Pemilihan matriks input dan estimasi Model
normalisasi W1 + W2 + W3 = 1, sehingga bila didapatkan maksimum = 2, maka perkaliannya menjadi sebagai berikut:
[ A -n I ] W = 0
3 2
1 1
1 1
2 1
32 31
23 1
21 13
12 1
w w
w a
a a
a a
a
Sehingga :
3 2
1 2
1 32
31 23
2 1
21 13
12 2
1
w w
w a
a a
a a
a
Dimana pada akhir perhitungan akan diperoleh vektor ciri w1, w2, w3. Vektor tersebut memberikan informasi, pilihan alternatif strategi yang paling
optimal. Untuk memudahkan analisis, operasional perbandingan berpasangan ini menggunakan software-sofware yang mendukung. Sedangkan untuk mengetahui
konsistensi hasil analisis dan sensitivitas strategi terpilih terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi di lokasi, maka dilakukan uji konsisten dan uji
sensitivitas. Kriteria uji konsistensi dan uji sentivitas AHP disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Kriteria uji konsistensi dan uji sentivitas AHP
Jenis Pengujian Kriteria
Rasio inconsistency 0,1
Sensitivity test Diharapkan tidak terlalu
sensitif Sumber : Expert Choice 9.5
65
4 HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap di Kota Tegal 4.1.1 Biaya Investasi Usaha Perikanan Tangkap
Usaha perikanan merupakan salah satu jenis usaha yang berperan besar bagi pembangunan perikanan Indonesia. Sekitar 49,72 juta unit 99,84 usaha
ekonomi di Indonesia dikelola dengan melibatkan potensi masyarakat lokal, dan dan 26,2 juta di antaranya bergerak di bidang perikanan. Kota Tegal merupakan
salah satu lokasi penting pengembangan usaha perikanan tangkap di Indonesia. Usaha perikanan tangkap yang banyak berkembang di Kota Tegal ini diantaranya
dari jenis jaring arad, gillnet monofilamen, cantrang, jaring rampus, purse seine, gillnet, dan pancing layangan. Dibandingkan dengan empat usaha perikanan
tangkap lainnya, cantrang, purse seine, dan gillnet umumnya diusahakan cukup besar di Kota Tegal dan mencapai ukuran 15-25 GT.
Menurut Imron 2008, potensi lestari sumberdaya ikan MSY di perairan Kota Tegal mencapai 6.952,04 ton per tahun. Bila melihat perkembangan usaha
perikanan tangkap yang cukup pesat di Kota Tegal, maka potensi lestari tersebut tidak terlalu besar, sehingga banyak nelayan sekitar terutama yang
mengoperasikan usaha perikanan cantrang, purse seine, dan gillnet melakukan penangkapan ikan ke wilayah yang lebih jauh, seperti ke perairan Kalimatan,
Sulawesi, NTT, dan Selat Karimata. Sumberdaya ikan potensial dan selama ini menjadi andalan nelayan di Kota Tegal diantaranya terdiri dari ikan jenis ikan
cakalang, tongkol, ikan sebelah, bambangan, peperek, manyung, ekor kuning, dan cumi-cumi.
Ikan cakalang, tongkol, bambangan, ekor kuning, dan cumi-cumi merupakan jenis sumberdaya ikan yang banyak ditangkap menggunakan jaring
arad, gillnet monofilamen, cantrang, jaring rampus, purse seine, gillnet, dan pancing layangan. Produksi kelima jenis ikan tersebut pada periode tahun 2008,
2009, dan 2010 menggunakan cantrang berturut-turut mencapai 27.828 ton, 26.305 ton, dan 36.401 ton. Produk ikan pada periode tahun 2008, 2009, dan