Hipotesis Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

15 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Perikanan Tangkap

Berdasarkan data DKP 2010 dan Food and Agricultural Organization FAO 2007, Indonesia menempati peringkat kelima dunia sebagai produsen perikanan, setelah China, Peru, Amerika Serikat, dan Cile. Pada tahun 2010, produksi perikanan tangkap Indonesia mencapai 4,27 juta ton dan produksi perikanan budidaya sebesar 4,28 juta ton. Produksi perikanan tersebut menyumbang produk domestik bruto PDB sekitar 3,4 . Bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya, Indonesia hanya menduduki peringkat keempat sebagai eksportir perikanan, setelah China, Thailand, dan Vietnam. Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembangan usaha perikanan tangkap di Indonesia masih lebih kecil jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya.

2.1.1 Komponen Utama Usaha Perikanan Tangkap

Menurut Monintja 2001, usaha perikanan tangkap merupakan salah satu komponen penting pada kegiatan perikanan. Oleh karena itu, usaha perikanan tangkap sangat terkait dengan komponen utama kegiatan perikanan lainnya, seperti 1 sumberdaya manusia; 2 sarana produksi; 3 prasarana pelabuhan; 4 unit pengolahan; dan 5 unit pemasaran. Secara detail komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1 Sumberdaya Manusia Dalam melakukan suatu usaha penangkapan ikan sangat dibutuhkan sumberdaya manusia yang tangguh, handal dan profesional. Untuk memperoleh tenaga-tenaga yang trampil dalam penguasaan teknologi maka sangat dibutuhkan pembinaan terhadap sumberdaya manusia yang merupakan langkah awal yang harus diperhatikan sehingga pelaksanaan kegiatan operasi penangkapan ikan dapat berjalan secara optimal. 2 Sarana Produksi Usaha penangkapan ikan sangat bergantung pada fungsi sarana produksi yang tersedia. Sarana produksi tersebut antara lain alat tangkap, pabrik es, galangan kapal, instalasi air tawar dan listrik serta pendidikan dan pelatihan tenaga kerja Dahuri, 2003. 3 Prasarana Pelabuhan Sesuai Peraturan Menteri Kelautan Perikanan nomor PER.16MEN2006 tentang Pelabuhan Perikanan, yang dimaksud dengan pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh danatau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Mengacu kepada maksud tersebut diatas, maka prasarana pelabuhan sangat dibutuhkan dalam memajukan usaha penangkapan ikan. 4 Unit Pengolahan Unit pengolahan berperan untuk mempertahankan kualitas hasil tangkapan yang diperoleh dari usaha penangkapan ikan, sehingga hasil tangkapan tersebut dan produk olahannya selalu dalam keadaan higienis dan terhindar dari sanitasi yang buruk. Unit pengolahan terdiri dari unit handling atau penanganan, processing dan packaging. Kegiatan unit pengelohan tersebut dapat dilakukan secara tradisional misalnya dengan cara penggaraman, pengeringan dan pengasapan ataupun dengan cara modern seperti menggunakan es, atau alat pendingin lainnya Moeljanto 1996. 5 Unit Pemasaran Hanafiah dan Saefuddin 1986 menyebutkan bahwa pemasaran merupakan arus pergerakan barang-barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen. Kontribusi setiap komponen pada kegiatan perikanan menjadi semakin penting oleh karena adanya perubahan-perubahan dalam hal ekonomi, teknologi, dan lingkungan, termasuk penggunaan cara-cara tradisional dalam penanganan sumberdaya perikanan. Dalam kaitan dengan usaha perikanan tangkap, semakin efisien alat penangkapan berarti semakin banyak ikan yang dapat ditangkap per satuan waktu, juga dengan adanya kemampuan sarana penyimpan seperti freezer, maka lebih banyak ikan yang dapat disimpan. Semua itu menunjukkan bahwa pengelolaan perikanan meliputi berbagai aspek dan sifatnya dinamis sesuai dengan perkembangan lingkungan.

2.1.2 Komponen Pendukung Usaha Perikanan Tangkap

Komponen pendukung merupakan komponen yang dibutuhkan sehingga suatu usaha dapat berkembang lebih baik. Dalam perikanan tangkap, komponen pendukung tersebut dapat mencakup : a Perilaku kapal penangkap ikan Mentaati kaidah-kaidah internasional untuk pencegahan terjadinya tabrakan di laut dan tidak membuang limbah yang membahayakan biota perairan merupakan perilaku baik yang harus diperihara oleh kapal penangkap ikan. Bila perilaku ini dapat dikendalikan dengan baik, maka berbagai kasus pelanggaran dapat diminimalisir dan keberlanjutan usaha perikanan tangkap lebih terjamin. b Catatan tentang kegiatan kapal ikan dimana kapal penangkap ikan harus memiliki log book dan melapor kepada pihak yang berkewenang. c Pemeliharaan hasil tangkapan artinya mutu hasil tangkapan harus diperhatikan mulai dari processing, handling dan packing yang memenuhi standar. d Jaminan asuransi, para pemilik kapal ikan wajib menyediakan asuransi perlindungan kecelakaankematian bagi setiap anak buah kapalnya. e Pemindahan muatan, dalam hal ini pemindahan hasil tangkapan diatur dan perlu dicacat dalam log book agar mudah dalam pengontrolan dan pengawasan pengelolaan serta konservasi.

2.2 Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap

Pengembangan usaha perikanan tangkap dapat dilakukan seiring dengan permintaan pasar terhadap produk perikanan yang terus meningkat. Disamping itu, Indonesia mempunyai perairan laut yang luas, sehingga sangat wajar bila usaha perikanan tangkap dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan. Menurut Depkominfo 2007, permintaan pasar dunia untuk konsumsi ikan akan terus menguat, dimana beberapa negara maju