan hasil tangkapan nelayan di Kota Tegal telah menjadi pemasok penting bagi pasar lokal Kota Tegal dan pasar potensial di Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Posisi strategis Kota Tegal dekat dengan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat telah menjadikan hasil perikanan Kota Tegal sebagai penyangga kebutuhan protein hewani hasil perikanan di tiga propinsi dengan populasi penduduk dan konsumsi yang padat tersebut. Selama ini, Pemerintah melalui sektor perbankan telah mengeluarkan kebijakan penting tentang perlunya pemberdayaan usaha kecil dan menengah